***
Jakarta,
Indonesia
April,
22th ‘12
Greyson bersiap melihat dirinya
dalam refleksi cermin, mengecek dirinya sekali lagi, dengan paduan plain v-neck
t-shirt putih, dan celana pendek jeans, diambilnya kacamata hitam, dan
sepatunya. Greyson melihat kaca sekali lagi dan keluar dari kamarnya, menaiki
lift, saat sedang menatap reflek kota Jakarta yang sIbuk di pagi hari, melalui
lift tembus pandang tersebut, lift berdenting, menandakan lantai lima belas ada
di hadapannya. Greyson bergegas keluar, dan mencari kamar yang bernomor 120.
“one
hundred, one hundred one, and here you go” guman Greyson, dengan tarikan
nafasnya, dia ketuk pintu tersebut. Tiga kali ketukan, keluar wanita, dengan
plain v-neck blue sky t-shirt nya, di tutup oleh cardigan putihnya, hot pants
putih menemani kakinya, dengan sneakers converse berwarna biru. Dan oh ya, jepitan
bunga berwarna silver, bertengger untuk menjepit poninya yang terlewat panjang.
Sejenak, aroma vanilla mengibas hidung Greyson.
Shit.
Wangi parfum August.
“hey
Greyson, are you ready?” tanya Olivia dengan senyum renyahnya itu.
“sure,
let’s go” ucap Greyson dengan senyum tipis. Wanita itu cara berpakaian, dari
parfum, dan lain-lain. Mengingatkan dirinya kepada... August...
***
“where
we’ll go?” tanya Greyson.
“Do-fun”
ucap Olivia dengan senyum yang manis.
“Do-fun?”
tanya Greyson mengerutkan keningnya.
“yep,
place where like Universal, i know it’s better Universal, but it’s still fun”
ucap Olivia dengan senyum tipisnya. Greyson mengangguk. Olivia dan Greyson
terdiam, dalam kaku.
“i
hear, August and Cody, are dating, is that right?” tanya Olivia sambil membidik
-sesuatu–yang-sangat-tidak-penting-untuk-difotonya- SLR nya.
“yeah
they are” ucap Greyson –berusaha-tapi-tidak-bisa- santai.
“you’re
jealous huh?” tembak Olivia tepat sasaran. Greyson menatap Olivia.
“not
really, i mean, you know when you have bestfriend, and suddenly your
bestfriend, have a boyfriend, you seems like outside people” jelas Greyson,
santai.
“i
guess, she’s not type like that, i mean, you know, i saw what she tweeted that
she worried about you, cause you know, your last concert” ucap Olivia lagi,
menatap Greyson.
“i
just fell like that” ucap Greyson.
“wonder,
is August feel the same, like you feel now, when you have Lauren as your
girlfriend” celetuk Olivia.
“no
offense, Greyson, i’m just wondering” ucap Olivia lagi. Lalu membuang
pandangannya ke luar jendela.
“it’s
okay” ucap Greyson, mengambang, Greyson memikirkan kata-kata Olivia tadi, mobil
tiba-tiba kembali canggung.
“forget
what i say Greyson, i hate when we feel awkward like this” ucap Olivia, meninju
pelan tangan Greyson. Greyson terkekeh.
“yeah,
you right, just for this time, i mean, when just two of us like this, there’s
no more August, popularity, or stuff, deal?” tawar Greyson, menyodorkan
kelingkinnya.
“deal”
ucap Olivia, membalas kelingking itu.
“let
me introduce you to my fans, come here” ucap Greyson, mengeluarkan HP nya, dan
memfoto diri Greyson dengan Olivia.
“yeah,
that’s right guys, i have my new bestfriend! It’s Olivia”
“my
friend, won’t believe that” ucap Olivia terkekeh, dan mereka berdua terlarut
dalam canda tawa, sahabat. At least, kehadiran wanita ini, menghindarkan Greyson
dari gusarnya terhadap August dan Cody, berpacaran.
***
“come
one Greyson, you’re not that afraid huh?” teriak Olivia dari ujung, Greyson
tertawa kecil, lalu mengangguk.
“okay,
come on” ucap Greyson menarik tangan Olivia, dan mengantri Roller Coaster.
