September,
4th ‘12
Los
Angeles, Canada.
L.A.X
August membalikkan tubuhnya, dan
menatap laki-laki dengan plaid t-shirt abu-abunya, dan tentunya jeans dan
converse itu tersenyum melambaikan tangannya. August tersenyum kembali, dan
melambaikan pelan.
“bye”
ucap August pelan, Greyson tersenyum, melihat mulut itu bergerak, dia
mengangguk, dan membiarkan wanita itu terbang jauh ke negara Indonesia,
memenuhi janji dirinya. Greyson menghela nafas, dan kembali masuk ke dalam
mobil untuk melanjutkan tugasnya disini. Greyson masih bertengkar dengan isi
hatinya, entah apakah hatinya itu masih menyimpan percikan kecil tapi sensitif
mengenai August, atau memang percikan itu sudah dipadamkan dengan hujaman cinta
dari Olivia. Greyson termenung dalam perjalan menuju apartemennya, Greyson
menatap kosong jalan Los Angeles yang cukup padat.
Sekali lagi Greyson menutup matanya,
sekali lagi dia ingat kejadian dimana dia mencium gadis itu lagi, mencium gadis
yang tidak berdaya di hadapannya, Greyson merasakan itu adalah suatu hal yang
benar, memang bibir itu harus tertempel dengan miliknya, memang senyuman itu
harus miliknya, memang pelukan itu memang miliknya, bukan, bukan untuk
siapa-siapa. Greyson merasa kan hal egois muncul dalam dirinya untuk melepasan
sesosok Olivia, dan kembali ‘memuja’ August. Mengambil hati August. Greyson, mendesah,
dan mengalihkan fikirannya, mengusir, pikiran negative nya itu, tidak, itu
tidak boleh terjadi. Batinya.
***
Jakarta,
Indonesia
September
6th 2012
“yak
ada August, disini, halo August apa kabar?” sapa penyiar radio, August yang
duduk tepat disebrangnya tersenyum lebar.
“baik,
baik” ucap August, tersenyum, menjawab pertanyaan tersebut. August duduk dengan
tenang, mengahdap penyiar yang sedang memberikan pertanyaan seputar karir
August di Los Angeles, sesekali ada lelucon, yang keluar dari Kevin Aprillio,
August tersenyum.
“nah,
lo kenal Emir Mahera gak nih?” tanya kevin Aprilio, tersenyum iseng, August
mengangguk.
“yap,
aku kenal, waktu premier Garuda Didadaku dua atau satu gitu kalo gak salah, aku
dikenalin, sama mama, sempet ngobrol, bbm, emang kenapa?” tanya August, Kevin
Aprilio, tersenyum.
“nah,
kemaren, tuh, dia dateng juga ke radio ini, dan waktu itu kita tanya, siapa sih
celebrity crushnya dia. Dan waktu itu, dia jawab itu lo, gimana nih? Di “suka”
in sama cowo yang lagi di gandrungin sama cewek seumuran lo?” tanya Kevin lagi,
August hanya tertawa garing.
“kita,
emang udah sebates temen doang, lagi pula aku udah, ekhm, taken, gak single
lagi, jadi apapun itu, mau crush kek atau apa, dia temen aku, itu aja sih” ucap
August tersenyum kecil. Kevin Aprillio mengangguk.
“nah,
lo kan udah tinggal sekitar delapan bulanan nih, di Los Angeles, apa bedanya
sih disana sama disini?” tanya Kevin kembali. Augsut sempat berfikir.
“paling
bedanya di traffic, sama people i met kali ya, kalo traffic, jelas LA, jauh
maju dari Indonesia, dimana semuanya tertib, gak ruweh, kalo orangnya apa ya?
Agak cuek sih ya? Buat sekedar nge judge. Soalnya juga selama aku di Indonesia
sama luar negri itu, apa ya? Aku kesannya sering di judge di Indonesia” ucap
August jujur.
“nge
judge gimana nih?” tanya Kevin lagi, August mengangkat poninya.
“umm,
ya kaya gini aja ya, aku yang puji tuhan banget, sukses di L.A dan sealigus,
bawa latar belakang aku orang Indonesia, orang L.A beener-bener appreciate ke
kerasan aku, kreativitas aku, tapi, gilaran aku disini, aku kayak layaknya
“artis yang belom anggup untuk ikut berkompetisi” jadi tuh kayak, what i did,
it’s copying other artist, kan aku juga sempet baca berita di situs, tentang
aku ngikutin lifestylenya Britney, yang kemana-mana hotpants, cropped tee, tank
top, disana, ya aku gimana ya? Aku yang orang indonesia, sedih aja sih, disaat
orang yang darahnya emang udah jauh dari alur tubuhku, menerima aku, menerima
aku as creqtive artist, tapi bam, pas ke Indonesia aku dijulikin copycat.
