Friday, October 19, 2012

Remember August ( Part 40 : Did You Forget? )


***

Jakarta, Indonesia
February, 24 2013
Lapangan Istora InDoor Senayan.

            Senayan, dihentakkan dengan beat-beat dari 2 artis papan atas. Histeria dari semua orang pun membaur. August menyanyi dengan enerjik, tidak beda dengan One Direction. Koloborasi yang biasa mereka lakukan pun dilakasanakan dengan indah. Senyuman August di luar, benar-benar menutup ke kacauan di dalam hatinya. Menutup suatu badai, yang siap untuk menggerus semua rasa cinta yang pernah ada di dalam hati itu. Tubuh Augsut terhempas, dari kayangan awan yang dibuat dari kata indah mulut lelaki itu, dalam langkah pertama. August meyakinkan dirinya untuk menyanggupi semua konsekuensinya, itu, tapi August tidak akan pernah berfikir, akan segini sakitnya, ketika August benar-benar merasa di hempas terjun ke bumi. Tanpa genggaman, dan tanpa tempat landas yang baik. Tubuhnya sepertinya akan siap hancur membentur aspal keras. Disaat dirinya jatuh, dirinya harus berdiri, August berdiri di tegah pecahan kacanya, menahan perih dan tajamya kaca menusuk tubuhnya. Ini adalah komitmen August, dia tidak akan perah megecewakan penggemarnya. August harus mau sanggup, menari dengan enerjik, meyayi dengan indah, dan terseyum semanis mungkin, ditengah badai yag sedang berkecamuk dalam hatinya, dan diatas pecahan kaca, dari ragkaian cerita indahnya.

Sedangkan Sasta haya bisa mengasihani sahabatnya itu yang sedang bertempur dengan hebatnya di dalam diriya. Jika Sasta ditanyai siapa teman yang paling kuat dari Sasta kenal, itu hanyalah August. Sasta, termaksut saksi buta August selama dia di Indonesia, dimana August mejadi artis terkenal, dan juga dimana saat August menjadi gadis biasa, dimana saat Sasta, sempat memergoki August menangis kecil di koridor sekolah mereka dahulu, dan menjadi saksi penderitaan August, disaat dia harus menahan perihnya jarum didalam tubuhyanya itu, hidupnya sulit. Tapi dia tidak  pernah membuat semua orang masuk ke dalam kesulitan itu, dia kuat, hanya orang tertentu yang bisa masuk ke dalam tembok itu. Sasta masih termenung, dan mengeluarkan handphone August, yang saat ini dia pegang.

“hello, can we talk for a minute?”

***

Bali, Indonesua
May, 5th 2013

            Tour August da One Direction officially selesai, dan sekarang mereka mengambil beberapa hari untuk libur di pulau dewata. August menyayangkan Sasta tidak mengikuti liburan kali ini, Sasta tiba-tiba harus terbang ke Los Angeles, dengan akuan ada yang harus diurus bersama keluarganya disana. August mengangguk dengan tidak rela, melihat sahabatnya pergi di atas liburannya.

***

“hey, i’m in, the corner, i’m wearing blue shirt, high ponytail” ucap Sasta, di salah satu sudut kedai kopi Los Angeles. Orang disebrang sana mengucapkan mengerti, dan menyelesaikan perbincangan mereka. Saat Sasta, menunggu  beberapa menit, melihat laki-laki dengan leather jacket, skinny jeans, dan converse. Sasta mengangkat tangannya. Laki-laki itu menoleh, dan tersenyum mengahampiri.

“hey, Sasta, nice to see you” ucap laki-laki itu. Sasta tersenyum kecil, dan membalas pelukannya.

“hey, Greyson, nice to see you” ucap Sasta. Greyson Chance, ya, siapa lagi?

“what’s an air, you coming here?” tanya Greyson, setelah menerima pesanan latte-nya.

“i want to make it quick, do you have any problem with August?” tanya Sasta, Greyson mengerinyit.

“no, not at all. Why?” tanya Greyson

“August said you and her, lost contact, like when she did her tour” ucap Sasta kembali. Greyson menghela nafas.

“listen, i have career here, and my life just not about to take care of her, she got her own protection right?” ucap Greyson lagi.

“don’t be mad, i don’t know that you are Mr. Busy right now, but i just want to ask you one thing, care to her, she need it now” ucap Sasta memohon.

“for what?” tanya Greyson heran

“you know for what!” balas Sasta tinggi. Greyson mengerinyitkan dahinya.

“i have life here, my life is not about her, i told you that, i mean hello she is no one, i have girlfriend, i need to work here” balas Greyson tambah dingin. Sasta terdiam.

“so you mean, she’s not important, but your girlfriend is?” tanya Sasta.

“of course, she is my damn girlfriend Sasta, ofcourse she is important, i leaved August, because i’m done with her drama, she had everything, she had boyfriend” ucap Greyson lagi.

"drama? you mean her obviously disease that you've known like for an ages, you said drama?!" tanya Sasta heran menatap Greyson yang dengan egonya itu

"i know it's not, but seriously, she cries always everynight because of like useless thing don't ya know? i mean she had boy--" ucap Greyson terputus

“you didn’t know that Cody is cheating on her?” tanya Sasta memotong pernyataan Greyson, priceless.

“i don’t give a shit about that, at least she had 5 handsome boys, who ready to protect her right, i don’t care about that anymore, i’m living my life now” ucap Greyson, ketus. Sudah, ini sudah dari batas. Sasta berdiri.

“okay, you don’t give your fuck to that, sorry, Mr busy for a slut” ucap Sasta berdiri. Greyson menahan tangannya.

“watch your words” ucap Greyson. Sasta menarik tangannya.

“did you know for all this months, she has been fighting with her boyfriend keeping what she believed, and did you know that, everynight, she cried in silent, did you know, all of her smile that showed up was fake. Did you?” ucap Sasta menatap mata Greyson langsung. Greyson masih terdiam.

“she cried everynight, hoping the best, bust expecting the worst, blood always come through her nose, she’s done with her boyfriend” ucap Sasta lagi.

“and you, the person who she needed the most, with your fucking big ass ego, kissing your girlfriend, who even just like her? Get a life Greyson, why do you love some random fans? Desperate? She really looks like her, and don’t lie to your self Greyson, you did love her. I know that. it clearly i can see it. Now get off” ucap Sasta. Greyson terdiam mendegar semua protesan, dar i Sasta, saat Sasta ingin berjalan, dia membalikan badannya.

“the last, do you really forget, and throw all the beautiful memories that you had with August, while August keep it save in her mind, do you really give up on her?” tanya Sasta lagi melembut, dan meninggalkan Greyson. Sasta memberhentikan taksi, dan meminta langsung pergi ke bandara. Semuanya selesai, yang hanya bisa Sasta lakukan menghibur August.



***

No comments:

Post a Comment