Monday, July 16, 2012

Greyson Chance Birthday Video Project

Yoww, whassup bro?!
Jadi gini, kita (@GreysonC_IDArmy), @GreysonFansIndo, dan @GMCIndoArmy lagi bikin video untuk ultah Greyson nanti. Video kita diharapkan bisa berbeda dari yang lain, karena video ini isinya nanti bakalan ada foto dan video pendek dari kalian! Mau ikutan? Gimana caranya? Cekidot.

Foto:
  • Fotonya berisi ucapan selamat ulang tahun ke kalian untuk Greyson.
  • Jangan lupa taruh username twitter kalian juga di foto tersebut.
  • Foto tidak boleh hanya berupa tulisan yang di edit.
  • Kalau mau ada muka kalian, boleh, kalau tidak mau, tidak apa-apa kalau tidak ada muka kalian.
  • Tulisannya harus bisa dibaca.
  • Tulisannya harus dalam bahasa inggris. Jangan lupa cek grammar.
Video:
  •  Contoh video: http://www.youtube.com/watch?v=04eWltMszDM
  • Tulis cerita tentang bagaimana Greyson mengubah hidup kalian atau harapan-harapan kalian untuk Greyson ke depannya.
  • Boleh lewat kamera handphone atau webcam asal tulisannya dapat dibaca.
  • Video tidak boleh di edit.
  • Durasi video harus kurang dari 2 menit.
  • Tulisan harus dalam bahasa inggris. Jangan lupa cek grammar. Gunakan Google Translate bila sudah sangat terpaksa.
Kalau kalian ingin mengirimkan foto saja, boleh. Tetapi, kalau kalian ingin mengirimkan video, kalian HARUS mengirimkan foto juga.

Kirimkan foto dan/atau video kalian ke: greysonbirthdayproject@yahoo.com atau Kirim via Twitter dengan cara: Tweet link foto dan/atau video kalian (kalau video, upload dulu ke youtube) dengan format, #GreysonBirthdayID dan link foto/video kalian. Jangan lupa hashtagnya ya!

Deadline: 10 Agustus 2012.

Ngaku kece? Percuma aja kalau kalian gak ikutan ini!

Friday, July 13, 2012

We. together. forever ( Sequel of I wish I Will be yours Forever )


*2 years Later, Hospital*

Tangisan itu terpecah, gadis yang baru lahir ini mencoba melawan rasa dingin yang ada di dunia. Terbiasa akan hangatnya kandungan ibu membuat bayi kecil ini kaget akan dingin, kejam, dan kerasnya dunia. tapi apa daya? Gadis kecil ini harus keluar, harus tahu bagaimana dinginnya, dan kerasnya dunia, bayi itu harus mengahadapinya. Setelah beberapa menit, bayi ini terdiam, terdiam akan sunyinya rumah sakit untuk pagi yang buta.

Bayi ini tersenyum manis, karena dia sudah ada di pelukan seseorang yang tepat. Pelukan Ibunya, Ibu kandungnya, wanita yang melahirkan dirinya ke dunia. Wanita muda itu menggendong bayi kecilnya dengan penuh kasih. Air mata dari wanita itupun keluar. wanita muda itu menangis, tidak percaya akan apa yang dihadapannya. Anaknya. Anak pertamanya...

“How cute she is" ucap seseorang, wanita itu melirik ke sumber suara, ternyata itu suaminya. Ayah dari anak yang dia gendong saat ini.

"yeah she is cute" balas wanita itu, sambil menggoyangkan kekanan dan kekiri, sambil tersenyum.

"her eyes looks like you jas" lanjut lagi laki-laki itu. wanita muda itu hanya tertawa kecil. "and she have a cute chubby check, same as like you greys" balas wanita muda itu. ya kedua pasangan itu Greyson dan Jasmine. Pasangan yang mendapatkan bayi, keluarganya lengkap sudah. Greyson sudah memiliki orang-orang yang penting dalam hidupnya.

"what name you'll give to her?" tanya Greyson lagi, Jasmine tersenym, dan berfikir sejenak, memikirkan nama yang bagus untuk gadis kecil ini.

"Sky diamond?" tanya Jasmien, Jasmine menatap greyson, Greyson menatap balik Jasmine, dan tersenyum akan muka istrinya yang cantik. "Sky Diamond Chance" ucap greyson, sambil menatap gadis kecil yang baru lahir itu. Greyson memulai pembicaraanya terhadap bayi kecilnya itu.

"Hey sky, i'm your great dady ever in the whole wide world, and this is your mommy, your prettiest mom ever in the whole wide World" ucap greyson dengan penuh semangat, Jasmine tertawa kecil, dan Gadis kecil itu. Sky. tertawa kecil, membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia, tersenyum akan kebahagiann yang tuhan berikan kepada mereka. ini karunia tuhan...

"Sky, i promise i won't leave you alone" ucap Jasmine sambil mengecup ubun-ubun sky yang lemah, Sky tertawa kecil. Jasmine tersenyum, dan memberikan kepada susternya...

“Grey, i’m scared she get my disease” ucap Jasmine lagi, Jasmine sekarang berbaring di tempat tidurnya, merasakan lelah, karena divorsir akan melahirkannya itu. Greyson mengelus rambut Jasmine pelan.

“no she wont, she is strong girl, like her mom” ucap Greyson, sambil mengecup jidat Istrinya itu. Jasmine masih memamparkan wajah khawatirnya, dia takut. Anak pertamanya itu akan terkena penyakit yang sama dengannya, Kanker, kanker sum-sum tulang.  Jasmine menitihkan air matanya, Greyson melihat itu, dan menghelus pelan tubuh Jasmine, Jasmine menangis, tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan anaknya itu.

“sshh, don’t cry, come on, let see our baby” ucap Greyson, Jasmine mengangguk dan berdiri. Tubuhnya masih lemah, dia berjalan dituntun oleh Greyson, hingga sampai diruang isolasi bayi. Terlihat gadis kecil mungil tertidur. Jasmine tersenyum.

“she is cute” ucap Jasmine lagi, Jasmine tersenyum, dan segera pergi.

“come on, i’m scared the nurse will be mad at me” ucap Jasmine tertawa kecil, Greyson tersenyum. Jasmine berjalan, dalam detik itu, dia merasakan sesuatu yang aneh. Di kakinya, keram, seaakan penyakit lamanya kembali. Jasmine terjatuh, lemas dilantai itu. Greyson melihat Jasmine, seketika panik. Jasmine memejamkan matanya, tuhan jangan kambuh lagi. Ucapnya dalam hati. saat dia membuka matanya.... gelap....

