Tuesday, June 26, 2012

Remember August ( Part 33 : Sleepover. Late Night Prank )


***

“clean yourself first” ucap Greyson, mendorong August ke dalam pent housenya. August mengangguk lalu masuk ke dalam pent housenya, dan membersihkan dirinya. August menengok ke arah kaca didepan pintu, saat dia fikir ini cukup untuk bersantai di rumah Greyson. August membawa selimut, favoritnya dan mengambil asal beberapa dvd yang ada di depan tv nya. August berjalan keluar, dan melihat ibunya Greyson sedang mengobrol dengan ibunya. August tersenyum lalu keluar dari pent housenya, dan mengeloyor dengan seenaknya ke pent house Greyson, dan langsung disambut dengan sofa, yang menjadi alih tempat tidur. August tersenyum, langsung terjun ke sofa itu.

“where’s Alexa?” tanya August, melihat rumah itu kosong melompong.

“back to Edmon, she lives there” ucap Greyson, August mengangguk, lalu menidurkan kepalanya, terlihat jam tujuh terpampang di jam digital Greyson. August bangkit, dan mengambil entah cemilan apa yang Greyson punya, dan kembali tidur di sofa tersebut. August bersandar, dan terlihat Orphan berputar. August memutar matanya.

“you don’t” ucap August. Greyson terkekeh.

“i do” ucap Greyson, tanpa ekspresi menatap August. August menatap Greyson lebar, dan dengan spontan. August meniban Greyson dengan seenaknya.

“i told you i hate this film! This movie doesn’t make a lot of sense!!!” ucap August yang dengan seenakanya, duduk di atas badan Greyson, yang mencoba melindungi dirinya.

“i don’t care, just watch it” ucap Greyson.

“no!” potong. August, lalu mulai mematikan dvd tersebut, dan mencari beberapa kepingan cd yang mungkin mereka bisa tonton.

“how about knowing?” tanya August, Greyson yang sudah duduk berrfikir sebentar.

“okay, put that” ucap Greyson. August tersenyum, lalu menaruh kedalam DVD player, August berdiri, dan kembali berbaring di atas sofa. Greyson berbaring disamping August, August dengan hening, menonton, film itu dimulai.

“i really miss this moment, actually” ucap Greyson tiba-tiba. August mengerinyit dan menengok ke arah Greyson.

“why?” tanya August, menatap Greyson, yang masih bersender tegak, tapi August sudah merosot kebawah.

“i just miss the moment, when me and you, laying together under the blanket, watching some movies, eating popcorn, and there’s no one can distrub us” ucap Greyson. August menatap lurus ke arah telivisi yang sedang menayangkan film knowing.

“yeah, me too, i mean it’s lovely when i have someone, can still act normal, like i’m the normal person in Oklahoma.”  Ucap August lagi, masih menatap lurus film tersebut.

“do you miss everything?” tanya Greyson.

“what should i miss? fifty persents of my childhood are spent on hospital, what should i miss?” tanya August menoleh ke Greyson dengan muka kesal. Greyson menghela nafas, dan menarik kepala August ke dalam pelukannya.

“you are the strongest person i’ve ever know beside my mom and my sister August” ucap Greyson .August menghela nafasnya pelan.

“i’m not Greyson, you make me” ucap August. Greyson terdiam, lalu berdiri, meninggalkan August, dan kembali membawa MacBook Airnya. August mengerinyit.

“you have no idea what i keep in my MacBook for this long time” ucap Greyson. August bersender, tegak dan melihat apa yang Greyson lakukan.

“this” ucap Greyson, membuka folder, yang selalu dia buka terakhir, dengan pasword yang sama.

“you have all of this? You got to be kidding me” ucap August tidak percaya, melihat semua koleksi foto-foto yang mereka pernah alami. Ulang tahun mereka berdua, foto August dirumah sakit, foto August sedang latihan cheerleading dengan teman-temannya.

“you keep this folder, even we’re in fighting?” tanya August lagi. Greyson tersenyum lalu mengangguk setuju.

“i guess i am?” balas Greyson, melebihkan ke pertanyaan. August tersenyum, lalu mengacak rambut sahabatnya itu.

“you are really my best friend in the world” ucap August, Greyson tersenyum lebar, lalu kembali menatap foto-foto yang mungkin sudah ada ribuan, didalam itu, karena mereka tahu, kisah mereka dalam hidup mereka yang sudah 15 tahun, tidak cukup hanya digambarkan dengan foto, dan tidak mudah untuk degambarkan dengan suatu cerita manis, karena ada suatu hal yang tersirat, dalam diri mereka, ada suatu benang tipis, tapi suatu hari akan bisa menebal, jika mereka masing-masing menyadari adanya benang tersirat itu diantara mereka...

***

“seriously, i have no idea with that picture, i really hate you. Greyson Michael Chance” ucap August masih tidak percaya dengan foto yang Greyson punya, satu foto aib yang August sangat berusaha untuk menyembunyikannya. Satu candid August dengan jeleknya, ingin bersin, sambil memegang cheese cakenya. Alhasil, dia membentuk muka aneh, dan krim cheese dari cheese cakenya itu, terkena di pipinya.

