Monday, June 4, 2012

Remember August ( Part 28 : Does She Know It? )


***

July 21st ‘12
Seattle, America

            Hari terakhir dimana, Hold On Dream Tour berakhir, dan pertemanan August dan Greyson semakin buruk, hawa canggung langsung menyeruak, jika mereka harus berlatih bersama, untung saja para penonton tidak merasakan kecanggungan itu di konser. Jeremy, sebagai manager mereka berdua sudah setress melihat perlakuan Greyson yang sangat bodoh, dan sifat August yang terlalu cuek. Jeremy pun dibuat ribet dengan permasalahan bodoh dari kedua remaja ini, tidak sekali wejangan menghujat August dan Greyson keluar dari mulut Jeremy. Tidak sedikit, petuah-petuah tua yang diberikan oleh kedua orang tua mereka, tidak sedikit bujukan Cody bahkan Olivia yang keluarkan untuk mengstabilkan mood mereka berdua, dan oh ya, tidak sedikit cairan yang diberikan ke August selama tour ini. Semua terasa salah.

            Greyson merasa iba, melihat August kembali berdarah, dan mulai menyuntik wanita yang sok tegar itu. Tapi iba langsung digilas habis dengan tatapan kecewa, dingin, dan dengki dari tatapan hitam legam itu. Nyali minta maaf dari Greyson terasa di gilas dengan ombak keji dari mata itu. Seakan mata itu membunuh tatapan yang ada dihadapannya. Greyson hanya sanggup menunduk, lalu mulai uring-uringan kembali.

            Sampai sekarang, wanita yang duduk disampingnya itu, yang dengan tenang, sedang ber sms ria dengan pacarnya. Masih belum bisa menatap kenyataan, bahwa sahabatnya berubah. Berubah dengan hal sepele, agak berlebihan memang, tapi tamparan yang berbekas di Washington DC itu masih belum bisa August lupakan. Sepertinya janji-janji manis yang Greyson pernah berikan ke August hanya omongan belaka, sepertinya janji itu telah membuat diri August muak. August masih menatap handphonenya, meliaht sms dari Cody. Kalau sudah begini, August tidak tau mau melakukan apa, tinggal beberapa menit lagi August dan Greyson sampai di tempat radio yang ingin menginterviewnya. August kembali menyenderkan tubuhnya dan menghela nafas.

“are you ready for the interview?” tanya Ibunya dari bangku depan, August mengangkat kepalanya dari handphone dan melihat ke arah ibunya, lalu mengangguk dan berguman, lalu kembali menekuni handphonenya. August mulai mengambil handphonenya dan mendengarkan musik.

            Beberapa deretan lagu dari Jessie J, dapat membuat August tersenyum sendiri, dan berguman sambil bernyanyi, dan juga mengetik balasan sms dari pacarnya itu. August menengok ke arah samping, dan melihat Greyson yang fokus bermain Temple Run di iPod nya. August kembali menghela nafas lagi, dan membuang matanya ke arah jendela.

“my hearts is a lil bit slower” lantun dari earphonenya. August mengerinyit, lalu mendecak sebal, dan melihat list lagunya dengan cepat, dan langsung berganti dengan lagu So Emotional, August mengehla nafasnya, dan membiarkan pikirannya berlarut-larut.

            Greyson mendengar nada lagunya dari earphonenya August, Greyson menoleh pelan, lalu melihat ekspresi kesal dari August, dan mengganti lagunya. Greyson menghela nafas dengan panjang. Temple Run tidak bisa mengalihkan pikiran Greyson dari pertengkarannya August. Greyson merasa uring-uringan, dan sifat August yang tidak peduli dengan persahabatannya itu membuat Greyson makin pusing, apakah ini akan berakhir? Setelah tour ini? Semuanya berakhir? Meninggalkan semua kenangan itu?

***

            Greyson dan August akhirnya sampai di tempat interview, August mulai keluar, dan langsung tersenyum melihat fansnya yang berteriak, lalu langsung kembali menunduk dengan protek bodyguardnya. Mendengar semua teriakan menggila August takut, August segera berjalan dengan cepat, semuanya seperti tidak dikendalikan, dan benar saja pagar pembatas ada yang rubuh. August melihat kebelakang, fans langsung merangsek ke jalanan. August terdesak, dia kehilangan bodyguardnya yang memandunya. August kehilangan nafas karena desakan fansnya, muka August sudah memerah.

“Tolong, jangan ditempat ini, jangan disaat ini” batin August. Saat August merasa akan mengeluarkan darahnya, August menutup matanya, dan August merasa sentuhan dihidungnya, ada yang menahan darah di hidung August, dan langsung menarik tangan August keluar, semuanya rasanya sangat pelan, semua teriakan berdengung di telinganya. August tidak bisa melihat dengan jelas, intinya, semua orang sudah menarik dirinya ke dalam pelukan. August menghirup harum kue di hidungnya, dan didetik itu juga. August tidak merasakan apa-apa.

