***
July
21st ‘12
Seattle,
America
Hari terakhir dimana, Hold On Dream
Tour berakhir, dan pertemanan August dan Greyson semakin buruk, hawa canggung
langsung menyeruak, jika mereka harus berlatih bersama, untung saja para
penonton tidak merasakan kecanggungan itu di konser. Jeremy, sebagai manager
mereka berdua sudah setress melihat perlakuan Greyson yang sangat bodoh, dan
sifat August yang terlalu cuek. Jeremy pun dibuat ribet dengan permasalahan
bodoh dari kedua remaja ini, tidak sekali wejangan menghujat August dan Greyson
keluar dari mulut Jeremy. Tidak sedikit, petuah-petuah tua yang diberikan oleh
kedua orang tua mereka, tidak sedikit bujukan Cody bahkan Olivia yang keluarkan
untuk mengstabilkan mood mereka berdua, dan oh ya, tidak sedikit cairan yang
diberikan ke August selama tour ini. Semua terasa salah.
Greyson merasa iba, melihat August
kembali berdarah, dan mulai menyuntik wanita yang sok tegar itu. Tapi iba
langsung digilas habis dengan tatapan kecewa, dingin, dan dengki dari tatapan
hitam legam itu. Nyali minta maaf dari Greyson terasa di gilas dengan ombak
keji dari mata itu. Seakan mata itu membunuh tatapan yang ada dihadapannya.
Greyson hanya sanggup menunduk, lalu mulai uring-uringan kembali.
Sampai sekarang, wanita yang duduk
disampingnya itu, yang dengan tenang, sedang ber sms ria dengan pacarnya. Masih
belum bisa menatap kenyataan, bahwa sahabatnya berubah. Berubah dengan hal
sepele, agak berlebihan memang, tapi tamparan yang berbekas di Washington DC
itu masih belum bisa August lupakan. Sepertinya janji-janji manis yang Greyson
pernah berikan ke August hanya omongan belaka, sepertinya janji itu telah
membuat diri August muak. August masih menatap handphonenya, meliaht sms dari
Cody. Kalau sudah begini, August tidak tau mau melakukan apa, tinggal beberapa
menit lagi August dan Greyson sampai di tempat radio yang ingin
menginterviewnya. August kembali menyenderkan tubuhnya dan menghela nafas.
“are
you ready for the interview?” tanya Ibunya dari bangku depan, August mengangkat
kepalanya dari handphone dan melihat ke arah ibunya, lalu mengangguk dan
berguman, lalu kembali menekuni handphonenya. August mulai mengambil handphonenya
dan mendengarkan musik.
Beberapa deretan lagu dari Jessie J,
dapat membuat August tersenyum sendiri, dan berguman sambil bernyanyi, dan juga
mengetik balasan sms dari pacarnya itu. August menengok ke arah samping, dan
melihat Greyson yang fokus bermain Temple Run di iPod nya. August kembali
menghela nafas lagi, dan membuang matanya ke arah jendela.
“my
hearts is a lil bit slower” lantun dari earphonenya. August mengerinyit, lalu
mendecak sebal, dan melihat list lagunya dengan cepat, dan langsung berganti
dengan lagu So Emotional, August mengehla nafasnya, dan membiarkan pikirannya
berlarut-larut.
Greyson mendengar nada lagunya dari
earphonenya August, Greyson menoleh pelan, lalu melihat ekspresi kesal dari
August, dan mengganti lagunya. Greyson menghela nafas dengan panjang. Temple
Run tidak bisa mengalihkan pikiran Greyson dari pertengkarannya August. Greyson
merasa uring-uringan, dan sifat August yang tidak peduli dengan persahabatannya
itu membuat Greyson makin pusing, apakah ini akan berakhir? Setelah tour ini?
Semuanya berakhir? Meninggalkan semua kenangan itu?
***
Greyson dan August akhirnya sampai
di tempat interview, August mulai keluar, dan langsung tersenyum melihat
fansnya yang berteriak, lalu langsung kembali menunduk dengan protek
bodyguardnya. Mendengar semua teriakan menggila August takut, August segera
berjalan dengan cepat, semuanya seperti tidak dikendalikan, dan benar saja
pagar pembatas ada yang rubuh. August melihat kebelakang, fans langsung
merangsek ke jalanan. August terdesak, dia kehilangan bodyguardnya yang
memandunya. August kehilangan nafas karena desakan fansnya, muka August sudah
memerah.
“Tolong,
jangan ditempat ini, jangan disaat ini” batin August. Saat August merasa akan
mengeluarkan darahnya, August menutup matanya, dan August merasa sentuhan
dihidungnya, ada yang menahan darah di hidung August, dan langsung menarik
tangan August keluar, semuanya rasanya sangat pelan, semua teriakan berdengung
di telinganya. August tidak bisa melihat dengan jelas, intinya, semua orang
sudah menarik dirinya ke dalam pelukan. August menghirup harum kue di
hidungnya, dan didetik itu juga. August tidak merasakan apa-apa.
***
August membuka matanya, dan dilihat
mamanya yang khawatir langsung berteriak terima kasih Tuhan. Tatapan August
masih buram, lalu kembali jelas perlahan. August terdiam, memegan dahinya
dengan pelan. Ada sekitar tiga orang langsung mengerubungi August, Mamanya,
Mamanya Greyson dan Jeremy. August langsung duduk.