            Greyson masih ingat,saat itu adalah acara Thanksgiving, seperti biasa, keluarga besar August dan Greyson akan berkumpul di halaman belakang mereka, dan mulai berbincang, mengadakan pesta, seperti biasa lagi. August dan Greyson akan berlari sekeliling rumah, sambil mengambil foto keluarga mereka. August termasuk wanita yang ajaib, setiap di candid dia selalu memiliki muka yang enak dilihat, meskipun dia sedang menguap, atau sedang bersin ada saja, aura cantiknya keluar. Tapi tidak untuk satu foto yang Greyson tidak sengaja ambil. August benar-benar ngambek sama Greyson ketika dia tidak mau menghapus foto itu. August mendiami Greyson berhari-hari, sampai August memaafkannya, dengan sogokan ice cream yang cukup banyak ke August. Tapi August masih tidak percaya Greyson memiliki foto itu.

“delete it now, or i mad at you, and i won’t forgive you even you five me a tons of ice cream” ucap August, menunjuk tepat didepan muka Greyson.

“no i don’t” ucap Greyson. lalu mengclose foldernya itu. August mengambil alih MacBook Greyson, dan melihat foto-foto lain yang Greyson ambil dari DSLR nya.

“hows your realtionship with Olivia?” tanya August. Greyson tersenyum.

“it’s good, so hows yours?” tanya Greyson. August menghela nafas.

“i doubt tha he ever loves me, he doesn’t get any jealous whenever i’m with you” ucap August. Greyson mengerinyit.

“what?” tanya Greyson, penuh tidak mengerti.

“he seems like don’t care about me, he just go with it” ucap August lagi. Greyson terdiam sebentar.

“Olivia does too” guman Greyson, August mengerinyit menatap Greyson.

“dis she mad at me? when you know, there’s no much time you spent with her, since you got back here, you always go with me” ucap August lagi, Greyson menaikkan pundaknya.

“she’s busy with her school, she said she needs to fix her history and math class, i ask her to come here, maybe i can help a little about math, but she doesn’t” lanjut Greyson, terkekh pelan.

“you are so over your self, your math doesn’t good at all, i’m better than you” protes August. Greyson tertawa kecil lalu mengacak rambut wanita dihadapannya.

“no i’m seriously better than you” ucap Greyson, mereka tertawa sambil melanjutkan pembicaraan malam mereka yang kelewat menyenangkan. August mengambil popcornnya sambil tertawa, begitu juga Greyson tertawa kecil, mengganti film yang telah selesai, lalu kembali berbicara lagi, hingga Greyson tertidur. August mulai menatap bosan, dan menatap teman laki-lakinya. Itu, menggunakan kemeja. August langsung tersenyum nakal, August bangun dari tempatnya. Dengan perlahan, August membuka kemeja itu, bukan-bukan maksd August untuk membuka atasnya, dan “memfaatkannya” alih-alih August mengambil satu botol cream cheese di sampingnya. August, segera dengan perlahan, menyemprotkan cream cheese itu ke tubuh Greyson, dan menulis “DONT MESS WITH THE BADASS” August melakukannya, dengan segenap kekuatannya, menahan tertawa. Setelah puas. August mengambil hpnya, dan memfoto Greyson.

“Pranked.” Tulis August sambil disertai link fot Greyson yang sedang berbaring tidur pulas, dengan cream cheese di seluruh tubuhnya. August tertawa lalu mulai mengetik satu tweet baru lagi.

“i’m so sorry for my dearest bestfriend. Ecen, Cen, maafin gue... salah sendiri tidur lo kayak kebo... jangan benci gue cen, aku cinta pada muh~” tulis August dengan bahasa Indonesia, Baru beberapa menit setelah tweet itu, mention August membludak, dan ada satu tweet dari timelinenya, yang menggunakan bahasa Indonesia.

“itu Greyson gak bangun?” tanya wanita itu. August tertawa kecil. Lalu mengklik tombol reply. Dan membalas dengan cepat. “gak, dia itu kayak kebo kalo tidur, dibanguninnya susah setengah idup. K =))” balas August lagi, sambil tertawa yang digulum. August kembali melihat twitternya dan, kantuk menyerang dirinya, mungkin ini saatnya untuk tidur. August dengan tersenyum, menutup kembali kemeja Greyson, dan segera berbaring untuk mengistirahatkan badannya...