Gimana ya? Ya gitu deh” ucap Augsut terkekeh pelan, membenarkan rambutnya.
Interview berjalan, sektar satu setengah jam August berada dalam studio untuk
melakasanakan interview.
“okay
August, thank you for coming, hope we see you soon” ucap Kevin, August
tersenyum, dan mengucapkan terima kasih kembali, August berdiri, dan keluar
studio, Sasta yang duduk di luar menunggu intervie August menghampiri August
dan memampangkan berita yang tertera di layar iPhone Sasta.
“CODY WALKING ON THE STREET WITH GIRL?”
August terdiam, August menghela
nafas.
“Sasta,
i’m tired, jangan bawa-bawa itu dulu, gue ke indo mau kerja, gue percaya Cody
kok” ucap August. Lalu langsung keluar dari tempat radio itu, Sasta
mengikutinya dari belakang.
“lo
jangan sepenuhnya percaya gitu dong” ucap Sasta memprotes, August menoleh ke
belakang.
“gue
percaya Cody, selama dia masih percaya akan gue gak akan “main” sama Greyson,
gue gak mau berfikiran buruk” ucap August lagi.
“lo
sama Greyson itu gak bisa dijadiin alasan” bantah Sasta, August menghela nafas.
“mau
nemenin gue latihan, atau lo mau gue anterin pulang” ancam August. Sasta
menghela nafas, lalu menarik August ke pundaknya, August tersenyum.
“whatever
it takes, i’ll be your side darl” ucap Ssta tersenyum miris, melihat sahabatnya
seperti itu.
***
Jakarta,
Indonesia
Moving
Beauty Studio
September,
27th ‘12
”yap
one two three four five six seven take it back, take it down, jump and jump,
dab dab dab tap” lengking koreo. August mengikuti gerakannya dengan cepat, 4
jam bukanlah waktu yang singkat untuk mengikuti hal ini. Sudah sekitar 3
mninggu August melaksanakan latihannya, banyak hal yang sudah lakukan di
Indonesia, promo album, konser kecil, bahkan menjadi bintang tamu beberapa
acara pentas seni SMA.
Dunia juga sedang gigihnya mengincar
August, gosip beredar dimana-mana, masalah August pergi ke Indonesia, Cody
dilihat oleh media berjalan dengan teman wanitanya, ada beberapa foto yang
ketahuan Greyson sedang menelpon seseorang, dan August juga melakukan hal yang
sama dalam waktu yang tepat, ditambahkan rumor August akan mengadakan tour
kembali di awal tahun bersama One Direction, sepertinya August menjadi wanita
yang harus mengadakankonfrensi pers, Augsut dicari, hal ini tidak sedikit darah
yang dapat keluar dalam satu minggu. August ke walahan atas semuanya, dia masih
mempercayai Cody, akan selalu masih, meskipun banyak orang disekitarnya sudah
memperingatinya. Besok adalah malam puncak acara yang August akan hadiri, dan
lusa, dia harus kembali ke Los Angeles, mengerjakan kembali lagu baru yang
tertunda, dan Desember dia akan mengambil liburan, dan juga bisnis kerja dengan
Greyson di kampung halamannya.
***
Malam puncak pun berlangsung, August
memenangkan semua awards yang dia menjadi nominasi, penampilan August memukau,
menjadi top show selama acara itu berlangsung, koloborasi dirinya dengan artis
Indonesia, menjadi pembicaraan yang sangat meriah, Augsut sudah terlihat di
bandara untuk kembali ke Los Angeles dan mengerjakan seluruh tugasnya
tertunda...
***
Los
Angeles, Canada
October,
18th 2012
“August,
you need to be a little high in “oh i love you babe, please save me” line” ucap
produser rekaman August, August menatap ke arah produsernya, dan mengangguk,
alunan lagu terputar lagi, August menghela nafas.
“ohh
i love you baby, please save me” ucap August tinggi, Greyson yang duduk di
ruangan studio hanya memperhatikan, dengan ekspresi khawatir terhadap August, kondisinya menurun.