***

“dady come on, we need to practice for my new song!” ucap Gadis remaja itu, gadis berumur 14 tahun. Wanita dengan rambut hitamnya, dan mata emasnya itu. Lelaki yang dipanggil ayahnya itu tersenyum.

“okay Sky, let’s go” ucapnya, wanita itu Sky, anak dari Greyson dan Jasmine yang sudah tumbuh besar. Sky sangatlah mirip dengan ibunya, rambutnya yang panjang hitam, dan matanya yang emas terang. Greyson seakan kembali seperti dimasa dia umur 14 tahun. Dimasa dia bertemu dengan Istrinya itu.

“you really looks like your mom hun” ucap Greyson, tersenyum. Sky melihat ayahnya itu, terlihat kepedihan ayahnya. Sky tersenyum, dan memegang tangan Ayahnya.

“dad, don’t cry” ucap Sky lagi, Greyson mengangguk, dan menghapus air matanya. Sky tersenyum melihat ayahnya.

“i don’t want to loose you Sky, you are my only who i have right now” ucap Greyson ke Sky, Sky tersenyum, Sky terbebas dari vonis kanker sum-sum tulang. Tapi malah Jasmine mendapatkannya lagi, penyakit itu kembali lagi ke dirinya.

*flashback*

“jas wake up!!” ucap Greyson panik saat melihat Jasmine pingsan ditengah rumah sakit, suster dan dokter segera mengevakuasi Jasmine ke dalam ruang UGD. Greyson cemas, di detik yang sama Sky menangis keras, Greyson masuk ke ruang isolasi, dan mengambil bayinya, menunggu Jasmine di luar, Sky tetap menagis, seakan merasakan bahwa Ibunya tidak baik-baik saja. Greyson menenangkan Sky.

“mom will be okay, she’s strong” ucap Greyson lagi, menenangkan Sky. Sky masih menangis, Greyson tau, Jasmine tidak akan baik-baik saja. Begitu juga Sky.

            3 Jam berlalu, tapi dokter tak kunjung keluar, Greyson dan Sky masih menunggu diluar,  pasrah akan keadaan, Keluarga mereka juga ada disana, Greyson menunduk. Menunduk, tidak bisa membayangkan akan kehilangan Jasmine selamanya, Saat waktu yang sama. Dokter keluar. Greyson langsung menghampirinya dengan penuh harapan. Tapi apa yang dilihat Greyson? Ekspresi Doketer itu sembab. Greyson hopeless. Dia langsung mundur, terasa air matanya keluar.

“no, no, she’s not die” ucap Greyson, dokter itu melihat Greyson dan menggeleng “she’s die” ucap Dokternya itu. Greyson langsung terkujur lemas, dirinya terhempas ke lantai rumah sakit. Sky sekali lagi menangis, menangis keras, Sky seperti merasakan kepedihan yang sama terhadap Greyson. Sky meanangis, Greyson menggendongnya, dan berbicara ke dokter.

“may i come in with my baby?” tanya Greyson, Dokter itu mengangguk. Greyson masuk kedalam. Menggendong Sky. Terlihat Jasmine tertidur, tertidur selamanya, bibirnya tersenyum....

“even you are dead, you still beautiful” ucap Greyson membelai Jasmine. Dan menaruh Sky disamping Jasmine, Sky masih menangis. Greyson menaahan tangisannya, dan berbicara kepada Jasmine. Biarkanlah dia dikatakan gila.

“hey wake up, our baby is crying, wake up Jas” ucap Greyson, tapi apa yang ia dapat. Jasmine tetaplah diam, diam dalam ketenangan, diam dalam ketenangan hidup akhir.

“Jas” ucap Greyson, Are masuk kedalam, dan menyabarkan Greyson, “Greys, let her go” ucap Are, Are juga menangis, Jasmine adalah teman sekaligus saudara dekatnya. “she’s not die re, you know Jasmine love to be kidding with us” ucap Greyson masih dalam tangisannya dan memeluk tubuh Jasmine yang beku, Sky tetap menangis. Alli mengambil Sky, dan Are tetap membuat Greyson sabar. “Greyson, let her go” ucap Are, membangkitkan tubuh Greyson, Greyson menghapus air matanya, dan berdiri, dia memberikan ciuman singkat dibibir Jasmine,Ciuman itu.. beku, tanpa rasa kasih, Greyson mengeluarkan air matanya lagi. Dan akhirnya ikhlas melepaskan Jasmine...

***

“dawdy i miss you, where is mommy, dawdyy” ucap Sky kecil ketika berumur 3 tahun. Greyson melihat Sky, anak itu seperti Jasmine kecil, Greyson bersyukur, Sky mewarisi fisik mamanya, terkecuali pipinya itu.

“come here, little baby, you see the sky?” tanya greyson, sambil memangku Sky.

“mmhm” ucap Sky. Greyson tersenyum.

“the reason why your mom give Sky to Your name cause mom promise to me, if she’s gone she’ll be the star, and she live in the sky. And that mean, she live in your heart” ucap Greyson memegang dada Sky kecil Sky menatap Greyson dan menangis kecil.

“Dawdy, does mowmy louve me?” tanya Sky ke Greyson, Greyson tersenyum, dan memeluk Sky kecilnya.

“yeah she does” ucap Greyson, dan melamun, Sky berada dipelukannya...

***

“DAD WATCH OUT!!!!” teriak seseorang. Greyson kembali ke alam sadarnnya, dia melamun, Greyson melihat truk didepannya, Greyson membanting stir. Tapi sayang, usahanya tidak berhasil. Greyson menabrak tiang di, menabrak kepala. Sky dan Greyson cukup keras. Mobil mereka tertabrak tiang di tikungan. Keadaan itu terjadi cepat.



Bahkan Greyson tidak bisa mengingat semuanya. Greyson merasakan tubuhnya sakit, dan dia lihat ke samping. Sky bertahan hidup. Greyson memegang tangan Sky erat. Cukup untuk kehilangan Jasmine, tidak untuk Sky.

“Sky... st..a..y.. st..ro..ng” ucap Greyson terbata, Greyson menghadap kedepan, terdengar orang berteriak diluar. Greyson pusing, seketika hadapannya putih, dia kehilangan rasa sakitnya. Greyson melihat kedepan, terlihat Sky bersama seorang wanita, Greyson menyipitkan matanya. Dia melihat Sky dan wanita itu, mereka berdua menggunakan baju putih, serba putih. Sky tersenyum, dan berbicara kepada Ayahnya.

“dad, come here” ucap Sky, Ayahnya menuju tempat Sky, dilihat wanita itu, Greyson shock apa yang dia lihat.

