Sunday, May 6, 2012

Remember August ( Part 7 : The Secret Kiss, Is This... Love? )

***

“AUGUST WIBOWO TEMANNYA GREYSON!” kayaknya itu adalah greeting morning buat August pagi-pagi dari tabloid di Jakarta. August yang melihat itu hanya mengangkat bahunya. Muka dirinya terpampang di tabloid, majalah, dan koran itu sudah mungkin makan hari-harinya August. Dari prestasi August meraih chart billboard, gosip-gosip sama kak Joshua, digosipin pacaran gara-gara ketangkep paparazzi lagi jalan berdua di PIM, nonton bioskop. Tapi kayaknya gosip itu ngereda sendiri gara-gara 22nya diem aja.

August sekarang malah dengan asik melenggang jalan keluar dengan membawa anjingnya sambil lari pagi, dengan tanktop dan jaket putihnya, celana sport berwarna puth garis merah, dan sepatu olahraganya. Mengitari kompleks rumah mereka, dengan santai August menyegarkan tubuhnya, dan dengan santai August mengabaikan wartawan yang mengahmpiri menanyakan Greyson Chance itu. setelah puas mengitari ksomplek. August dengan santai pula memasuki rumahnya, dan segera bergegas ke hotel Greyson untuk menemani cowok manja itu, karena besoknya baik Greyson dan August akan bertolak ke luar negri. Greyson balik ke U.S dan August ke Thailand, menerima undangan dari duta Indonesia di Thailand.

“maaaaaa, aku pake mobil mama yaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak August dari atas rumahnya lalu dengan cepat menutup pintu kamar mandinya, mendinginkan badannya dengan air hangat. August menyanyikan beberapa bait, sedikit demi sedikit. Setelah merasa puas mandi. August keluar kamar mandi dengan handuk bajunya itu. yang sudah dilapisi tanktop dan celana pendek didalamnya

“did i tell you i love your voice?” ucap seseorang, yang August udah hafal diluar kepala gimana suaranya, mendengar itu August langsung memicingkan matanya.

“Greyson!!!” teriak August dengan protes, Greyson langsung tertawa mengisi kamar August yang kelewat besar itu.

“you really look so sexy with that outfit” ucap Greyson mengerlingkan matanya, August terdiam, dag, dig, dug, jantung August menghentak dengan cepat. Tunggu itu apa yang dia rasakan? 

“Greyson get out” ucap August, Greyson masih tertawa, lalu mengahampiri teman Indonesianya itu.

“good morning, cute” cup. Kecupan, pagi yang manis, menyentrum August yang selesai mandi. August menatap Greyson yang membalikkan badannya lalu menyanyi kecil meninggalkan August dalam jutaan sensasi yang berdentum. YA TUHAN! 

“gue kayaknya harus ke dokter, makin gak beres belakangan ini” guman August sambil memegang jidatnya, dan memekai baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya.

***

Sarapan pagi itu kayaknya bikin August agak pendiam, masih dipengaruhi, sentuhan Greyson yang tidak bisa dibilang nyata. August tau, sudah beberapa kali pas dia SD Greyson nyium pipi, dan meluk August, tapi kayaknya 2 tahun udah gak ketemu, dan gak ngobrol sama Greyson, apa yang dilakukan Greyson itu, agak bikin August Speechless. Greysonya juga daritadi santai aja. Ngeliat sikap Greyson begitu, August yang malah tambah pusing!

“ADUH GREYSON KENAPA SIH?!?!” teriak August dalam hati.

***

Hal-hal yang dilakukan Greyson seperti di photoshoot dan wawancara hanya bikin August bosen, August seperti manajernya Greyson nemenin, ngasih minum. August agak bosen, dengan prilakunya yang memainkan hpnya dengan khusyuk. Greyson jadi gak enak ngeliat cewek itu diem-diem aja. Setelah photo shoot dengan majalah. Greyson menghampiri August.

“you are bored, aren’t you?” tanya Greyson, August hanya menghela nafas.