Setelah mendapat giliran, Greyson dan Olivia duduk di barisan ke tiga yang ada
kamera, untuk memfoto ekspresi mereka sendiri, satu menit disana, Greyson
merasa teriakkannya, keluar lepas, saat melihat hasil. Olivia dan Greyson
tertawa terbahak-bahak. Melihat diri mereka dengan bodohnya, terekam dalam foto
itu. Greyson menyuruh Olivia untuk menyimpan foto itu.
Tidak puas dengan roller coaster, histeria,
tornado, dan seluruh wahana extream dufan, Greyson dan Olivia menikmati
wahana-wahana yang ada disana. Greyson, menggandeng Olivia, seakan dia... lupa
siapa dirinya, seakan dia lupa dia adalah artis. Greyson merasa dirinya menjadi
remaja biasa. Greyson bahkan lupa dia masih berselisih dengan August, Greyson
menikmati saat itu. dari terik matahari Olivia dan Greyson berhenti.
“i’m
sooooo tired” ucap Greyson duduk di salah satu tempat duduk yang disediakan disana.
Olivia datang dan menyodorkan satu cone ice cream vanilla dan coklat di depannya.
“this
is for you, cause you pay all of this vacation” ucap Olivia.
“thank
you” ucap Greyson menerimanya, dan segara menjilatinya. Greyson dan Olivia
memakan ice cream itu dengan tenang, hingga Olivia, menempelkan ice creamnya di
muka Greyson.
“oops”
ucap Olivia, lalu lari meninggalkan Greyson, Greyson menutup matanya, lalu
berlari mengejar Olivia, Olivia berlari sambil tertawa, karena postur Greyson
lebih tinggi. Olivia dengan mudah tertangkap oleh Greyson, dengan sigap. Greyson
menempelkan mukanya yang terkena ice cream ke muka Olivia.
“don’t
mess up with me Olivia” ucap Greyson tertawa kecil. Olivia mengangguk.
“kay
Greyson, it’s eno—aaa” ucap Olivia terputus, saat dia hampir terjatuh ke bawah,
dikarenakan genangan air. Greyson yang sigap memegang pinggan Olivia, Olivia,
menggenggam tangan Greyson kuat.
“sorry
Greyson” ucap Olivia, lalu berdiri, memang itu, hal yang cepat, tapi membuat
diri Greyson kikuk.
“uh
oh it’s okay” ucap Greyson.
“let’s
go to dolls castle” ucap Olivia menarik tangan Greyson, Greyson mengangguk, dan mengikuti antrian yang
tersedia. Greyson dan Olivia sekali lagi terlibat dalam percakapan yang
menyenangkan, disaat mereka menaikki kapal, suasana menjadi gelap, dengan
iringan lagu khas istana boneka. Greyson disuguhi beberapa boneka. Greyson
melihat muka Olivia, yang asik membidik foto-foto boneka tersebut, Greyson
tersenyum, terpintas dalam otaknya, wanita yang dihadapannya itu bukannlah Olivia,
tapi.. August, Greyson mengecup pelan pipi itu...
“Greyson?”
tanya Olivia heran.
“eh,
sorry” ucap Greyson sadar, lalu mengumpat dalam hatinya, bagaimana bisa dia
fikir itu August.
“it’s
okay, but why you do that?” tanya Olivia.
“i
don’t know, i just listen my... heart” ucap Greyson lagi, Olivia membuang
mukanya, mukanya bersemu merah.
“thank
you” ucap Olivia. Greyson dengan senyum merangkul pinggang wanita itu, bukan
karena dirinya memiliki paras yang mirip dengan August, tetapi sebagai wanita
yang menemani dirinya dari kegundahan hidupnya hari itu, perlahan Olivia
menyenderkan kepanya, di pundak Greyson, dan menyamankan tubuhnya, di sisi Greyson,
Greyson tertawa kecil, lalu mengelus
rambut itu pelan.
“maybe
you can replace August in my heart, someday” ucap Greyson dalam hati...
***
>>> wop wop, as my promise today i post part 14! let me know what do you think! x
(: :D
- @deeyahs
No comments:
Post a Comment