***

            August membuka matanya, dan dilihat mamanya yang khawatir langsung berteriak terima kasih Tuhan. Tatapan August masih buram, lalu kembali jelas perlahan. August terdiam, memegan dahinya dengan pelan. Ada sekitar tiga orang langsung mengerubungi August, Mamanya, Mamanya Greyson dan Jeremy. August langsung duduk.

“what happened?” tanya August pelan.

“you’re faint, in the middle of the crowded, hun luckt that ge—“ ucap Jeremey langsung di potong dengan batuk dari Greyson. August mengerinyit.

“Greyson saved me?” ucap August langsung ke Jeremy, sambil menatap lurus Greyson, yang membuang mukanya terhadap handphonenya yang dia pegang.

“thank you Greyson” ucap August pelan, tapi cukup didengar oleh Greyson, Greyson menatap nanar mata August, lalu mengangguk sambil tersenyum lemah. August kembali berdiri.

“are you sure, still want to do the inteview?” tanya Jeremy lagi. August menoleh kebelakang, lalu mengangguk.

“i’m sure” ucap August, lalu keluar, dari gedung, sambil menenteng air mineral, wedges pinknya itu segera dipakai, dan langsung berjalan.



August keluar dari gedung, dan meliaht semua fans masih menungguinya. August tersenyum, lalu langsung berlari kecil ke dalam gedung interview.

“Jeremy can i have speaking trumpet?” tanya August, yang sudah di dalam gedung. Jeremy mengerinyit, lalu memberikannya ke August. Dia berlari ke rooftop yang tidak tinggi, dan berteriak dari atas.

“thank you so much for coming guys! Thank you for waiting me! i’m okay! I love you!” teriak August lalu masuk kembali, dan diiringi oleh teriakan fans-fans August.

“Jeremy, can you order pizza for them? i mean, maybe they waiting for me, like a couple hours, they can be starving, can you order some pizza, and give to them?” tanya August setelah turun. Jeremy heran.

“why? Why you’re so nice to them? they’re the reason why you faint” tanya jeremy, August tersenyum lebar.

“fans is my everything, i wouldn be anyone without them, they are someone who decide not going sleep fast, spend their entire teenager life, for stalking me, tweet me, i feel grateful, and because of that, i won’t let them down, let them cry, let them worried abou tme, cause the one who need to care is not me, but them” ucap August tersenyum, lalu berlari kecil mengambil iPhonenya, dan menelpon pizza, setelah memesan sekitar lima puluh toping pizza. August kembali menekuni handphonenya  dan mulai tersenyum kecil membaca sms dari Cody yang mengatakan dirinya baik-baik saja.

            Saat sedang senang, August mendengar orderan pizza sudah datang. August mengambil satu loyang, membiarkan ipizza itu menumpuk didalam, dan langsung keluar, dengan senyum lebar. August berteriak didepan fansnya.

“Pizaa! Who wants pizza?” tanya August tertawa riang, semua oranga berteriak memekik senang. Jeremy membawa dua loyang pizza, dan security August bertugas membawa loyang yang bertumpuk, jika habis tinggal diganti.

            August tersenyum dengan lebar melihat fansnya tersenyum mengambil pizza dengan tisu yang disodorkan oleh August. Ada beberapa orang, mengambil kesempatan untuk berfoto. Dengan senang hati August berfoto, dan berbicara sedikit bersamanya. Semua orang terlihat bahagia.

            Setelah berkeliling tempat fans berkumpul, Pizza yang August order hampir habis, tersisa tiga loyang. August tersenyum puas, lalu mengambil satu slice meat lovers, dan berjalan dengan riang ke ruangan interview. Dari semua prilaku itu, August tidak menyadari, bahwa Greyson melihat tingkah lakunya, ada sedikit iri yang dilihat Greyson dari pancaran August, yang selalu memikirkan fansnya, dan tidak begitu memikirkan love life nya. Greyson tau, saat ini Cody juga sedang jatuh sakit disana, ini dia tau dari Ibunya tadi saat August memberikan pizza diluar.
           
            Apakah August tau kalau Greyson ingin sekali seperti August, yang gampang membagi-bagi moodnya? Apakah August tau kalau Greyson ingin sekali keluar dari tempat itu, dan juga dengan bahagianya memberikan pizza-pizza itu? Apakah August tau dari semua hal sepele yang dia lakukan, makin membuat Greyson bersalah? Kesimpulannya, apakah August tau, sedari kemarin Greyson ingin meminta maaf kepada dirinya?

***


>>> good night [: x ! @Audeeyah is here [: yap! gue udah ganti Twitter, @deeyahs, is no longer active, so i decide to make another one @Audeeyah, people who doesn't get any accept request to follow in my private account, which is @Audiyahh, can follow me, at @Audeeyah [: you can unfollow me in @Audiyahh , cause @Audiyahh, ONLY for my daily life, just some people, i accept the follow request, if i really know them, so like usual, thanks you for wasting your time, and let me know what do you think [: x 


- @Audeeyah [:

No comments:

Post a Comment