“kinda” ucap August dengan letih. Greyson berfikir sedikit.

“you can go home if you want” ucap Greyson, August menengok ke arah Greyson, lalu tersenyum

“we’ve not seen each others like 2 years, and this is the only chance that i can meet you talking with you, maybe we need to wating for a months, years, i don’t know” ucap August, lalu Greyson tersenyum.

“hey, i guess my photoshoot was done, and we can hang out, to somewhere, until my last perfomance tonight” ucap Greyson melihat kondisi. August berfikir sebentar.

“is that okay, if you get a new rumor, about us?” tanya August ragu, Greyson berfikir.

“we’re friend, is that any mistake we hang out together? Just pretend that we’re like an ordinary kid who going out to mall, watching movie, and stuff” ucap Greyson, August berfikir lagi, agak berbahaya juga, jika August lari dari pengawasan penjaga mamanya, tapi ini kesempatan akhirnya bersama lelaki didepannya itu. besok dia harus ke Thailand.

“well, okay, let’s go!” ajak August, mengambil tasnya dan berdiri, merapihkan t-shirt putih dan mini skirtnya, yang ditemani dengan angkle bootsnya itu. berjalan beriringan dengan Greyson. 

“Greyson, Lauren and i were chatting last night.” Ucap August, di perjalanan menuju mobil.

“really, what did she say?” tanya Greyson menoleh ke arah wanita disampingnya.

“she said that she loves you, just the way she love every guy-strip-friends, and tell you to move on” ucap August blak-blakan, Greyson terdiam.

“you know how hard to be move on right?” tanya Greyson, August mengangguk. 

“but, you know, more long you still love hore, more long you make she underrestimate by your fans!” protes August. Greyson hanya terdiam.

“sometime, i just miss the way i used to be his boyfriend, but sometime, i just feel like “Lauren is no one in my life, except my ex” “ ucap Greyson. August hanya menganggkat bahunya

“it’s your problem” balas August, membuka pintunya, dan masuk kedalam mobil dikuti Greyson.

***

Spy Kids sepertinya satu-satu film yang akan Greyson dan August tonton bersama, August bilang pingin ngebandingin Masoon Cook, sama Greyson semirip apa, sambil ucapnya geli. Gak sedikit juga beberapa gadis beruntung yang histeris melihat August dan Greyson ada di mall yang sama dengan mereka. mereka berfoto bersama, everything is undercontrol. Beside there is August’s bodyguard cover in few feets back from them.

Greyson menonton dengan August memilih tempat yang menyudut ke belakang, biar tidak di kenali oleh orang-orang. August memilih pojok, Greyson disampingnya. August menonton film itu dengan khusyuk mengabaikan gejala aneh di tubuhnya selama dia bergandeng tangan dengan Greyson ke bioskop, sedangkan Greyson tidak bisa sama sekali, perasaan dia ada hal yang mengganjal dalam hatinya, ada ledupan aneh di hatinya, ada desiran cepat di darahnya, ketika melihat muka August, Greyson membungkam. 

Ini kenapa? Saat Greyson sibuk dengan pikirannya, ada sentuhan di pundaknya, Greyson menoleh, terlihat August tertidur dalam bioskop, sepertinya dia kecapekan, Greyson merasa bersalah... melihat muka August, Greyson terdiam, hatinya berdegup kencang. Ada tendangan kecil yang dirasakan Greyson, ingin menyentuh.... menyentuh bibir itu... merebut ciuman pertama gadis ini. Greyson membungkukkan pundaknya,dengan perlahan Greyson mengecup pelan bibir August. Greyson langsung merasakan desiran yang sama, degupan yang sama, kerlipan yang sama ketika dia melepaskan ciuman pertamanya... tuhan apakah ini yang dinamakan move on? Dengan sahabatnya sendiri? August....?

***

>>> The Problem starting from this part! thank you for reading! hope you enjoy it (: and let me know what do you think! (

(: :D

No comments:

Post a Comment