***
Jakarta,
Indonesia
February,
24 2013
Lapangan
Istora InDoor Senayan.
Senayan, dihentakkan dengan
beat-beat dari 2 artis papan atas. Histeria dari semua orang pun membaur.
August menyanyi dengan enerjik, tidak beda dengan One Direction. Koloborasi
yang biasa mereka lakukan pun dilakasanakan dengan indah. Senyuman August di
luar, benar-benar menutup ke kacauan di dalam hatinya. Menutup suatu badai,
yang siap untuk menggerus semua rasa cinta yang pernah ada di dalam hati itu. Tubuh
Augsut terhempas, dari kayangan awan yang dibuat dari kata indah mulut lelaki itu,
dalam langkah pertama. August meyakinkan dirinya untuk menyanggupi semua
konsekuensinya, itu, tapi August tidak akan pernah berfikir, akan segini
sakitnya, ketika August benar-benar merasa di hempas terjun ke bumi. Tanpa genggaman,
dan tanpa tempat landas yang baik. Tubuhnya sepertinya akan siap hancur
membentur aspal keras. Disaat dirinya jatuh, dirinya harus berdiri, August berdiri di tegah pecahan kacanya, menahan perih
dan tajamya kaca menusuk tubuhnya. Ini adalah komitmen August, dia tidak akan
perah megecewakan penggemarnya. August harus mau sanggup, menari dengan enerjik,
meyayi dengan indah, dan terseyum semanis mungkin, ditengah badai yag sedang
berkecamuk dalam hatinya, dan diatas pecahan kaca, dari ragkaian cerita
indahnya.
Sedangkan
Sasta haya bisa mengasihani sahabatnya itu yang sedang bertempur dengan
hebatnya di dalam diriya. Jika Sasta ditanyai siapa teman yang paling kuat dari
Sasta kenal, itu hanyalah August. Sasta, termaksut saksi buta August selama dia
di Indonesia, dimana August mejadi artis terkenal, dan juga dimana saat August menjadi
gadis biasa, dimana saat Sasta, sempat memergoki August menangis kecil di
koridor sekolah mereka dahulu, dan menjadi saksi penderitaan August, disaat dia
harus menahan perihnya jarum didalam tubuhyanya itu, hidupnya sulit. Tapi dia
tidak pernah membuat semua orang masuk ke
dalam kesulitan itu, dia kuat, hanya orang tertentu yang bisa masuk ke dalam
tembok itu. Sasta masih termenung, dan mengeluarkan handphone August, yang saat
ini dia pegang.
“hello,
can we talk for a minute?”
***
Bali,
Indonesua
May,
5th 2013
Tour August da One Direction
officially selesai, dan sekarang mereka mengambil beberapa hari untuk libur di
pulau dewata. August menyayangkan Sasta tidak mengikuti liburan kali ini, Sasta
tiba-tiba harus terbang ke Los Angeles, dengan akuan ada yang harus diurus
bersama keluarganya disana. August mengangguk dengan tidak rela, melihat
sahabatnya pergi di atas liburannya.
***
“hey,
i’m in, the corner, i’m wearing blue shirt, high ponytail” ucap Sasta, di salah
satu sudut kedai kopi Los Angeles. Orang disebrang sana mengucapkan mengerti,
dan menyelesaikan perbincangan mereka. Saat Sasta, menunggu beberapa menit, melihat laki-laki dengan
leather jacket, skinny jeans, dan converse. Sasta mengangkat tangannya.
Laki-laki itu menoleh, dan tersenyum mengahampiri.
“hey,
Sasta, nice to see you” ucap laki-laki itu. Sasta tersenyum kecil, dan membalas
pelukannya.
“hey,
Greyson, nice to see you” ucap Sasta. Greyson Chance, ya, siapa lagi?
“what’s
an air, you coming here?” tanya Greyson, setelah menerima pesanan latte-nya.
“i
want to make it quick, do you have any problem with August?” tanya Sasta,
Greyson mengerinyit.
“no,
not at all. Why?” tanya Greyson
“August
said you and her, lost contact, like when she did her tour” ucap Sasta kembali.
Greyson menghela nafas.
“listen,
i have career here, and my life just not about to take care of her, she got her
own protection right?” ucap Greyson lagi.
“don’t
be mad, i don’t know that you are Mr. Busy right now, but i just want to ask
you one thing, care to her, she need it now” ucap Sasta memohon.
“for
what?” tanya Greyson heran
“you
know for what!” balas Sasta tinggi. Greyson mengerinyitkan dahinya.
“i
have life here, my life is not about her, i told you that, i mean hello she is
no one, i have girlfriend, i need to work here” balas Greyson tambah dingin.
Sasta terdiam.
“so
you mean, she’s not important, but your girlfriend is?” tanya Sasta.
“of
course, she is my damn girlfriend Sasta, ofcourse she is important, i leaved
August, because i’m done with her drama, she had everything, she had boyfriend”
ucap Greyson lagi.
"drama? you mean her obviously disease that you've known like for an ages, you said drama?!" tanya Sasta heran menatap Greyson yang dengan egonya itu
"i know it's not, but seriously, she cries always everynight because of like useless thing don't ya know? i mean she had boy--" ucap Greyson terputus
“you
didn’t know that Cody is cheating on her?” tanya Sasta memotong pernyataan Greyson, priceless.
“i
don’t give a shit about that, at least she had 5 handsome boys, who ready to
protect her right, i don’t care about that anymore, i’m living my life now”
ucap Greyson, ketus. Sudah, ini sudah dari batas. Sasta berdiri.
“okay,
you don’t give your fuck to that, sorry, Mr busy for a slut” ucap Sasta
berdiri. Greyson menahan tangannya.
“watch
your words” ucap Greyson. Sasta menarik tangannya.
“did
you know for all this months, she has been fighting with her boyfriend keeping
what she believed, and did you know that, everynight, she cried in silent, did
you know, all of her smile that showed up was fake. Did you?” ucap Sasta
menatap mata Greyson langsung. Greyson masih terdiam.
“she
cried everynight, hoping the best, bust expecting the worst, blood always come
through her nose, she’s done with her boyfriend” ucap Sasta lagi.
“and
you, the person who she needed the most, with your fucking big ass ego, kissing
your girlfriend, who even just like her? Get a life Greyson, why do you love
some random fans? Desperate? She really looks like her, and don’t lie to your
self Greyson, you did love her. I know that. it clearly i can see it. Now get
off” ucap Sasta. Greyson terdiam mendegar semua protesan, dar i Sasta, saat
Sasta ingin berjalan, dia membalikan badannya.
“the
last, do you really forget, and throw all the beautiful memories that you had
with August, while August keep it save in her mind, do you really give up on
her?” tanya Sasta lagi melembut, dan meninggalkan Greyson. Sasta memberhentikan
taksi, dan meminta langsung pergi ke bandara. Semuanya selesai, yang hanya bisa
Sasta lakukan menghibur August.
***
No comments:
Post a Comment