***

            Gadis remaja itu menghembuskan nafasnya lagi dengan berat, dia lihat jamya sudah jam dua belas malam, dan smsnya belum juga dibalas, padahal, tepat beberapa menit lalu, ada tweet dari seseorang yang membuat gadis ini naik pitam. Tolong, ini sudah berlebihan, semenjak pacarnya itu kembali ke LA dia belum benar-benar berbicara seperti layaknya orang merindu, malah, pacarnya sedang bermain dengan seenaknya dengan wanita lain yang sudah mempunyai pacar. Olivia langsung menatap gerah, melihat beberapa foto August dan Greyson sedang asiknya bermain di taman yang dekat dengan apartemen mereka. sambil bermain ice cream, atau entahlah, berguling seperti anak idiot di atas rumput, dan sepertinya hal itu, tidak diperparah, dengan midnight tweenya August yang dia mengerjai Greyson. berarti saat ini mungkin saja August sedang tidur disamping pacarnya. Ini membuat dirinya enek, melihat artis itu. Rasanya ingin menampar wanita itu langsung, dan membangunkan wanita artis itu, kalau lelaki yang tidur bersama dia sekarang sudah punya pacar. Olivia mendengus kesal, lalu membuka twitternya.

“kayaknya gak selebay itu deh, pacarnya siapa sih sekarang?” tweetnya, Olivia menghela nafas, lalu menulis kembali satu tweet. “dia itu gak single juga loh... gamalu ya? K” Olivia pun langsung menutup laptopnya dan segera merangsek ke tempat tidur untuk mengistirahatkan otaknya...



***
>>> here ya go! part 33! :D the "real" story begin (i guess xD) sooo. as usual, thank you for wating your time to read this, and let me know what do you think!
(: :D


- @Audeeyah

Saturday, June 23, 2012

Remember August ( Part 32 : Silly Love Songs )


***

“what place we gotta go now?” tanya Greyson sambil berjalan keluar dari toko tersebut. August memegang pinggulnya dan berfikir sebentar.

“hem, what time is it?” tanya August, Greyson mengecek jamnya, dan angka jarum pendek sudah berada di angka tiga, dan jarum panjang sudah ada di angka sebelas.

“three fifty five” ucap Greyson. August berfikir sambil berjalan, memutuskan untuk melakukan apalagi.

“i don’t what should we do” ucap August mengeluh, Greyson mengangguk. Saat mereka terlarut dalam fikiran, ada segerombolan pemain musik di depan emperan toko. August melihat sebentar, satu anak muda sedang memainkan gitar, dengan lagu Summertrain dari Greyson

“hey, check out that lil guy, singing your song” ucap August menunjuk ke lelaki kecil itu. Greyson menoleh, pelan dan tersenyum.

“i know what should we do” ucap Greyson, lalu menarik August mendekat ke arah lelaki itu.

“may i help you?” tanya Greyson. August mengerinyit heran, begitu juga lelaki itu.

“oh my God are you Greyson Chance, and you August Wibowo?” tanya lelaki kecil itu. August tersenyum.

“yes we are, so, can i have your guitar, and play for you a little song maybe?” tanya Greyson, August terkekeh, mendengar ucapan Greyson, secara spontan lelaki itu memberikan gitar ke August. August menerimanya.

“you know the chord of Stereo Hearts right?” tanya Greyson. August mengangguk.

“from the top” ucap Greyson, August mengangguk, lalu mulai menyentuh senar-senar yang ada di gitar itu.



“my heart is stereo, beats for you so listen close, keep my thought in every note, o ote”  ucap Greyson dengan lantang nya.

“make me your radio, turn it up when you feel low, this melody was meant for you to sing along to my stereo” ucap Greyson lagi, August tersenyum lebar, mungkin saja rap ini dia yang ambil, sekarang.

“if  i was just another dust you record on the shell, would you blow me up, and play me like everybody else, if i asked you to scratch my back, cause you managed that, let me in yeah, check in this boy, yeah i can handle that, further more i apologize, for shippin track, it is a last girl let me play othe couple cracks, i used to used to used know i’m over that” ucap lelaki yang tadi mengamen. August tersenyum lebar

“if i can only make a note to make you understand, i’ll sing a song, can you hear it grab you by the hand” ucap August dengan lembut, mengimbangkan suara mereka

“and just keep it stuck in your head like your favorite tune, and now my heart is stereo and just one place for you” ucap anak kecil itu. August tersenyum.

“ooooo, ooo oh” iring August tersenyum, gitar diambil alih oleh sang pengamen. August berdiri.

“my heart is stereo, beats for you so listen close, keep my thought in every note, o ote, make me your radio, turn it up when you feel low, this melody was meant for you, to sing along to my stereo” nyanyi August dan Greyson bersama, seketika, jalanan menjadi ramai, mendengarkan August dan Greyson bernyanyi, beberapa fans menjerit, melihat idolanya sedang menyanyi dihadapan mereka.

“o, o o o oo o o to my stereo o oo o sing along to my stereo” ucap August, Greyson pengamen kecil itu, dan para pendengar. Semua mendadak sunyi, dan August mengambil solo ini.

“i only pray you never leave me behind, because good music can be so hard to fine, i take your hand and hold it close it to mine, found love was deeply now, you changing my mind” nyanyi August dengan semangat, sambil menutup matanya, dan menunduk.