“She is my Mom Dad” ucap Sky, Ya itu Jasmine, dan di detik itu. di Bumi. Greyson dan Sky. Dinyatakan. Meninggal Dunia akan kecelakaan. Mereka berdua meninggal dalam cara yang traagis, tapi mereka diberikan takdir oleh tuhan, untuk hidup bersama, tapi dilain dunia, dilain alam. Disinilah. Dimana mereka akan bertiga.

“we’ll be together, my husband” ucap Jasmine, Greyson tersenyum, Sky tersenyum, dan refleksi mereka dibumi. Tersenyum, tersenyum dalam kematian yang tragis, tersenyum dalam reliku kematian yang tidak diduga. Siapa yang tahu pertemuan mereka diawali oleh reliku kematian yang tragis? Dan kematian mereka hanyalah suatu fragmen semu, dalam satu lembar akan kebahagiaan yang juga semu...

I Wish I Will be Yours Forever Season 2!!

So here you go, My another Story that i finished looong time ago, which is I Wish I Will be Yours Forevee Season 2, if you're not reading a Season 1 yet, you can click here and this is the season 2.


So, what do you think? as usual, thank you for wasting your time to read this and let me know what do you think.

love, @Audeeyah

(: :D

Remember August ( Part : 36 : Birthday Party )


***

            Greyson berdiri, sambil mengahdap kaca, dia menatap refleksi dirinya, greyson berjalan mondar mandir di ruang tamu pent housea August, greyson merasakan itu lagi, ya, gejolah dan percikan aneh yang ia rasakan. Tolong, ini salah, dia memiliki Olivia saat ini, tolong, ini tidak boleh, tidak boleh terjadi.

***

            August tidak bisa tertidur, ia terjaga, ia yakin yang dia rasakan itu tidak palsu, dia tidak tidur, ia hanya mencoba, hingga itu mencuat dalam tubuhnya. Hey, apakah ini benar? Hati August tidak tenang, hati August berdebar, jantung August meloncat, tolong apakah ini benar? Apakah itu benar, Greyson... Greyson mencium bibirnya!!

***

August, 16th ‘12
Garden Cafe, Los Angeles
Greyson, August’s Birthday Party.


            August keluar dengan tube dress flowernya, August tersenyum, melihat kerumunan yang langsung menatap dirinya. August berjalan dengan tersenyum lebar, sambil menggandeng pelan Greyson. Greyson tertawa dan merangkul August pelan, semenjak kejadian malam itu, tidak ada yang berani untuk buka mulut membhasa itu, tidak ada yang berani membahas hal itu. August melihat kearah kerumunan, dan August menganga lebar. Hayden, Collin, Paul, Colton, Lauren, Jure, Morgan, Mia, dan Kaitlyn ada di hadapannya. August ternganga lebar, dan langsung memeluk mereka dengan rakus, Greyson terawa kecil melihat sikap August. August hanya terkekeh, tolong, ini tidak mimpi kan, temannya ada di sini, di Los Angeles, di ulang tahunnya!!

“i miss you so much baby girl!!” sahut Paul dari sampign. August mengangguk antusias.

“you have no idea how much i miss you guys so damn much” ucap August, masih memeluk erat sahabat sehatinya. Lauren.

“hey babe, happy birthday” ucap seseorang dari belakang, August menoleh kebelakang, dan melihat laki-laki dengan kemeja nya, sambil membawakan kado besar yang dia bawa. Ya, pacarnya.

“thank you so much, thank you finally you made it babe!!” ucap August memeluk kencang pacarnya itu. Greyson mundur untuk bergabung dengan pacarnya.

“happy birthday for you baby” ucap Olivia, dari samping, menghampiri Greyson, Greyson tersenyum melihat pacarnya itu, dan langsung memeluk wanita itu.

“thank you, thank you” ucap Greyson, Olivia mengangguk, dan memberikan kecupan singkat di bibirnya itu.

***

“i have another gift for you” ucap Cody, lagi, ditengah pembicaraan mereka, August mengerinyit heran, dan melihat lurus ke arah Cody.

“what?” tanya August heran, Cody memutar kebelakang August, dan langsung menutup matanya. August memegang tangan Cody yang tepat menutup matanya.

“why you close my eyes?” tanya August, heran, berusaha membuka tangan Cody.

“it’s surprise, for you baby” ucap Cody, berbisik disamping August. August terdiam, dengan sentuhan itu. Semua seketika senyap. Lantunan sebuah gitar terdengar, suara nyanyian terputar. Ini... mimpi... tidak mungkin...

“oh no yo dont’t” ucap August, menggelengkan kepalanya.

“i do, baby, i do” ucap Cody tersenyum, lalu melepaskan tangannya dari mata August, August membuka matanya, dan melihat, ada sekelompok orang bernyanyi di atas panggung. Lima orang, iya lima orang. August menganga lebar, dan menoleh ke arah Cody. One Direction, boyband yang sedang getir-getirnya di gandrungi oleh August akhir-akhir ini, iya, One Direction ada di hadapannya.

***

“damn, am i dreaming? Cody? Please, oh my God!” ucap August lagi, Cody hanya tersenyum, dan memeluk August dari belakang. August masih tidak percaya. More Than This terputar di arena, beberapa orang langsung mengambil tarian. August masih terpaku, masih membeku.

“Happy birthday, for August” ucap Niall dengan senyum, August memekik tertahan, August masih tidak percaya dia mendapatkan One Direction di ulang tahunnya! Tolong ini bercanda kan?!

“i love you so Much!!!” ucap August langsung memeluk Cody, Cody mengangguk.

“for you” ucap Cody. August masih tersenyum lebar, masih menggandeng Cody, mendengar lantunan lagu More Than This, hingga August merasakan sesuatu yang basah dipunggungnya, August menoleh ke samping, dan tidak melihat sama sekali. Cody menangis, itu tangisan siapa? Cody? Apa yang terjadi?

***

            Ulangtahun Greyson dan August berlangsung meriah, sahabat dekat, dan beberapa artis yang cukup August kenal, datang, dansa demi dansa berlangsung di lantai dansa. August masih berbicara dengan teman-temannya di pesta ulang tahun, hingga lampu diredupkan. Austin Mahone maju ke atas panggung. Move On dari Bruno Mars terputar.

“may i have dance with you tonight?” tanya Cody, August mengangguk, dan Cody membawa August ke tengah lantai dasa, tarian waltz langsung tercipta antara Cody dan August, August bersemu merah, merasakan sensasi gelitik yang ada ditubuhnya, tubuhnya tidak bisa berpijak, seakan terbang dengan buaian indah Cody Simpson, dia tersesat dalam relungan ombak bola mata Cody Simpson yang menatap dirinya, tubuhnya bergejolak, dengan terbangnya kupu-kupu indah, Kakinya lemas, tidak bisa menahan tubuhnya dari semua sentuhan yang diberi Cody. Ya, malam itu, Cody menyentuh dirinya lagi, menyentuh bibirnya lagi, menyentuh bibir yang pernah disentuh oleh lelaki lain. Greyson Chance.

