***
February,
24th 2012
Jakarta
Indonesia
Bandara
Soekarno-Hatta
Setelah August di opname selama
seminggu, barulah satu rombongan tour itu bertolak ke Jakarta, sudah
berkali-kali August mengucapkan dirinya tidak apa-apa. Dia akan senang untuk
menghabiskan winter di kampung halaman Niall, daripada di Jakarta, tapi
semuanya memaksa untuk langsung ke Jakarta, dan meninggalkan crew di sana. August
hanya bisa mengalah, melihat ke lima kakak barunya itu yang super duper
protektif, semenjak mereka tau kelainan dari August.
“where
do you want to live?” tanya August, langsung o the point.
“maybe
cottage?” tanya Liam, sambil menaikkan alisnya. August memutar matanya.
“let’s
go to my house, there are like three guest room, you can sharing right?” tanya August.
Mereka berfikir, dan mengangguk pelan.
“yeah,
why not?” ucap Zayn, dan mereka segera masuk ke mobil S.U.V, atau lebih
tepatnya mobil suruhan ayahnya.
“Papa
dimana pak min?” tanya August, selagi duduk di bangku depan.
“bapak
lagi di rumah, mau masak makanan buat eneng, ibu juga udah nyampe Jakarta
kemarin malem, neng gimana neng? Di luar? Baik?” tanya supir yang sudah dekat
dengan August selama dia tinggal di Jakarta itu.
“syukur
banget pak min, August baik-baik aja, cepet pak, August udah kangen sama
makanan papa” ucap August sambil cekikian, dan tersenyum. Kehormatan yang sudah
di camkan keras oleh keluarga Ayahnya yang masih berdarah Indonesia, untuk
tidak menggunakan kata Aku dengan orang dewasa. Masih di ucapkan oleh August. August
kembali mengecek handphonenya dan sibuk mengetik. Meskipun Niall tidak bisa
mengerti apa yang dibicarakan August, August seperti layaknya menutupi
kesakitannya di depan semua orang. Meskipun ke bapak-bapak didepan ini, yang
membuat August tertawa kecil, merespon jawaban itu.
“if
you want to going around Jakarta, sure you can, you can use my driver, anyway,
he can speak english” ucap August sambil menengok kebelakang, dan segera menguncir
rambut panjangnya. Mengeksposkan kalung perak bertuliskan dance, di atas open
top bajunya itu.
“sure,
but i guess i need some rest, and i need some... food” ucap Niall polos, August
tertawa kecil.
“my
dad cooks, and he really good at, it’s delicious” ucap August sambil tersenyum,
dan menatap ke arah jalan.
“here
you go my house” ucap August, sambil tersenyum setelah sekitar tiga puluh menit
melewati jalanan Jakarta.
“come
in” ucap August tersenyum, lalu membuka pintu depan dengan lebar, dan
membiarkan semua kakak barunya masuki, menatap ruang kosong, yang langsung
disuguhkan dua tangga panjang menuju atas.
“where
did you want to go first? Room or food?” tanya August tersenyum.
“maybe
room, put our things” ucap Louis. August mengangguk, lalu menuntun mereka
menuju ke atas, dan mengantarkan mereka ke kamarnya masing masing.
“home
theater there, public bathroom there, and if you want to see me, i’m in another
coridor, from another stairs, and the library near my room, kitchen is downstair,
so living room, and dining room. I have pool, and a small yard to play
basketball. the others room is my parents’s room, office room, and yeah a
meeting hall, like whatever that freak place it is. Is that clear?” tanya August
kembali.
“what
is this? Mantion or house?” tanya Harry langsung. August tersenyum.
“this
is my house” ucap August. “i’ll be waiting at the kitchen!” ucap August turun
dan langsung menuju ke bawah dan mendengar suara teriakan kangen.
“she
is true princess” ucap Zayn menggeleng-geleng melihat gadis itu. “yeah he is”
ucap Harry dan masuk ke dalam kamar. “i’m alone, i’m naked while sleep” teraik
Harry, dan langsung mengunci satu kamar, semua langsung meggeleng, dan masuk ke
kamar menaruh barang.
“guys
be hurry! My mom is waiting for you!” ucap August di koridor, mereka langsung
keluar dan melihat August sudah berganti pakaian dengan rambutnya diikat
tinggi. Semua mengangguk dan mulai turun. Saat turun mereka lansung bertemu
semua anggota keluarga August.
“this
is my parents” ucap August.
“hey,
mr, and mrs wibowo” ucap Zayn. Ibunya tersenyum, dan memeluk mereka satu
persatu.
“thank
you for take care of my little girl boys” ucap ibunya, mereka mengangguk
tersenyum.
“come,
let’s dinner, it’s delicious, we cooked chicken” ucap ayahnya, mengedipkan
matanya ke arah Niall. Mereka semua tertawa renyah. Mengambil meja di luar
ruangan, mereka bercanda tawa dengan senyuman yang merekah. August kembali
melupakan penyakitnya, dan menikmati hidupnya bahwa dia masih mempunyai
keluarga yang mencintai dirinya.
***
“see!
I told you!!!” teriak Sasta di kamar August, dan menghempaskan tubuhnya ke atas
kasur August.
“ah
tau ah, pusing gue” erang August dan kembali sibuk dengan laptopnya tersebut.
“lo
sama Cody udah putus?” tanya Sasta lagi, menengok ke arah August.