“my heart is stereo, beats for you so listen close, keep my thought in every note, o ote, make me your radio, turn it up when you feel low, this melody was meant for you, to sing along to my stereo” nyanyi mereka bersama. August mengambil alih, dalam nada background, semua orang tersenyum mendengar duet itu. Lagu itu selesai, dan beberapa orang memberikan beberapa pecahan uang, kedalam bungkus gitar itu.

“more, more, more” ucap gadis-gadis remaja disana. August menoleh kebelakang. Lelaki yang memegang gitar itu mengangguk setuju.

“can you playing payphone?” tanya August, lelaki itu mengangguk, August menoleh, kedepan, menggamit tangan Greyson.



“I'm at a payphone trying to call home, all of my change I spent on you, where have the times gone, baby it's all wrong, where are the plans we made for two?” buka August dengan senyum yang lebar.

Yeah, I, I know it's hard to remember, the people we used to be, it's even harder to picture, that you're not here next to me, you say it's too late to make it, but is it too late to try? And in our time that you wasted, all of our bridges burned down” nyanyi Greyson, melepas tangannya, menatap August sambil tersenyum.

“I've wasted my nights, you turned out the lights, now I'm paralyzed, still stuck in that time, when we called it love,  but even the sun sets in paradise, I'm at a payphone trying to call home, all of my change I spent on you, where have the times gone, baby it's all wrong, where are the plans we made for two?”
nyanyi August, menghadap Greyson dengan penghayatan yang August punya. August sambil menggerakkan tubuhnya, dan menunjuk Greyson, saat kata “you” tersebut.

“If  happy ever after did exist, I would still be holding you like this, all those fairy tales are full of shit, one more stupid love song, I'll be sick”
lantun lagi August, mereka saling bergandengan tangan, dan saling menatap mata masing-masing sambil menyanyi.

“oh, you turned your back on tomorrow, 'cause you forgot yesterday, i gave you my love to borrow, but you just gave it away. you can't expect me to be fine, i don't expect you to care, i know I've said it before, but all of our bridges burned down”
nyanyi August dan Greyson bergantian, dengan tatapannya ke arah August, melihat refleksi diri August yang tersenyum lebar seperti itu.

“I've wasted my nights, you turned out the lights, now I'm paralyzed, still stuck in that time, when we called it love, but even the sun sets in paradise”
nyanyi Greyson dengan senyumannya yang lebar, sambil tersenyum, menatap tangan yang saling menggamit itu.

“I'm at a payphone trying to call home, all of my change I spent on you, where have the times gone, baby it's all wrong, where are the plans we made for two?”
masih dengan lantun suara Greyson dan August dengan penuh penghayatan, mereka menghadap penonton, yang merekam mereka berdua, beberapa gadis merekam dengan kamera yang professional.

“If  happy ever after did exist, I would still be holding you like this, all those fairy tales are full of shit, one more stupid love song, I'll be sick. now i’m at payphone”
ucap August dengan pelan, lalu mengelus pundak tangan Greyson, August menutup dengan senyum yang lemah ke Greyson. Greyson tersenyum, dan mengecup pelan dahi August, lalu memeluk mereka, dan menunduk terima kasih atas tepukan itu. semua orang langsung memberikan pecahan uang ke tempat gitar kembali. August tersenyum.



“thank you for helping me, with this” ucap lelaki itu. August mengangguk, dan seketika, fans langsung mengerubungi mereka, untuk meminta foto. Greyson langsung menempatkan kameranya kesamping, dan meladeni fansnya, foto dan tanda tangan. Mereka tersenyum, menangis, semua perasaan bercampur. Augsut tersenyum lalu menangani fans-fans mereka. saat selesai. August mengecek jam Greyson, dan terlihat jam lima kurang. August langsung meminta Greyson pulang.

“let’s go home” ucap August. Greyson mengangguk, dan meminta maaf untuk pulang karena sudah terlalu letih. August menunduk, dan berjalan duluan, diikuti Greyson.

“i feel a lil bit dizzy” ucap August ke Greyson. Greyson mengangguk, lalu langsung berjalan menuntun August.

“you still want to sleep at my pent house?” tanya Greyson memastikan. August mengangguk. Greyson mengangguk lagi, dan berjalan langsung menuju apartemen mereka. lebih baik mereka segera ke apartemen, atau tidak August mengeluarkan darah lagi.

***

Thursday, June 21, 2012

Remember August ( Part 31 : Don't Want This Feeling )


***

“thanks for today babe, really love to spent a night with you, love you” ucap August lalu mengecup pelan pipi Cody, Cody tersenyum lalu mengangguk, dan mengusap pelan kepala August. August tersenyum, lalu keluar dari mobil Cody, dan memasuki apartemennya. August menyenderkan badannya ke dinding lift yang langsung mengakses ke penthousenya.vsaat bunyi dentingan lift terdengar, August langsung keluar, dan pas-pasan dengan Greyson baru ingin masuk ke dalam penthousenya. August tersenyum melihat Greyson, Greyson mengerlingkan matanya dengan tawa.

“getting this new hair cut, what do you think?” tanya Greyson masih memegang knob pintunya. August memerhatikan Greyson, lalu tersenyum.

