Thursday, June 21, 2012

Remember August ( Part 31 : Don't Want This Feeling )


***

“thanks for today babe, really love to spent a night with you, love you” ucap August lalu mengecup pelan pipi Cody, Cody tersenyum lalu mengangguk, dan mengusap pelan kepala August. August tersenyum, lalu keluar dari mobil Cody, dan memasuki apartemennya. August menyenderkan badannya ke dinding lift yang langsung mengakses ke penthousenya.vsaat bunyi dentingan lift terdengar, August langsung keluar, dan pas-pasan dengan Greyson baru ingin masuk ke dalam penthousenya. August tersenyum melihat Greyson, Greyson mengerlingkan matanya dengan tawa.

“getting this new hair cut, what do you think?” tanya Greyson masih memegang knob pintunya. August memerhatikan Greyson, lalu tersenyum.

“you look really ugly” ucap August sambil mengerling, dan terkekeh pelan.

“haha, okay thanks, see you this weekend. Mrs. Wibowo. Take care of yourself, call me, if you have that stupid deseas again” ucap Greyson. August mengangguk, lalu langsung merangksek kedalam penthousenya. Greyson masih berdiri didepan pintu penthousenya, dia menggigit bibirnya sendiri, masih ada getaran hebat didalam tubuhnya. Greyson meremas knob pintunya. Jangan, jangan muncul lagi perasaan itu. Dia sudah memiliki Olivia. Tolong Jangan. Gumannya, Greyson rangsung merogoh handphonenya, dan segera mencari-cari dengan gusar kontak teleponnya, terlihat lambang cinta disana, dan Greyson langsung menelponnya.

“hey baby, what’s up? I miss your kiss, hows your day?” tanya Greyson. Lalu masuk kedalam apartemennya, berusaha untuk mengapus perasaan konyol yang hinggap didalam hatinya.

***

Friday. July, 28th ‘12
Los Angeles, California

“are you exited? Cause i’m so beyond exited!!!” ucap Greyson menggamit tangan August dengan kencang. August terkekeh pelan lalu mengangguk dengan antusias. Greyson melepas genggaman itu, lalu langsung berlari kencang, dan menutup lift. August protes, sepanjang koridor, dan segera, menunggu lift itu terbuka. Setelah terbuka. August melihat Greyson dengan innocentnya berdiri tersenyum. August merangsek masuk, dan segera menutup liftnya.

“how dare you” ucap August, dan segera menghujam Greyson dengan pukulan-pukulan sahabat. Greyson berteriak minta ampun, tapi August menolaknya mentah-mentah.Kemeja August seketika langsung lecek-lecek ssetelah puas membuli Greyson. Greyson mukanya sudah merah, gara-gara berteriak sambil tertawa. Bahkan staff apartemen sampai geleng-geleng melihat tingkah laku August dan Greyson saat lift terbuka. Mereka tertawa lagi, lalu keluar dari apartemen, sambil berlari dengan kencang.

“lucky you don’t use your heels” ucap Greyson, sambil tertawa, dan menjaga kamera DSLR nya agar tidak jatuh. August tertawa dan mengangguk, entah dari kapan adat ini, jika dia bermain dengn Greyson, dia menyingkirkan semua heelsnya dan memilih untuk menggunakan flat shoes. Terkecuali ada acara seperti signing season dan sebagainya. August tersenyum lalu mulai mengejar Greyson lagi sambil tertawa lebar.



“so, where is the firststop?” tanya August, Greyson berdiri lalu berfikir.

“hows park?” tanya Greyson, August mengangguk setuju lalu mereka berdua berjalan, sekali candaan terselip dari mereka berdua sambil jalan. Kadang, mereka berlari-lari dan diakhiri dengan tawa. August tertawa lebar, Greyson tertawa puas. Sesekali, Greyson mengambil foto August candid, dan sesekali. August mengambil alih DSLR Greyson, dan mengambil foto mereka berdua. Saat sampai taman, hal yang mereka pertama kejar adalah ayunan, Greyson langsung memberikan kameranya ke August, dan menyuruh August untuk memfoto Greyson yang berdiri di atas ayunannya. August tergelak, dan melakukannya, mereka berdua bermain sambil tertawa lebar, entah sudah beberapa tawa yan gmereka keluarkan. August tau, disekeliling mereka pasti ada saja seseorang yan gmemerhatikan mereka, dan berbisik-bisik tentang mereka. tapi August dan Greyson berusaha untuk tidak peduli.