“what
happened?” tanya August pelan.
“you’re
faint, in the middle of the crowded, hun luckt that ge—“ ucap Jeremey langsung
di potong dengan batuk dari Greyson. August mengerinyit.
“Greyson
saved me?” ucap August langsung ke Jeremy, sambil menatap lurus Greyson, yang
membuang mukanya terhadap handphonenya yang dia pegang.
“thank
you Greyson” ucap August pelan, tapi cukup didengar oleh Greyson, Greyson
menatap nanar mata August, lalu mengangguk sambil tersenyum lemah. August kembali
berdiri.
“are
you sure, still want to do the inteview?” tanya Jeremy lagi. August menoleh
kebelakang, lalu mengangguk.
“i’m
sure” ucap August, lalu keluar, dari gedung, sambil menenteng air mineral,
wedges pinknya itu segera dipakai, dan langsung berjalan.
August
keluar dari gedung, dan meliaht semua fans masih menungguinya. August
tersenyum, lalu langsung berlari kecil ke dalam gedung interview.
“Jeremy
can i have speaking trumpet?” tanya August, yang sudah di dalam gedung. Jeremy
mengerinyit, lalu memberikannya ke August. Dia berlari ke rooftop yang tidak
tinggi, dan berteriak dari atas.
“thank
you so much for coming guys! Thank you for waiting me! i’m okay! I love you!”
teriak August lalu masuk kembali, dan diiringi oleh teriakan fans-fans August.
“Jeremy,
can you order pizza for them? i mean, maybe they waiting for me, like a couple
hours, they can be starving, can you order some pizza, and give to them?” tanya
August setelah turun. Jeremy heran.
“why?
Why you’re so nice to them? they’re the reason why you faint” tanya jeremy, August
tersenyum lebar.
“fans
is my everything, i wouldn be anyone without them, they are someone who decide
not going sleep fast, spend their entire teenager life, for stalking me, tweet
me, i feel grateful, and because of that, i won’t let them down, let them cry,
let them worried abou tme, cause the one who need to care is not me, but them”
ucap August tersenyum, lalu berlari kecil mengambil iPhonenya, dan menelpon
pizza, setelah memesan sekitar lima puluh toping pizza. August kembali menekuni
handphonenya dan mulai tersenyum kecil
membaca sms dari Cody yang mengatakan dirinya baik-baik saja.
Saat sedang senang, August mendengar
orderan pizza sudah datang. August mengambil satu loyang, membiarkan ipizza itu
menumpuk didalam, dan langsung keluar, dengan senyum lebar. August berteriak
didepan fansnya.
“Pizaa!
Who wants pizza?” tanya August tertawa riang, semua oranga berteriak memekik
senang. Jeremy membawa dua loyang pizza, dan security August bertugas membawa
loyang yang bertumpuk, jika habis tinggal diganti.
August tersenyum dengan lebar
melihat fansnya tersenyum mengambil pizza dengan tisu yang disodorkan oleh
August. Ada beberapa orang, mengambil kesempatan untuk berfoto. Dengan senang
hati August berfoto, dan berbicara sedikit bersamanya. Semua orang terlihat
bahagia.
Setelah berkeliling tempat fans
berkumpul, Pizza yang August order hampir habis, tersisa tiga loyang. August
tersenyum puas, lalu mengambil satu slice meat lovers, dan berjalan dengan
riang ke ruangan interview. Dari semua prilaku itu, August tidak menyadari,
bahwa Greyson melihat tingkah lakunya, ada sedikit iri yang dilihat Greyson
dari pancaran August, yang selalu memikirkan fansnya, dan tidak begitu
memikirkan love life nya. Greyson tau, saat ini Cody juga sedang jatuh sakit
disana, ini dia tau dari Ibunya tadi saat August memberikan pizza diluar.
Apakah August tau kalau Greyson
ingin sekali seperti August, yang gampang membagi-bagi moodnya? Apakah August
tau kalau Greyson ingin sekali keluar dari tempat itu, dan juga dengan
bahagianya memberikan pizza-pizza itu? Apakah August tau dari semua hal sepele
yang dia lakukan, makin membuat Greyson bersalah? Kesimpulannya, apakah August
tau, sedari kemarin Greyson ingin meminta maaf kepada dirinya?
***
>>> good night [: x ! @Audeeyah is here [: yap! gue udah ganti Twitter, @deeyahs, is no longer active, so i decide to make another one @Audeeyah, people who doesn't get any accept request to follow in my private account, which is @Audiyahh, can follow me, at @Audeeyah [: you can unfollow me in @Audiyahh , cause @Audiyahh, ONLY for my daily life, just some people, i accept the follow request, if i really know them, so like usual, thanks you for wasting your time, and let me know what do you think [: x
- @Audeeyah [:
>>> good night [: x ! @Audeeyah is here [: yap! gue udah ganti Twitter, @deeyahs, is no longer active, so i decide to make another one @Audeeyah, people who doesn't get any accept request to follow in my private account, which is @Audiyahh, can follow me, at @Audeeyah [: you can unfollow me in @Audiyahh , cause @Audiyahh, ONLY for my daily life, just some people, i accept the follow request, if i really know them, so like usual, thanks you for wasting your time, and let me know what do you think [: x
- @Audeeyah [:
No comments:
Post a Comment