“you look really ugly” ucap August sambil mengerling, dan terkekeh pelan.

“haha, okay thanks, see you this weekend. Mrs. Wibowo. Take care of yourself, call me, if you have that stupid deseas again” ucap Greyson. August mengangguk, lalu langsung merangksek kedalam penthousenya. Greyson masih berdiri didepan pintu penthousenya, dia menggigit bibirnya sendiri, masih ada getaran hebat didalam tubuhnya. Greyson meremas knob pintunya. Jangan, jangan muncul lagi perasaan itu. Dia sudah memiliki Olivia. Tolong Jangan. Gumannya, Greyson rangsung merogoh handphonenya, dan segera mencari-cari dengan gusar kontak teleponnya, terlihat lambang cinta disana, dan Greyson langsung menelponnya.

“hey baby, what’s up? I miss your kiss, hows your day?” tanya Greyson. Lalu masuk kedalam apartemennya, berusaha untuk mengapus perasaan konyol yang hinggap didalam hatinya.

***

Friday. July, 28th ‘12
Los Angeles, California

“are you exited? Cause i’m so beyond exited!!!” ucap Greyson menggamit tangan August dengan kencang. August terkekeh pelan lalu mengangguk dengan antusias. Greyson melepas genggaman itu, lalu langsung berlari kencang, dan menutup lift. August protes, sepanjang koridor, dan segera, menunggu lift itu terbuka. Setelah terbuka. August melihat Greyson dengan innocentnya berdiri tersenyum. August merangsek masuk, dan segera menutup liftnya.

“how dare you” ucap August, dan segera menghujam Greyson dengan pukulan-pukulan sahabat. Greyson berteriak minta ampun, tapi August menolaknya mentah-mentah.Kemeja August seketika langsung lecek-lecek ssetelah puas membuli Greyson. Greyson mukanya sudah merah, gara-gara berteriak sambil tertawa. Bahkan staff apartemen sampai geleng-geleng melihat tingkah laku August dan Greyson saat lift terbuka. Mereka tertawa lagi, lalu keluar dari apartemen, sambil berlari dengan kencang.

“lucky you don’t use your heels” ucap Greyson, sambil tertawa, dan menjaga kamera DSLR nya agar tidak jatuh. August tertawa dan mengangguk, entah dari kapan adat ini, jika dia bermain dengn Greyson, dia menyingkirkan semua heelsnya dan memilih untuk menggunakan flat shoes. Terkecuali ada acara seperti signing season dan sebagainya. August tersenyum lalu mulai mengejar Greyson lagi sambil tertawa lebar.



“so, where is the firststop?” tanya August, Greyson berdiri lalu berfikir.

“hows park?” tanya Greyson, August mengangguk setuju lalu mereka berdua berjalan, sekali candaan terselip dari mereka berdua sambil jalan. Kadang, mereka berlari-lari dan diakhiri dengan tawa. August tertawa lebar, Greyson tertawa puas. Sesekali, Greyson mengambil foto August candid, dan sesekali. August mengambil alih DSLR Greyson, dan mengambil foto mereka berdua. Saat sampai taman, hal yang mereka pertama kejar adalah ayunan, Greyson langsung memberikan kameranya ke August, dan menyuruh August untuk memfoto Greyson yang berdiri di atas ayunannya. August tergelak, dan melakukannya, mereka berdua bermain sambil tertawa lebar, entah sudah beberapa tawa yan gmereka keluarkan. August tau, disekeliling mereka pasti ada saja seseorang yan gmemerhatikan mereka, dan berbisik-bisik tentang mereka. tapi August dan Greyson berusaha untuk tidak peduli.

            Setelah puas dengan foto-foto ditaman. Greyson dan August segera berjalan kembali, menuju kedai ice cream favorite mereka di sini, memang tidak seenak kedai ice cream mereka favoriti di Edmon, tapi ice cream tempat itu lumayan enak. Greyson dan August segera memsan ice cream mereka berdua. Sambil tersenyum, August memberikan Ice Cream itu, dengan sengaja menaruh dihidung Greyson. Greyson menganga lebar. Lalu memprotes, dengan cepat August berlari sambil tertawa lebar, kembali ke taman, tapi sayang, August tertangkap tepat didalam teman. Greyson langsung mengangkat diri August sambil tertawa. August meronta, tanpa ampun Greyson memutar badan August, dan langsung menumpahkan es yang August pegang ke kepala August. August menganga lebar, dan melihat marah ke Greyson. Greyson memeletkan lidahnya dan langsung menubruk Greyson dengan tanpa dosa.

            Greyson jatuh tersungkur ke tanah. August tertawa, dan tanpa basa basi August langsung mememerkan ice cream yang ada di rambut Greyson ke muka Greyson, sambil tertawa. Greyson tertawa minta ampun, selain geli didaerah itu, Greyson memang sudah terbawa suasana have fun disana. Greyson, menahan tubuh August, yang juga tertawa lebar.

“enough, enough, you, haha” ucap Greyson sambil tertawa, lalu August memberhentikan tawanya, dan duduk disambing Greyson tidurr.