            Setelah puas dengan foto-foto ditaman. Greyson dan August segera berjalan kembali, menuju kedai ice cream favorite mereka di sini, memang tidak seenak kedai ice cream mereka favoriti di Edmon, tapi ice cream tempat itu lumayan enak. Greyson dan August segera memsan ice cream mereka berdua. Sambil tersenyum, August memberikan Ice Cream itu, dengan sengaja menaruh dihidung Greyson. Greyson menganga lebar. Lalu memprotes, dengan cepat August berlari sambil tertawa lebar, kembali ke taman, tapi sayang, August tertangkap tepat didalam teman. Greyson langsung mengangkat diri August sambil tertawa. August meronta, tanpa ampun Greyson memutar badan August, dan langsung menumpahkan es yang August pegang ke kepala August. August menganga lebar, dan melihat marah ke Greyson. Greyson memeletkan lidahnya dan langsung menubruk Greyson dengan tanpa dosa.

            Greyson jatuh tersungkur ke tanah. August tertawa, dan tanpa basa basi August langsung mememerkan ice cream yang ada di rambut Greyson ke muka Greyson, sambil tertawa. Greyson tertawa minta ampun, selain geli didaerah itu, Greyson memang sudah terbawa suasana have fun disana. Greyson, menahan tubuh August, yang juga tertawa lebar.

“enough, enough, you, haha” ucap Greyson sambil tertawa, lalu August memberhentikan tawanya, dan duduk disambing Greyson tidurr.

“i really need to clean my hair” ucap August, lalu berdiri, dan mencari pancuran air, segera membersihkan rabutnya dari ice cream-ice cream. Setelah bersih, August mengibaskan rambutnya, dan menciprtakan beberapa air. Greyson ,tertegun, melihat, itu seaakan melihat ...keindahan. Greyson langsung menggeleng, dan membersihkan baju dan yang terkena ice cream.



Kesenangan mereka berdua, tidak mereka rasakan berdua, beberapa remaja, memfoto mereka berdua, dengan diam-diam gadis itu mengambil foto mereka berdua, tanpa diketahui baik Greyson mau August, wanita itu melihat ke kameranya, dan langsung meninggalkan taman itu dengan senyum puas...

***

“let’s take some food, i’m starving” ucap August, Greyson mengangguk, mereka berdua berjalan bersama menuju kedai kecil untuk sekedar mengganjal perut mereka, sambil berbicara dijalan. August tidak sengaja melihat seorang, cewek memfoto mereka, August mendengus kesal, dan menunduk.

“seriously, can fans just leave us alone, it’s annoying me, to see them everywhere” guman August ke Greyson, Greyson mengerinyit hera, tumben-tumben August mengeluh atas fansnya. Greyson langsung merangkul August.

“just keep walking” ucap Greyson. August mengangguk, dan berjalan bersama Greyson, setelah sampai di kedai, yang sepertinya menyajikan pasta. August dan Greyson memilih untuk mengambil tempat yang agak menyudut, menjauh dari kerumunan.

“what do you want?” tanya Greyson, August melihat semua daftar menu.

“i guess, Lasagna, and Diet Coke is enough” ucap August lalu menutup menunya, dan menunggu Greyson memilih makanan.

“okay, two Lasagna, one diet coke, and one caramel coffe. Please” ucap Greyson, pelayan itu mengangguk dan meninggalkan mereka. Greyson menatap August yang sedang sibuk dengan handphonenya.

“what are you starring at?” tanya Greyson, penasaran. August menoleh ke Greyson dan menggeleng pelan.