***

            Greyson menatap pandangan itu lagi, menatap pandangan betapa sempurnanya hubungan August dan Cody punya, August tampak terpesona, dengan sinar Cody. Olivia memang ada di genggamannya sekarang, tapi Greyson juga tidak bisa memungkiri, rasa ingin menggemgam August terkubur dalam hatinya, matanya seakan panas, melihat adegan itu, adegan bak cerita dongeng, yang akan berhujun bahagia selama-lamanya. Lagu Move On berhenti, tepat Cody berhenti mencium August. August tersenyum dan memeluk pelan Cody, mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikan. Cody mengangguk lalu mengajak August ke pinggir, kembali menikmati pesta ulang tahunnya.

 August bergabung dengan Lauren dan Sasta yang berbicara, lagu Britney ‘Me Againts The Music’ terputar dari suara DJ, August menganga lebar, lalu mulai berbisik ke arah lauren dan Sasta, mereka mengangguk, dan mulai jalan ke tengah lantai dansa, sambil menyeret tiga kursi. Greyson yang menlihat itu menggeleng.

“oh my God not that dance again” ucap Greyson, yang sudah tau apa yang akan terjadi August tertawa nakal, August duduk dalam formasi yang sama, August kemabli bergerak dengan eksotis di bangku, diikuti Lauren dan Sasta dibelakangnya.

            Mereka menari mengikuti irama dari lagu, Sambil tersenyum nakal, sambil menari, ‘menggoda’ penonton. August sekali memainkan bangku, dengan asal, August berputar, bermain, menggoda, tubuhnya berbicara, loosing control on herself. Sasta Lauren dan august, benar-benar sangat, waw, bergabung, dalam satu lantai, menarikan satu tarian yang sama, tersenyum.

“just grab somebody, hey britney we can dance all night long” tepat lirik itu, August, Sasta, dan lauren menarik Greyson, Cody, dan Paul ke tengah. Sasta menarik Greyson, Lauren menarik Paul, dan August menarik Cody.  

Respon yang mereka tiga berikan, terkejut, mereka ‘dihempaskan’ ke arah bangku. August menari ke tengah, mengubah posisi, August menari dibelakang Greyson. August mendekatkan kepalany ke arah leher Greyson. Greyson terdiam, dengan muka paniknya. August masih mendekatkan mukanya, ke arah leher Greyson. Saat sudah dekat, August menarik kepalanya, sambil mengibaskan rambutnya. August berganti tempat duduk kembali ke arah Paul. August menyentuh dada Paul, Paul hanya tersenyum nakal, seperti layaknya laki-laki normal yang sedang ‘digelayuti’ wanita cantik. August ‘menjarah’ tubuh Paul, dengan gerakan pelan, hal yang sama dilakukan oleh Lauren dan Sasta. Mereka berganti tempat lagi. August sekarang sudah ada di depan Cody. August duduk di pangkuan Cody, menghadap langsung ke arah Cody, August menari dengan intonasi dan gerakan yang cukup cepat, dan nada yang sama dilakukan oleh Lauren, dan Sasta dibelakang August. Cody hanya tersenyum nakal dan memegang pinggang August.

August kemabli berdiri, dan masih menari dihadapn Cody. Mereka bertiga menari dalam satu irama, sambil menggoda tiga lelaki yang ada dihadapan mereka. August menarik Greyson berdiri, dan August, kembali menari dihadapn Greyson. August menyenderkan tubuhnya di depan Greyson, dan menurunkan tubuhnya. Lalu menunduk kearah lantai, tepat lagunya berakhir, August mengangkat kepalanya, dan terengah-engah akibat tariannya yang kelewat enerjik, tarian lama yang Lauren dan August ciptakan semasa umur dua belas tahun, dan August mengajarkannya ke arah Sasta. Ditarikan kembali di hari ini, semua bertepuk tangan dengan heboh, dan bersiul. August memeluk Sasta dan Lauren.

“we are totally freaking bitch” ucap Sasta, August tertawa kecil lalu mengangguk.

“Olivia, must be pissed off” ucap Lauren algi, sambil melirik ke arah wanita yang sedang menatap kesal ke arah lelaki yang baru menghampirinya.

“she really is” ucap August sambil tertawa kecil, lalu meninggalkan Lauren dan Sasta berdua.

“you are totally smokin hot!” ucap Paul, sambil berbicara ke arah Sasta, dan Lauren. Mereka berdua tertawa cekikikan, dan melanjutkan perbincangan mereka.

***

“you are so naughty babe” ucap Cody, merangkul pinggang August, August tertawal alu melingkarkan tangannya di leher Cody.

“am i?” tanya August, innocence. Cody hanya tersenyum lebar, dan langsung melumat bibir August. August hanya tersenyum dan membalas ciuman itu.



“best birthday ever” batin August.

***

>>> yea buddy, part 36 finally is up! wop wop wop!!! yeah, Friday!!! two days more to school! it means masa pengangguran jaya gue hilang ): fu fu fu fu. Berhubung Sabtu gue Pra MOS dan berarti bentar lagi gue sekolah, gue yakin waktu gue kesita buat sekolah, les dan sebagainya, i'm seriously telling you this guys. after this holiday, i'm not quite sure that i can post/write this story as much as now, believe me, my schedule was hectic!!! so, i'm trying my best to post this story as soon as possible, and oh yeah, the story comes, the story goes, like this story too, maybe this story will be ending soon or later. i made a plan, that i'll make a sequel one, but i don't know that i can able to post it or not. And hell yes! big shout out to my friend Fia!!( @violet_skyline ) my Best friend who help me with this story about Greyson's friend in Edmond, so yeah Thank You so Much sweetie <3. as usual, thank you fro wasting your time to reading this, and let me know what do you think :]

(: :D 

ps: i'm huge fan of One Direction, and now i'm doing fan fiction about Niall and Harry, don't know when will i posting that story but i will post it soon in my private acount xoxo

- @Audeeyah

Sunday, July 8, 2012

Remember August ( Part 35 : Jealously. Lost. Be Strong )


***

“we better, make in this cafe, this is a good one, with a garden view” ucap Greyson, menunjuk satu profile cafe, August menaikan kacamatanya, lalu meneliti, dan mengangguk pelan.

“hem, so, Lego Cafe?” tanya August, Greyson mengangguk. August kembali menulis di kertas yang sudah penuh coret-coretan ini.