“i really need to clean my hair” ucap August, lalu berdiri, dan mencari pancuran air, segera membersihkan rabutnya dari ice cream-ice cream. Setelah bersih, August mengibaskan rambutnya, dan menciprtakan beberapa air. Greyson ,tertegun, melihat, itu seaakan melihat ...keindahan. Greyson langsung menggeleng, dan membersihkan baju dan yang terkena ice cream.



Kesenangan mereka berdua, tidak mereka rasakan berdua, beberapa remaja, memfoto mereka berdua, dengan diam-diam gadis itu mengambil foto mereka berdua, tanpa diketahui baik Greyson mau August, wanita itu melihat ke kameranya, dan langsung meninggalkan taman itu dengan senyum puas...

***

“let’s take some food, i’m starving” ucap August, Greyson mengangguk, mereka berdua berjalan bersama menuju kedai kecil untuk sekedar mengganjal perut mereka, sambil berbicara dijalan. August tidak sengaja melihat seorang, cewek memfoto mereka, August mendengus kesal, dan menunduk.

“seriously, can fans just leave us alone, it’s annoying me, to see them everywhere” guman August ke Greyson, Greyson mengerinyit hera, tumben-tumben August mengeluh atas fansnya. Greyson langsung merangkul August.

“just keep walking” ucap Greyson. August mengangguk, dan berjalan bersama Greyson, setelah sampai di kedai, yang sepertinya menyajikan pasta. August dan Greyson memilih untuk mengambil tempat yang agak menyudut, menjauh dari kerumunan.

“what do you want?” tanya Greyson, August melihat semua daftar menu.

“i guess, Lasagna, and Diet Coke is enough” ucap August lalu menutup menunya, dan menunggu Greyson memilih makanan.

“okay, two Lasagna, one diet coke, and one caramel coffe. Please” ucap Greyson, pelayan itu mengangguk dan meninggalkan mereka. Greyson menatap August yang sedang sibuk dengan handphonenya.

“what are you starring at?” tanya Greyson, penasaran. August menoleh ke Greyson dan menggeleng pelan.

“nothing” ucap August, terdiam. Lalu menaruh teleponnya di atas meja. August menatap mata Greyson langsung, Greyson kikuk, dan memilih untuk menatap kembali mata August. Mata hitam itu, bola mata itu, bola mata yang sempat menghujat Greyson masuk ke dalam tarian mata itu, memaksa Greyson untuk tetap berhenti disitu, dan mulai mencintainya. Mata itu seakan berbicara, berjiwa, dan terus menarik Greyson untuk mencintai mata itu. Greyson tersenyum lebar.

“i love your black eyes” ucap Greyson. August terkekh, dan kembali menatap mata coklat itu, mata ekspresif yang selalu berbinar, jika tertawa setulus hati, mata coklat yang akan sayu, jika merasakan suatu kesedihan, mata yang aka cepat mengecil, ketika sang pemilik sedang menangis.

“i love yours too” ucap August, masih dalam keheningan tiba-tiba handphone August berbunyi. August menggeleng, dan mengecek handphonya, manajer menelponnya, August memutar matanya, jangan bilang dia harus ke studio sekarang. Karena ini masih dalam liburannya. August terasa sangat malas.

“Hai, Jer, if you really to force me to go to the studio, or do some works, i totally don’t want it.” Ucap August langsung menyeka pembicaraan Jeremy disebrang sana.

“oh, so what are you want to talk about?” tanya August ketika mendengarkan balasan protes Jeremy. Setelah Jeremy mengomong, August bergeming, tidak percaya apa yang dia dengan.

“you are kidding right?” tanya August. Jeremy mengelak, dia serius disebrang sana. August menganga dan langsung menatap Greyson.

“what?” tanya Greyson setelah August menutup telepon itu. August masih speechless, lalu dengan teriakan yang ditahann.

“i get nominate at Indonesia Music Award, in September!!!” pekik August ringan. Greyson tersenyum lebar.

“oh my God, congratulation August, i’m proud of you” ucap Greyson yang langsung memeluk August. August mengangguk.

“and guess what?! I’m the youngest nominator from that awards, oh my God!! Plus-plus i’ll be performing in that stage, omg omg omg please please” ucap August langsung berteriak tertahan. Mengingat, bagaimana Jeremy memberitahukan tiga nominasi dari sepuluh. August mendapatkanya, penyanyi wanita terbaik, album terbaik, dan musik video terbaik. August masih speechless, dengan ini.

“i’m so proud of you baby girl!!!” ucap Greyson. August mengangguk dengan semangat lalu memukul meja itu dengan suara ddrum roll. Greyson tersenyum melihat muka August seperti itu.

“and i guess, i want to take a little holiday in Indonesia. Maybe foor a month?” ucap August menatap Greyson ragu. Greyson mengerinyit.

“a month? I mean until October?” tanya Greyson. August mengangguk.