Greyson masih memperhatikannya, setelah berjam-jam Augsut selesai, August
kembali duduk di samping Greyson.
“are
you sick?” tanya Greyson, August menggeleng lemah. Lalu mengambil handphonenya,
dan melihat email dari Sasta seperti biasa,August hanya menghela nafas, semua
peringatan halus yang diberikan sahabatnya tentang pacarnya “bermain” di
belakang August. August hanya berdiam, dan menutup matanya, beban yang dia
tampung rasanya itu sangat terlalu berat. Seperti layaknya ada titikan air mata
yang ingin keluar dari matanya, sesaaat dia ingin menghilang dari dunia,
menenangkan dirinya, membunuh dirinya.
“are
you crying?” tanya Greyson, August menoleh, menggeleng. Lalu berdiri, dan
meninggalkan Greyson tanpa suara, Greyson masih terdiam melihat sosok bayangan
itu, dan menggelengkan kepalanya pelan, dan bersender kembali ke kursinya.
"what's wrong with her?" batin Greyson, menatap siluet yang sedang menatap handphonenya itu
***
Los
Angeles, Canada.
November,
20th 2012
Semakin lama, proses album August,
semakin berantakan seluruh hal yang ada, semuanya salah, berita Cody bermain
sudah terang-terangan tersebar, August masih
percaya akan sebuah cerita dongeng yang pernah terlantun dalam bibir manis itu,
masih terlena dalam ucapan indah dari sebuah pesan singkat, dan masih terhanyut
dalam larutan air dari tatapan lelaki itu, August masih percaya dalam hatinya,
selama Cody masih memperhatikannya lelaki itu akan mencintai August tau itu.
***
Edmond,
Oklahoma
December
25th 2012
Suara dentingan lonceng bergeming,
tawa anak kecil memecah, alunan musik beralun, salju turun dengan lembut,
senyuman khas, wangi kue khas, menyambut suasana natal yang syahdu. August
berjalan bersama Greyson, hand in hand, menuju rumah mereka, sambil berbincang.
Greyson mencoba membantu August dalam masalah ini, Augsut masih bersyukur akan
ada nya Greyson disampingnya, nyanyian natal yang indah sering mengalun lembut
dari mereka berdua, tarian konyol masih berjalan, Greyson membuat August
kembali nyaman, dan kembali menyadari betapa indahnya dunia.
***
London,
England
January
14th 2012
Tour August kembali diadakan, dengan
opening bersama One Direction. Hubungan August dan Cody terpuruk, August
mencoba untuk percaya, tapi apa day, cinta selalu membutakan dirinya.
“are
you ready on tour?” tanya Greyson sambil tersenyum menatap August.
“yeah
i’m ready and exited” ucap August tersenyum kekeh, sambil menatap lurus ke arah
Greyson.
“who’ll
take care of you, while your bleed...” ucap Greyson terdiam.
“Niall,
my Mom asked him” ucap August, Greyson menatap August lurus, masih ridak rela
merelakan sahabatnya pergi, selama ini August berpergian jauh selalu ada
Greyson di sisinya.
“it’s
okay Greyson” ucap August kembali, melihat tatapan khawatir Greyson. Greyson
tersenyum lemah, lalu memeluk sahabatnya itu.
“take
care okay?” pinta Greyson tulus, August tersenyum lemah, sahabatnya sepeduli
ini, apa yang dilakukan pacarnya saat ini?
“i
will, bye” ucap August, lalu berjalan masuk ke dalam bis, Greyson melambaikan
tangannya dan tersenyum lemah. August kembali pergi dari tangannya, kembali
meleset untuk mengerjakan kewajibannya, Greyson merasa iba, Greyson tau ada
yang salah antara August dan Cody, Greyson sering mendengar suara tangisan
kecil dari August, dan sura hembusan nafas letih. Greyson terlarut dalam
hanyutan pikirannya. Hingga handphonenya berbunyi.
“hello?”
tanya Greyson, membuka percakapan itu.
“hei
Greyson, miss you” ucap wanita di sebrangnya, Greyson langsung memandang
kakinya, dan mulai meninggalkan parkiran bis, dan berjalan ke arah mobilnya.
“i’m
great, miss you too” ucap Greyson tersenyum. Wanita itu menghelakan nafas lagi,
ya Olivia menghelakan nafasnya, dia terlalu letih dengan hubungan ini, tidak
sedikit pembicaraan sahabatnya mengatakan untuk mengakhiri hubungan mereka,
dimana Greyson lebih mementingkan sahabtnya daripada pacarnya.