“are you serious? The capicity is only like two hundred persons?” tanya August, yang kembali meneliti cafe tersebut. Greyson menengok ke arah laptop August, dan melihat artikel tentang cafe mereka. Greyson menghembuskan nafasnya.

“how about this?” tanya August, memberikan sebuah tempat, kebun, luas, dengan dikelilingi, kolam kecil.

“garden party?” tanya Greyson. August menaikkan pundaknya. Lalu segera meneliti tempat itu, dengan teliti.

“this, i mean, the pond, will be fill with the candle, and there are like a fairy lights, arount these place, and lanterns above, hows that?” tanya August, Greyson berfikir, lalu mengangguk setuju. August langsung mengangguk, dan mulai mencatat konsep-konsep dari pestanya.

“who’ll you invite from Indonesia?” tanya Greyson. August berfikir sebentar, beberapa menit August mulai memutuskan.

“maybe just Sasta, i mean she is the one who really be my best friend, about Indonesian Artis... yeah, they won’t be here, but Sasta, she must comes, whatever the case, and she’ll be going to Jakarta, with me, so. You know” ucap August, lalu kembali fokus ke dalam konsepnya. August tenggelam dengan imajinasinya sendiri. Hingga tidak sadar Greyson memperhatikan wanita itu. Disaat Greyson melihat, jidat August berkerut, lau mulutnya dimiringkan sedikit, mengatakan bahwa ada yang salah, dan rambutnya yang dikuncir ke atas asal, melihat kemeja nya dibuka, yang menampilkan tank top nya. Greyson tersenyum sekali lagi, lalu mengambil satu foto gadis itu.

“i forgot you always pretty whatever the pose you are” ucap Greyson, melihat hasilnya, terlalu manis, untuk dibilang aib.

“what?” tanya August, lalu beranjak, melihat kamera Geyson. August melihat hasil jepretan Greyson itu. August tersenyum melihat itu.

“i’m always pretty” ucap August, lalu kembali ke kertas-kertasnya. Greyson memutar matanya, lalu mulai menempeleng kepala August.

“awch!” protes August. Greyson hanya menjulurkan lidahnya. August menatap Greyson lurus, melihat Greyson tidak mengerjakan apa-apa. Bahkan laptopnya sekarang sudah memunculkan tab twitter.

“seriously, Greyson, you’re not working” ucap August. Greyson mengangkat alisnya, lalu tersenyum.

“okay” ucap Greyson, lalu kembali mendata, seluruh undangan yang mereka berdua akan undang, sambil tiduran, saat heningnya, handphone Greyson berbunyi. August mengerinyit, dan melihat ke handphonenya itu. tertulis tulisan Olivia. August menghembus, mengambil telponnya, dan melempar ke Greyson, yang asik dengan lagu yang terputar dari iPod August. August menglirik sebentar lagu apa itu, ternyata lagu Conor Maynard, Can’t Say No. August mengerinyit heran, menatap Greyson yang sedang menjawab telponnya.

“you are so gay Greyson” guman August, menatap sahabatnya yang berjoget kecil mendengarkan lagu itu, memang, lagu itu enak untuk menggoyang tubuh, tapi untuk seorang lelaki.... dan juga Greyson. itu aneh, sangat super aneh, untuk lelaki yang menyukai lagu-lagu sejenis band indie, atau lagu lama. Greyson menatap balik August, heran melihat tatapn August itu.

“hello, what’s going up babe?” tanya Greyson. Greyson berdiri, dan menuju ke balkon melihat jalanan, dan lalu berbalik, melihat August kembali sibuk dengan MacBooknya.

“can you pick me up?” tanya wanita itu, dari ujung telepon. Greyson mengerinyit, tumben sekali pacarnya minta jemput. Walaupun bukan Greyson yang menyupir, pasti supirnya, tapi tetap saja.

“oh, okay, when’ll you going home?” tanya Greyson, Olivia memekik senang, dan langsung memberikan tahu jam berapa Olivia di jemput. Greyson, mengangguk lalu kembali duduk di kursi malas August.

“what she said?” tanya August. Greyson kembali ke MacBooknya, lalu menoleh ke arah August.

“she asked me to pick her up, so i said yes, can we take a break?” tanya Greyson. August menghela nafas, August tau pasti wanita itu –selalu- menggangu mereka berdua, dalam bentuk apapun. August mengangguk lalu muali kembali ke MacBooknya.

“maybe you can give her like fifteen cards, to invite her friends” ucap August. Greyson mengangguk, lalu kembali sibuk dengan laptopnya. Pent House August yang cukup luas itu, terasa sangat hening, dengan sengatan panas matahari di atas mereka yang sangat terik, August sibuk dengan tempat dan beberapa pemesanan makanan, dan Greyson sibuk mendata ulang siapa yang akan diundang. Seketika pent house itu terasa sunyi...

            August masih sibuk dengan MacBooknya, dan terpaku dalam menjelajahi beberapa cafe yang ada di Los Aneles untuk digunakan, Greyson sedang berbaring, sambil membaca iPad nya yang menjadi daftar undangan, saat henig dan panas tersebut, dering telpon Greyson, memecah keheningan, keduanya sehentak, dan langsung menuju ke arah iPhone nya Greyson. August, melirik, dan segera melihat tulisa “Olivia” August membuang matanya untuk kembali, fokus. Greyson mengangkatnyanyalalu mulai mengangguk dan mematikan teleponnya.

“i’m going, take a some rest August, eat your lunch, and eat your pills too” ucap Greyson, sambil mengacak pelan, rambut August, lalu August mengangguk, meskipun Greyson tidak bisa melihat anggukan itu, saat pintu pent house August terdengar, August menghela nafasnya dengan berat. August berdiri, dan mengambil Jus Alpukatnya, dan segera berjalan ke dapur. August mengambil handphonenya, yang terlantar di ruang tamu, dan kembali duduk di meja makannya. August mencqari-cari kontak yang mungkin seharian kemarin dia tidak cari. Langsung memencet call, dan mendengarkan suara telepon berbunyi.

“hi August” sapa sebrang sana, August tersenyum, lalu mengambil satu piring pasta yang mungkin mamanya sudah buat tadi.

“hi babe, hows going?” tanya August, sambil mengacak-ngacak pastanya. August mendengar suara celotehan dari latar belakang Cody, August mengerinyit, tapi langsung membuang selintas fikiran buruk dari otaknya.

“are you mad?” tanya August spontan, lurus ke arah Cody, memastikan tidak ada yang salah dari Cody, karena semuanya terasa berbeda.

"no i'm not" ucap Cody datar, merasa bersalah dengan wanita yang ada di sebrang sana, Cody tersesat, tersesat dalam tornado perasaanya, tersesat dalam buaian semu yang dia terima saat ini, bahkan cody merasakan buaian semua ini nyata, dan hal nyata itu, menjadi bayangan yang maya tak tentu. Cody tidak tau, apa yang telah dia lakukan ini, adalah sesuatu hal yang benar atau tidak.