“yeah, the show is about in the middle of September, for the rehearsing and stuff, maybe i’ll go in fifth, or sixth and back in the middle of October” ucap August menaikkan alisnya. Greyson berfikir.

“why you took so a long time?” tanya Greyson. August langsung mendekatkan jarak pandangannya ke Greyson.

“my dad stays there, and i just want to enjoy my holiday in the end of this year, like you know, August is my birthday, and September going back to Indonesia, November maybe i have an interview, and back to the studio, and finally deal with another holiday. The whole December” ucap August, Greyson berfikir sebentar.

“anyway, we should make a great birthday party Greyson” ucap August menatap lurus ke arah Greyson, dan terganggu dengan pelayan mengantarkan makanan mereka.

“yeah we should, like a teenager party!” ucap Greysn tersenyum.

“yeah buddy” ucap August, lalu mulai menyantap makanannya.

“talking about our party, and you’ll going to Indonesia for a long time, maybe, we must hang out together, to organize our party and heal my missing” ucap Greyson, memberhentikan aktifitas August yang sedang memakan lasagna itu dengan lahap.

“yeah we must” ucap August mengerling, lalu kembali tekun ke makanannya. Greyson terkekeh pelan, dan menunduk, melanjutkan makan siangnya itu. Untuk sekali lagi dia mengelakkan sesuatu hal yang dia sangat tidak inginkan dari kemarin.



***

Monday, June 18, 2012

Remember August ( Part 30 : What kind of feeling is this? )


***

“HOME!!!!” teriak August langsung berbaring di atas sofanya. August melepaskan nafasnya dengan lega, dua bulan melaksanakan konser, dan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, perjalanan yang melelahkan, dan juga ...menyenangkan. August berdiri langsung masuk ke kamarnya, dan berbaring sekali lagi, sambil mengecek nomor hapenya.

Let’s going the the movie tonight, miss you babe <3

Received :
08:10:56
Today

From :
Cody
+1325569870
           
            August tersenyum, lalu segera membalas dengan cepat.

“okay, i’ll take a little rest tonight, pick me up at five, see you soon, i love you, and miss you” ketik August  lalu berjalan ke kamar mandi, mencuci muka, dan segera merangsek ke tempat tidurnya. August memutar musik dari iPodnya, dan segera menidurkan tubuhnya, menarik untuk beristirahat.

***

            Lagu So Far Away Avenged Sevenfold membangunkan August dari tidurnya, August melihat hpnya, dan terlihat sudah jam tiga siang. August terbangun dan langsung memegang kepalanya, pusing karena tidur terlalu lama. Tubuh August langsung terasa remuk diseluruh tubuh, tapi August masih bangun dengan mengingat janjinya bersama Cody sore ini. August terseok berjalan ke kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya. August keluar, dan langsung mengambil asal cropped tee galazxnya, dan diambil silver venus hot pantsnya, August mengacak asal alat aksesorisnya dan mengambil sembilan potong aksesoris yang dia beli kemarin di Seattle. Setelah mengeringkan rambutnya, August mengepang rambutnya tipis, dan langsung dijepitkan ke samping. August mengambil anting segitiga silver, lalu mulai mencari sepatu-sepatunya yang kelewat banyak di lantai bawah. Saat sedang mencari lip gloss August tidak sengaja melihat jam, jam empat lewat tiga puluh lima. August mengerinyit heran, kenapa waktu bisa secepat itu. August dengan tidak eduli meninggalkan kerjaannya, lalu kebawah mengambil makanannya mengingat, dia belum makan dari tadi pagi. Setelah selesai makan. August mengambil asal sepatu yang dia temui pertama, mengambil kacamata hitam. Setelah memakai itu, barulah, Cody datang dengan tepat waktu. August berpamitan dengan mamanya, lalu keluar dari apartemenya bersama Cody bergandeng tangan.



***

“what movie you want to watch?” tanya Cody sambil melihat-lihat poster-poster film, Augsut berfikir sejenak.

“hows step up? It’s kind of good though” saran August, Cody berfikir sebentar, lalu mengangguk setuju. Cody dan August berjalan ke pengantrian tiket. Disaat perjalanan, ada seorang wanita yang menepuk pundak August.

“can i take a photo with you?” tanya Gadis itu malu-malu. August menghembuskan nafasnya pelan, menerima, disaat dua minggu liburannya, masih di hantui dengna para fans. Augsut mengangguk, lalu beridri di samping wanita itu, dan tersenyum.

“thank you” ucap wanita itu. “your welcome, hun” ucap August lalu kembali kerangkulan Cody. Cody tersenyum melihat August. August hanya terkekeh, belum sebentar dia mengobrol dengan pacarnya.  Cody dan August harus diganggu dengan segerombolan remaja, yang berisi lima orang dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Meminta untuk berfoto dengan August. August kembali lepas dari rangkulan pacarnya dan harus meladeni fans-fansnya dengan senyuman.

“can you take a photo with me?” tanya seorang lelaki yang berambut pirang itu. August, mengangguk.