“nothing” ucap August, terdiam. Lalu menaruh teleponnya di atas meja. August menatap mata Greyson langsung, Greyson kikuk, dan memilih untuk menatap kembali mata August. Mata hitam itu, bola mata itu, bola mata yang sempat menghujat Greyson masuk ke dalam tarian mata itu, memaksa Greyson untuk tetap berhenti disitu, dan mulai mencintainya. Mata itu seakan berbicara, berjiwa, dan terus menarik Greyson untuk mencintai mata itu. Greyson tersenyum lebar.

“i love your black eyes” ucap Greyson. August terkekh, dan kembali menatap mata coklat itu, mata ekspresif yang selalu berbinar, jika tertawa setulus hati, mata coklat yang akan sayu, jika merasakan suatu kesedihan, mata yang aka cepat mengecil, ketika sang pemilik sedang menangis.

“i love yours too” ucap August, masih dalam keheningan tiba-tiba handphone August berbunyi. August menggeleng, dan mengecek handphonya, manajer menelponnya, August memutar matanya, jangan bilang dia harus ke studio sekarang. Karena ini masih dalam liburannya. August terasa sangat malas.

“Hai, Jer, if you really to force me to go to the studio, or do some works, i totally don’t want it.” Ucap August langsung menyeka pembicaraan Jeremy disebrang sana.

“oh, so what are you want to talk about?” tanya August ketika mendengarkan balasan protes Jeremy. Setelah Jeremy mengomong, August bergeming, tidak percaya apa yang dia dengan.

“you are kidding right?” tanya August. Jeremy mengelak, dia serius disebrang sana. August menganga dan langsung menatap Greyson.

“what?” tanya Greyson setelah August menutup telepon itu. August masih speechless, lalu dengan teriakan yang ditahann.

“i get nominate at Indonesia Music Award, in September!!!” pekik August ringan. Greyson tersenyum lebar.

“oh my God, congratulation August, i’m proud of you” ucap Greyson yang langsung memeluk August. August mengangguk.

“and guess what?! I’m the youngest nominator from that awards, oh my God!! Plus-plus i’ll be performing in that stage, omg omg omg please please” ucap August langsung berteriak tertahan. Mengingat, bagaimana Jeremy memberitahukan tiga nominasi dari sepuluh. August mendapatkanya, penyanyi wanita terbaik, album terbaik, dan musik video terbaik. August masih speechless, dengan ini.

“i’m so proud of you baby girl!!!” ucap Greyson. August mengangguk dengan semangat lalu memukul meja itu dengan suara ddrum roll. Greyson tersenyum melihat muka August seperti itu.

“and i guess, i want to take a little holiday in Indonesia. Maybe foor a month?” ucap August menatap Greyson ragu. Greyson mengerinyit.

“a month? I mean until October?” tanya Greyson. August mengangguk.

“yeah, the show is about in the middle of September, for the rehearsing and stuff, maybe i’ll go in fifth, or sixth and back in the middle of October” ucap August menaikkan alisnya. Greyson berfikir.

“why you took so a long time?” tanya Greyson. August langsung mendekatkan jarak pandangannya ke Greyson.

“my dad stays there, and i just want to enjoy my holiday in the end of this year, like you know, August is my birthday, and September going back to Indonesia, November maybe i have an interview, and back to the studio, and finally deal with another holiday. The whole December” ucap August, Greyson berfikir sebentar.

“anyway, we should make a great birthday party Greyson” ucap August menatap lurus ke arah Greyson, dan terganggu dengan pelayan mengantarkan makanan mereka.

“yeah we should, like a teenager party!” ucap Greysn tersenyum.

“yeah buddy” ucap August, lalu mulai menyantap makanannya.

“talking about our party, and you’ll going to Indonesia for a long time, maybe, we must hang out together, to organize our party and heal my missing” ucap Greyson, memberhentikan aktifitas August yang sedang memakan lasagna itu dengan lahap.

“yeah we must” ucap August mengerling, lalu kembali tekun ke makanannya. Greyson terkekeh pelan, dan menunduk, melanjutkan makan siangnya itu. Untuk sekali lagi dia mengelakkan sesuatu hal yang dia sangat tidak inginkan dari kemarin.



***

No comments:

Post a Comment