***

            Greyson mengsms Olivia, kalau dia sudah ada di depan sekolahnya Olivia, tiba-tiba Olivia langsung meng sms menyuruh untuk masuk ke dalam sekolah, dan menjemputnya di lapangan. Greyson menghembuskan nafasnya malas, malas kalau dia harus masuk ke public school itu lagi, dan mendengarkan namanya dipanggil, atau dipekik girang. Greyson langsung keluar dan mencari Olivia di lapangan yang sekolah Olivia punya, saat sampai, Greyson langsung melihat, wanita rambut hitam itu yang berbalut seragam cheerleaders dari SMP itu,berlari ke arahnya. Greyson tersenyum lebar, dan menyambut pelukan gadis yang menghampirinya itu.

“hi babe” ucap Olivia tersenyum lebar, Olivia langsung mengecup pelan bibir Greyson. Greyson tersenyum, kecil lalu merangkul pinggang Olivia.

“are you done?” tanya Greyson. Olivia, mengangguk, lalu Greyson segera menarik Olivia, keluar lapangan. Olivia melambaikan tangannya ke tim cheersnya dan langsung berjalan sama Greyson.

“can we take a lunch? I’m hungry” ucap Olivia, Greyson berfikir sebentar dan mengeluarkan handphonenya.

“what are you doing?” tanya Olivia, melihat pacarnya itu langsung mengeluarkan handphonenya daripada menjawab pertanyaannya.

“me and August, in the middle of discussing our birthday party, i need to ask her permission if i want to go out somewhere with you” ucap Greyson. Olivia mendengus kesal, melihat sikap Greyson. tolong, nama wanita itu, sudah sangat membuat Olivia muak, dia tidak ingin mendengarkan nama wanita itu, terlebih dengan pacarnya.

“she’s not your girlfriend” dengus Olivia, sambil berguman, menatap sinis Greyson yang sedang menelpon August. Olivia, melepas tangan Greyson, lalu langsung masuk ke dalam mobil Greyson, Greyson yang melihat sikap itu, mengerinyit heran dan menaikkan pundaknya, mungkin dia ke capek an, jadi aneh.

“and oh yeah, you can invite like fifteen or sixteen people to my birthday party” ucap Greyson lagi. Olivia menoleh sinis ke arah Greyson.

“oh, will August mad? Or even will she yelling at you if she knows i’m invite my friends, to her birthday party” sindir Olivia, Greyson menatap aneh wanita itu.

“actually, August ask me to invites your friends, Olivia” ucap Greyson, Olivia memutar matanya.

“whatever” guman Olivia. Greyson menggeleng heran melihat sikap wanita itu, dan kembali fokus ke handphonenya.

***

            August menghela nafas setelah mendapatkan telepon dari Greyson, bahwa dia akan makan siang dulu, pasti itu akan lebih lama notabene ada olivia disana. August menghenyakkan dirinya ke atas sofa, dan menatap kosong TV itu, August kembali menerka ada apa dengan pacarnya. Cody di telpon tadi begitu dingin, dan latar dari suara telepon iut... terasa salah. August termenung, terlarut dalam kelutan otaknya itu.

***

“oh my God, finally we made it!” ucap August, terhadap laki-laki itu. Laki-laki di hadapannya itu tersenyum bahagia, dan mengangguk.

“i love you so much August” ucap laki-laki itu lagi. August tersenyum lebar, sangat lebar, dan menatap mata itu dengan jelas.

“i love you, i really do” ucap sekali lagi laki-laki itu, menatap langsung August, August terhipnotis akan kerlipan, dan sinar dari cahaya itu. August tertarik dalam aura yang diberikan laki-laki itu. August menutup matanya, dan merasakan, dirinya sudah tidak memijak bumi lagi, dirinya seakan terbang, seakan sentuhan yang dia rasakan dibibirnya, membuat dia ringan, dan dibawa oleh arus angin yang menari diantar mereka. Rapat tubuh August dan laki-laki itu seakan tidak ingin membagi kehangatan dengan helaian tipis sang angin. August membuka matanya perlahan, August melihat senyuman itu, August melihat mata itu dengan indah. August mengangkat tangannya untuk membelai pelan lelaki itu, tapi August tercekat, melihat tangannya, disimbahi dengan darah. August menoleh ke bawah, dan dia melihat tubuh didepannya, tidak  lah sempurna, ada darah yang keluar deras di tangan lelaki itu, August menatap leaki-laki itu lagi. Darah segar, terhembus dari kepala laki-laki itu. August mundur untuk beberapa langkah.

“you” ucap August, menggelengkan kepalanya dengan kencang, menatap laki-laki itu.

“August, don’t” ucap lelaki itu, August masih mundur perlahan.

“August” ucapan itu memelan, August masih mundur, masih tidak akan pernah percaya dengan apa yang ia lihat

“August” ucapan itu membayang, August merasakan semuanya telah kembali memutih. August melihat semunya kembali menghilang. August sadar, ini hanyalah mimpi, August mengusahakan dirinya untuk bangun dari mimpi itu. tapi August tidak bisa, dirinya tercekat dalam mimpinya. Hanya teriakan namanya lah yang menggema di dalam pandangan putih itu. August menutup matanya, ingin menangis, tapi rasanya tidak bisa, yang ada keluar rasa perih yang biasa dia rasakan, ketika mengeluarkan darah tersebut.

“August”

“August”

***

“AUGUST!” teriakan langsung memecah, keheningan pent house tersebut. August membuka matanya, tapi semuanya menjadi buram, dia masih melihat Greyson di hadapannya tapi semuanya buram.

“Greyson, what happened?” tanya August, mati rasa, tenggorokannya kelu, menatap mimpi itu.

“your eyes, your bleeding again” ucap Greyson. August menatap lemah Greyson, August ingin menutup matanya, tapi dia tidak ingin, dia tidak ingin tercegat dalam mimpi lagi. August segera bisa merasakan ada tisu basah yang membersihkan mukanya, dan cairan lengket mulai terasa di tulang pipinya. August melihat Greyson sedang menanganinya. August menghela nafas berat. Menatap Greyson yang langsung melihat, kearah luka itu, ekspresi Greyson tidak akan pernah berganti, serius, dan ragu, August menutup matanya, dan mencengkram erat baju Greyson, menahan perih jarum tersebut, untuk kesekian kalinya menyiksa tulang pipi August.

“what happened?” tanya Greyson. August menunduk, tidak mengerti apa yang dia mimpikan, mengapa lelaki itu tiba-tiba seperti itu, tidak bisa membayangkan kenapa darah ini tetap mengrogoti dirinya.