“where
are you? Miss ou so much, long time no see” ucap Olivia.
“i’m
in London, i’ll back home now” ucap Greyson lagi.
“what
are you doing? Why you don’t tell me?” tanya Olivia lagi.
“helping
August, for her next concert” ucap Greyson lagi.
“oh,
okay talk you later, bye” ucap Olivia,
Olivia terdiam, menatap lurus kelangit, Olivia merasakan pedih kembali,
luka itu kembali tersayat, hatinya kembali terluka. Kapan? Kapan fikiran Greyson
dipenuhi dirinya? Kapan namanya bisa menggantian August?
***
Greyson menatap handphonenya
kembali, Greyson terheran-heran kemarin di telepon, Olivia masih baik-baik
saja, kenapa saat ini di amendapatkan telpon dari ibunya bahwa Olivia panas?
Greyson yang sedang berada di mobil menuju rumahnya masih berfikir keras, ada
apa?
***
“hey
baby what happen?” tanya Greyson saat masuk ke dalam kamarnya. Greyson melihat
wanita sedang terbaring tidur lemas di atas tempat tidurnya.
Hening. Tidak ada yang menjawab
Greyson mendekat, dan duduk di ujung tempat tidur, menatap gadis itu. Greyson
langsung membawa tubuhnya ke samping wanita itu.
“hey
baby, what happen?” tanya Greyson lembut. Olivia terbangun, dan melihat Greyson
ada di sampingnya. Olivia terdiam melihat senyuman itu.
“what
are you doing?” tanya Olivia.
“your
mom told me that you were sick, so i’m here, what happen?” tanya Greyson lagi.
Olivia terdiam lalu menggeleng.
“nothing”
ucap Olivia, membuang pandangannya, Greyson terdiam.
“tell
me if i did wrong” ucap Greyson. Olivia terdiam, Greyson masih menatap wanita itu, hening, ruangan itu senyap,
hingga suara isakan tangis terdengar.
“Olivia?”
panggil Greyson.
“what’s
my fault Greyson? what?” tanya Olivia sesak, sambil menutup matanya. Greyson terdiam
melihat wanita itu.
“what
do you mean?” tanya Greyson, heran.
“what
thing that August more attractive than me, what thing that your attention
always in her, why her, why me?” tanya Olivia lagi, Greyson terdiam.
“don’t
you think that it’s hurt to be me, to seeing you around my life that having fun
with another girl, and here i am, you girlfriend, just watching you?” tanya
Olivia.
“i
never asked you for anything, i won’t ever, but don’t you think it’s hurt, when
everybody start to asking me that are you my real boyfriend, because
everything always be Greyson adn August, not me, i’m your girlfriend not her”
isak Olivia, tangisan Olivia pecah, dia menumpahkan semua fikirannya di depan
pacarnya tersebut. Greyson terdiam melihat Olivia yang begitu rapuh.
“Olivia...”
ucap Greyson, pelan.
“don’t
touch me” ucap Olivia, Greyson masih terdiam.
“what
can i do to make this right?” tanya Greyson. hening, suara kamar Olivia hanya
dipenuhi oleh isakan pelan dari Olvia.
“leave
her” ucap Olivia. Greyson terdiam, tidak mungkin dia bisa meninggalkan August.
“why
her?” tanya Greyson.
“leave
her, or leave me” ucap Olivia kembali.
“don’t
beg me to choose over you and her, you two are my important girl in mylife”
ucap Greyson.
“i
do” balas Olivia dingin. Greyson menjauh, berdiri, diam, menatap banyangan itu.
Greyson memindakan tempatnya.
“i
love you, and i will always be” ucap Greyson membisikkan kata-kata itu ke arah
Olivia, dan mengecup pelan bibir Olivia. Greyson menutup matanya, ada suatu
robekan besar di dalam hatinya, ada suatu pedih yang tidak bisa menutupkan luka
itu, meskipun lem itu sebuah ciuman yang Greyson berikan, dan Olivia terima. This
is what he choose, he leaves her, he leaves August.
***
>>> yap, finally part 37 is UP :") :") aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa udah jarang banget nulisss >.< i'm sooooo sorry ): ): ): ): sibuk banget >.< kayaknya emang bener deh cerita ini bakal aku percepet dari perkiraan >.< sorry for late post, and as usual, thank you for wasting your time to read this, and let me know what do you think (:
- @Audeeyah
No comments:
Post a Comment