“sure, why not babe?” tanya August tersenyum, lelaki itu langsung berteriak ditahan ketika August memanggil dirinya babe. August tersenyum, lalu merangkul laki-laki itu dengan senyuman. Setelah selesai mengambil foto dengan mereka. August melirik ke arah pacarnya, dan ternyata juga dimintai foto. August tertawa kecil melihat itu.

“i’m one of your fans, may i take a photo with you?” tanya wanita berambut pirang itu, Cody tersenyum.

“why not babe, come here” ucap Cody lalu merangkul wanita itu, wanita itu mungkin sudah menahan teriakannya dalam hati dan berusaha untuk terlihat manis di depan foto. August tersenyum kekeh melihat wanita itu, dan menunggu dengan sabar ketika Cody meladeni fans-fansnya. Saat sedang asik memerhatikan Cody, salah satu fans lelaki yang tadi foto bersama mengajak ngobrol August.

“you look good with Greyson, anyway” ucap lelaki itu. August mengerinyit.

“pardon?” tanya August, lelaki itu, langsung membuat tanda tahan dengan tangannya.

“woah, i mean, you guys really look cute together, i’m your fans, and ofcourse i’m stalking you, and seeing your friendship when you were in Oklahoma, is really cute” ucap lelaki itu, August mengerinyit heran, dan menatap lelaki itu lekat-lekat.

“especially, the way he always protect you even you got your crush” ucap lelaki itu lagi. August mengerinyit heran, lalu memperhatikan sekali lagi laki-laki itu. saat meliha tmata itu August melongo lebar.

“you’re not really Colton right?” tanya August terdiam, lelaki yang dipanggil Colton itu langsung tersenyum lebar.

“here i am” ucap dirinya. Augsut langsung menganga lebar, dan langsung memeluk lelaki itu dengan erat.

“you are really, different” ucap August lagi. Colton hanya terkekeh pelan.

“okay, see you later August, is good to see you again” ucap Colton, lalu berjalan dan meninggalkan August, August kembali ke Cody.

“who’s that guy?” tanya Cody heran. August hanya tersenyum. “my old friends, and my ex” ucap August, Cody langsung memicingkan matanya. Augsut mengangkat alaisnya.

“what?” tanya August, Cody hanya menggeleng pelan. Augsut tertawa lebar. “shut up Cody, i won’t love him again” ucap August terkekeh pelan. Cody tersenyum lalu langsung mengecup pelan bibir itu. August terkekeh kecil lalu langsung berjalan meninggalkan Cody untuk sekedar mengambil cemilan. Disaat mengantri, August mengeluarkan handphonenya, membuat dirinya sibuk sendiri, karena merasa sedikit risih, diperhatikan oleh orang-orang. Saat asik melihat twitter, satu getaran datang dari handphonenya, August mengerinyit, melihat homescreen dan pop up one message dari Greyson. August tersenyum kecil lalu membuka SMS nya.

Missing a lot of fun while you staying here. Want to hangout this Friday night? Like the old times?

Received :
19:10:56
Today

From :
Greyson
+321850556143

            August terkekeh kecil, lalu membalasnya dengan cepat.

“sure, why not? Should i bring our blanket? And the dvds?” balas August memasukkan handphonenya ke dalam kantong, dan mengambil popocorn dan dua soda yang habis dia pesan. Lalu meninggalkan standnya dan menghampiri Cody yang celingukan mencari August.

“hey, sorry, are you waiting too long?” tanya August didepan Cody, Cody menggeleng pelan. Lalu segela mengambil alih membawa dua soda tersebut. Suara interkom bahwa film sudah dimulai berputar. August tersenyum lalu mulai berjalan bersama Cody berdua, getaran terasa lagi dikantongnya. August mengeluarkan handphonya, dan melihat balasan sms Greyson, yang sudah terbentuk oleh conversation.

“you should! Okay! See you this Friday night, and really miss your hug, laugh and your face when you sleep! Love you!” balas Greyson. August terdiam, melihat sms itu. August tau, itu salah satu bentuk kasih sayang sahabat, dan sms ini sudah biasa diterima August meskipun dia atau Greyson sedang berpacaran dengan siapa saja. Tapi, ada besitan dalam hati August yang berbeda, ada getaran halus tapi pasti terlewat dalam aliran darahnya, ada gemiricik kembang api berdentum didalam perutnya, dan hatinya terasa nyaman, merasakan semua ini adalah seharusnya yang terjadi. August mengerinyit, hey apa maksud dari semua ini?

“babe, are you okay?” kata-kata itu membuyarkan August, lalu mulai melihat Cody sudah ada dihadapannya. August menggelengkan kepalanya.

“i’m okay, let’s go” ucap August, menarik tangan Cody, yang sedang memegan minuman. Mengelak, dari suatu getaran aneh dalam dirinya.

***

>>> wop wop part 30 is finally up :D i'm sorry for a lilo bit late to post this story, cause i've been busy lately, but i promise i'll make it as soon as possible, like usual, thank you for wasting your time to reading this, and let me know what do you think! xx

- @Audeeyah