“where’s Olivia?” tanya August, mengalihkan pembicaraan, Greyson menghela nafas, lalu mengangguk pelan.

“she’s home, what hapeen?” tanya Greyson, August menggeleng pelan, sambil menunduk. Greyson yang menatap ekspresi itu mengangguk pelan, mencoba untuk mengerti mengapa itu semua terjadi, bukan suatu hal yang membuat Greyson terbiasa, melihat wanita ini sudah terbanjiri oleh darah, dengan hal-hal yang tidak jelas, tubuh August meringan, kulitnya memucat. Greyson mengelus pelan rambut August, dan menarik diri August jatuh ke pelukannya, pelukannya begitu ringkih, rentan akan segalanya, hening langsung terlarut dalam pent house August, hening yang menusuk, hening yang tercipta akan darah segar yang ke luar dari air mata August.

“August, be strong” ucap Greyson pelan, August terdiam, dalam benaman dada Greyson. August membungkam mulutnya dengan kencang, menahan betapa pahitnya kenyataan yang telah dia alami, betapa pahitnya kenyataan bahwa dia bukanlah manusia yang normal.

“don’t give up August, i know you can make it, August, please” ucap greyson. August mengagguk pelan, damalm bekapannya ada tetesan hangat di puncak kepalanya. August menoleh ke atas, melihat air mata itu, keluar lagi dari mata coklat yang selalu tidak pernah gagal membuat dia merasa aman. August menciut, melihat tangisan itu, badan August meringsut. August membuang pandangannya



“don’t” ucap August, menahan tangisan Greyson. Greyson menggeleng pelan, lalu menarik August ke dalam pelukannya. August rasanya ingin menangis, berteriak, bahwa dia tidak tahan dengan semuanya ini, dengan semua tekanan ini, dia ingin merasakan bagaimana manusia normal hidup dengan normal. August tidak ingin seperti ini, dia tidak pernah ingin seperti ini.

“i will” ucap August, menatap lemah, ke tatapan mata coklat itu. Greyson mengangguk perlahan, dan tersenyum, menggendong August, dan membawanya ke kamar August. Greyson tersenyum, bahkan sangat manis, sanggup meyakinkan August untuk bertahan di dunia ini lebih lama lagi, lebih kuat lagi. Greyson menidurkan di atas tempat tidurnya, dan menatap muka pucat August.

“call me if you need me okay?” tawa Greyson dengan senyumnya, August menggeleng, meminta untuk Greyson tunggu disini, disampingnya. Greyson mengangguk, lalu duduk di samping August, August tersenyum, lalu mulai menutup mataya, sambil memgang tangan Greyson dengan kencang, sambil tersenyum lemas, August menyeret dirinya untuk kembali ke alam bawah sadarnya. Hingga dia merasakan hawa hangat itu ditubuhnya...

***

>>> yea mannn, part 35 is up!!!! i'm soo sorry if i'm not posting this story really quick, cause yeah, like in part 34. i'm quite busy, AND HECK YES! i'm one of student 12 senior high school jakarta B) so this is my "freshgirl" gift, to you guys, hope you like it, and as usual, thank you for wasted your time to read this story, and let me know what do you think! x 
ps: i'm not quite sure when will part 36 will be post, but i hope it's soon xo
(: :D

- @Audeeyah

Monday, July 2, 2012

Remember August ( Part 34 : Wonderful Morning )


***

            August masih tertawa kecil, saat bangun, dia mendapat email dari Sasta, untuk melihat tweetnya Olivia. Beserta usernamenya. August melihat jelas  dua tweet yang tidak sangat penting. Hal seperti itu diumbar twitter, what a stupid. Batin August. August hanya tertawa kecil lalu kabur ke pent housenya, sebelum Greyson, meneriaki dirinya, ketika, tubuh Greyson sudah penuh dengan cream cheese. Dugaan August benar, baru saja August menutup pintu penthousenya. August terdengar suara amukan Greyson. August tertawa lebar, dan berlari ke dalam kamarnya.

            August mengambil mandi, dan segera mengeringkan tubuhnya, dengan santai August, mengtweet “marahnya serem-_-” August mengscroll down mentionnya yang ramai. August mengerinyit heran, ada apa ini? Saat ada link beserta tweet. August terdiam, dan membuka fotonya. FOTO. AIB. DIRINYA. YANG. ADA. DI. LAPTOP. GREYSON. August melongo lebar, lalu langsung mengecek timelinenya Greyson.

“what a beautiful August is” tweet Greyson, beserta link foto August itu. August langsung menganga lebar, dan segera berjalan ke arah penthouse Greyson.

“how dare you, GREYSON!” ucap August, teriak depan pintunya, dan masuk melihat Greyson hanya menggunakan handuk.

“August! OUT!!!” teriak Greyson protes melihat August yang tiba-tiba masuk, dan Greyson hanya menggunakan handuk, ya, hanya handuk.

“HAHA” teriak August, lalu kembali masuk ke penthousenya, dia segera membuka twitternya kembali.

“foto ter-aib, yang Greyson punya. Itu pas thanks giving, dan gue masih 12 tahun. yekali Congratulation. @Greysonchance *sarcastic*” tweet August. Lalu kembali merutuki Greyson dengan rentetan-rentetan kata tidak jelas. Lalu hapenya berbunyi, dan melihat ada satu mention dari Greyson.

“i’m supposed to be mad, not you...” balas Greyson. August tersenyum kecil menatap tweet itu, dan kembali menyibukkan jemarinya untuk mengetik di layar iPhone.

“i hate you >:o. Jelek lo jadi cowok” balas August, sambil tertawa kecil.

“oh i love you too. So forgive me maybe?” balas Greyson, August tertawa kecil, Greyson tau sebenernya August tidak marah ke Greyson. August masih melihat mention-mentionnya, yang sudah pasti akan banjir, dengan fans-fans mereka.

“it depends on you” balas August lagi, saat dia kembali sibuk dengan mention-mentionnya, yang rata-rata tertawa atau sakit kepala melihat sikap idola mereka yang terlalu aneh. Baru August ingin mengetweet aib Greyson. seseorang memanggilnya.

“hi. August” sapa Greyson, yang sudah ada didepan pintunya. August menatap dingin ke Greyson, dan langsung tanpa basa-basi August menubruk tubuh Greyson dia atas karpet merah itu. Greyson berteriak minta ampun, tapi August tidak memberikan.

“is not only my fault, you started it first” protes Greyson. August berdiri lalu Greyson dengan rusuh menggendong August dengan bridal style, dan menjatuhkan dirinya ke sofa.