“belum,
tapi bakal” ucap August mendesah.
“Greyson
masih gak nelpon lo? Terus yang mutusin lo gimana? Nenek lampir itu gimana?”
tanya Sasta berentetan, August mantapnya tidak percaya dan melempar bantal ke
arah Sasta.
“kayak
nenek nenek lu” ucap August, dan kembali
fokus ke arah laptopnya.
“ya
Tuhan, segitunya kak eloh?!?!” tanya Sasta dibuat-buat. August tertawa melihat
ocehan-ocehan sahabatnya yang meracau dari tadi pagi jam 8. Yap, pagi-pagi
buta, sudah ada yang langsung meransek tanpa dosa ke arah kamarnya, dan
mengganggu jam istirahat August.
“tau
ah, serah lo, mau ngambil makanan, terus gue minjem laptop lo yak, mau tutor
bentar” ucap Sasta, bangkit, dan berjalan ke arah pintu.
“hem,
laptop isi pelajaran ada di meja tv, sekalian sas, tolong bawaiin gue chips,
sama jus dong, jus sirsak” ucap August, yang masih mengutak-ngatik laptopnya.
“hem”
ucap Sasta, langsung turun ke bawah, August mulai mengklik twitcam, dan twitcam pun mulai. August mulai
menyebarkan berita dia on twitcam, disaat seperti itu, ada gerakan jalan rusuh,
dari pintunya, dan pintunya dibuka keras.
“ah
idiot lu Sas, buka keras-keras amat” ucap August.
“dibawah”
ucap Sasta terdiam.
“paan?”
tanya August yang masih on twitcamnya itu.
“ada
Niall One Direction, shirtless” ucap Sasta, August priceless, mulutnya
menganga, dan langsung ngakak besar, sambil memberi tahu kepada penonton
twitcam itu.
“niall
is shirtlees in my house now, and my friend like HAHA, you should she her face
guys” ucap August masih tertawa.
“bacot
lu” ucap Sasta sambil melemparkan bantal ke arah August. August masih terbahak
sambil mengingat muka Sasta.
“gimana?
Kakak gue ganteng gak?” tanya August sambil cekikikan, lalu mulai kembali
mengurusi twitcamnya, sekitar 2 jam, twitcam berakhir. August dan Sasta kembali
hening sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Sasta sibuk dengan tutor home
schooling nya, dan August sedang
melihat-lihat majalah Elle, yang meliput New York Fashion Show.
“hey,
Augu... oh you had a guest” ucap seseorang masuk langsung, dan melihat sosok
Liam, di hadapannya.
“she’s
my best friend, Sasta, and Sasta, as you know, this is Liam Payne” ucap August.
Liam tersenyum melihat Sasta, dan menjabat tangannya.
“so,
what do you want to tell me?” tanya August.
“i’m
about to ask you go around Jakarta, go with us, seriously” ucap Liam. August
berfikir, dan langsung setuju. Liam menunggu dibawah. Tentu Sasta akan ikut
serta dalam wisata kecil ini.
“asalkan
gue 18 tahun.... gue nikahin deh Niall, demi apapun” dumel Sasta sedari tadi,
menunggu August siap-siap. August hanya tersenyum melihat temen yang, ekhm,
agak norak ini.
“bawel
lo ah, udah yuk” ucap August, setelah berfikir dia siap dengan bajunya, dan
segara menarik Sasta ke bawah. Melihat semua sudah duduk di ruang TV. August
langusng ngacir ke dapur, mengambil serauk makanan dan berjalan berdua dengan
Sasta, dengan tangan penuh makanan, semua tertawa melihat August dan Sasta,
membantu mereka, dan siap untuk berkeliling Jakarta, ya, hingga lusa, dia akan
melanjutkan tournya.
Tujuan
pertama, Danau yang ada di Sentul, danau yang penuh dengan rumput oren di
sekitarnya, berisi para pemancing menghabiskan waktunya. Ada juga kapal kecil
mengitari danau tersebut.
August, berdiri, termenung, melihat
air yang tenang, dihadapannya. Di Edmond, Di Arcadia Lake, August dan Greyson
pasti akan bercanda tawa di piggir danau, berlari kesana kemari, tanpa terbeban
akan suatu garis benci. August menutup matanya, dan kembali menerawang, menatap
air danau lurus, menanyakan, apa gerangan yang terjadi antara mereka berdua,
apa salah August? Hingga seketika Greyson, meninggalkan dirinya, dan seakan
semuanya baik-baik saja, meskipun mereka tahu tidak ada yang baik baik saja di
antara mereka berdua.
“are
you tired?” tanya Niall, merangkul August. August menatap Niall, dan menggeleng
pelan, mengatakan dia baik-baik saja. Niall mengangguk sambil tersenyum,
mengacak rambut adiknya, dan memberikan kecupan semangat ke adik itu. August
tertawa, dan merangkul pinggang Niall, sambil menyanyi beberapa lirik Payphone.
Ya, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk mengingat hal-hal tersebut. Ini
waktu untuk bermain-main, melupakan semua tekanan berat, yang August akan
selalu tampung. Only for now, cause this is her home, the place that everything seems right, place that always waiting for you to come back, to keep you safe. There's no place when you're in your home, and there's no beautiful place, if someone who care about you around you.
***
No comments:
Post a Comment