“how dare you, did that to me” ucap Greyson, lalu menggelitiki habis August, tanpa ampun. August meminta ampun sambil tertawa, ibunya August hanya tersenyum melihat kedua anak kecil itu, tidak pernah merasa, betapa childishnya mereka itu.

“haha, Greyson stop it” rentah August, Greyson tidak merelakannya, lalu dengan sekuat tenaga August menendang perut Greyson lalu kabur, dari pent housenya.

“come here you!” ucap Greyson, mengejarnya. August berlari dengan cepat, lalu segera ke arah tangga, dan turun dengan cepat, beruntung, penthousenya hanya di lantai enam, jadi August tidak perlu capek, lari ke bawah.

“August, don’t run!” teriak Greyson. August tertawa, lalu tetap berlari, dengan cepat dia keluar dari Apartemen, dan berlari di trotoar, sambil tertawa lebar.

“uh oh is Greyson tired? Come on, catch me” ucap August meledek, lalu berlari kembali, sambil tertawa lepas. Greyson gemas, lalu berlari dengan cepat, dan dengan cepat pula. August tertangkap dengan pelukan Greyson. August tertawa. Greyson mengangkat wanita itu, dan langsung dibawa kembali ke apartemennya.



“you gonna die, after this” ucap Greyson, yang memegang erat August. August mencoba untuk melepaskan genggamannya.

“oh you wish” ucap August, tepat lift berbunyi. Greyson lengah, dan August langsung kembali lari-larian di lorong apartemennya itu, sambil tertawa. August masuk ke apartemennya dan langsung mengumpat, dibelakang sofa.

“BOYA!!” teriak Greyson. August berteriak, kaget melihat Greyson sudah ada dibelakangnya. Greyson menahan tangan itu August, dan menduduki kaki August. August terdiam, lalu menatap lurus ke arah Greyson.

“seriously, don’t kill me” ucap August langsung. Greyson menaikkan alisnya. August terdiam.

“just tweet that you are saying sorry to me, and you, admit that i’m a master of prank, and no one can beat me” ucap Greyson. August melongo, melihat sikap Greyson.

“okay!!!” protes August, Greyson berdiri, dan langsung menyambar iPhonenya August, menarik August ke rangkulannya.

“tweet now” ucap Greyson. August memutar matanya malas, lalu mengetik dengan cepat –dan-sangat-tidak-ikhlas-

“i lose, Greyson always be the best. Sorry Greyson” ketik August. Greyson tersenyum puas, lalu melepas August, dengan senyum menang. August masuk ke dapur dambil memainkan handphonenya. Greyson bersender ke deretan meja yang ada di dapur.

“oh, i forget to tell you, don’t go anywhere, because, we have to discuss our birthday party” ucap Greyson. August mengangguk, lalu kembali fokus kembali ke handphonenya.

“itu tweet paksaan” tweet August lagi, lalu menaruh, handphonenya di meja dapur. Saat sedang mencari makanan. Jeremy datang dengan bodyguard August, August mengerinyit.

“what are you doing?” tanya August. Melihat Jeremy dan bodyguardnya.

“talking about your trip to Jakarta, missis” ucap Jeremy, dan duduk sebentar diruang tamu, berbicara dengan Bodyguardnya August.

“when’ll you going to Jakarta?” tanya Greyson lagi, August berfikir sebentar.

“first plan, fith or sixth September” ucap August. Greyson mengangguk, August kembali melihat ke handphonenya dan tertawa kecil, melihat tweet dari fans-fansnya yang ada di Indonesia. Saat tertawa kecil Greyson menyentuh ubun-ubun August, August terdiam, melihat ke arah Greyson yang tersenyum menatap August.

“what? You’re creepy Greyson” tanya August lalu dengan tatapan anehnya dia hujami ke arah Greyson, yang ditatap, hanya tersenyum lebar, lalu digerakannya tangan yang diaats kepala itu untuk mengacak rambut hitam itu.

“don’t be too long okay? I will miss you” ucap Greyson tersenyum, sangat manis. August terdiam sebentar, mendengar pernyataan itu, sugguh itu adalah kata terindah yang pernah August dengar untuk bulan ini. Setelah diam sebentar August mengangguk dengan antusias. Greyson tersenyum lembut melihat sikap August itu, dengan kikuk. Greyson menarik tubuh August ke dalam pelukannya, Greyson menunduk, memeluk kencang August. August tertawa kecil.



“thank you, i’ll miss you too” ucap August. Greyson tersenyum, dan melepas pelukan itu. August menatap mata Greyson yang berbinar, yang membuat sudut bibir August menyungging ke atas.

“Greyson” panggil August, tersenyum lebar, Greyson mengerinyit. Lalu menoleh ke arah August kembali.

“what?” tanya Greyson, heran. August menunduk, saat mengangkat kepalanya. August tersenyum dengan manis, dengan tulus, dengan hatinya, dan juga matanya.

“thank you for this wonderful morning” ucap August. Greyson mengangguk, lalu segera keluar dari dapur August, dan bergabung dengan Jeremy, dan Bodyguard August yang sedang asik, membicarakan pertandingan basket semalam. August menatap refleksi itu, August merasakan lengkap pagi itu, merasakan semuanya tepat. Melihat Greyson tersenyum padanya, terasa sangat indah. Sekali lagi, August mengambil handphonenya, mencari gambar Greyson, dan August yang diambil oleh fans August.



“i’m lucky that i have the best friend in the world.” Beserta link foto dirinya dan Greyson. August tersenyum, lalu bergabung dengan Jeremy, Greyson melanjutkan pembicaraan bola basket yang August tidak mengerti sama sekali. August tersenyum mengambil secarik kertas, yang ada di mejanya.

“i’m out the touch, i’m out the love, but i can still standing this now, cause you are here with me now, i’m out the sigh, i’m out the fight, my world is complite now, cause you are with me now. “ tulis August, dengan senyumnya, dan lirik itu kembali mengalir dari otaknya, August tersenyum lebar, hanya beberapa menit, lirik itu terbuat, hanya tinggal membuat nada, dan mungkin itu akan menjadi album ke-tiga August nanti, album yang akan berisi, betapa indahnya dunia yang August punya, betapa bersyukur dirinya, dengan apa yang dia miliki saat ini.

***

>>> yeay, finally part 34 is up!!!!! woah, so close to school xD 2 weeks more, and i'm in Senior High School (ye~ ye~ ye~ ye~ la~ la~ la~) and as you know this week, my time really get caught by registration... and next week, will be preparing for MOS. so, i'm not quite sure when i'll post part 35... but i hope i'll post it as soon as possible. as usual, thank you for wasting your time to read this story, and let me know what do you think!

(: :D

- @Audeeyah