***
“melahap” dengan rakus pemainan di
dufan, sangat menguras tenaga, tidak bisa dipungkiri oleh Greyson dan Olivia,
mereka seakan kehabisan tenaga, dan hanya sanggup menatap garis laut hitam
legam laut Jakarta di pantai, sambil duduk diatas pasir, terlihat pantai sudah
sedikit sepi malam itu, tapi mereka tidak ingin segera beranjak pergi, bintang
diatas sangat.. indah. Gugusan bintang... terlihat...
“Gugusan
Bintang” batin Olivia, menatap langit itu.
“what?
What you’ve said?” tanya Greyson ke Olivia
“nothing,
just the sky is wonderful” ucap Olivia tersenyum, lalu berdiri membersihkan
celananya.
“let’s
go home” ajak Olivia sambil berdiri dan membersihkan pasir yang ada di kaki dan
celananya itu.
“okay”
jawab Greyson, berdiri dan mulai meninggalkan pantai Ancol. Diperjalanan mereka
tertidur, hingga supir memberitahu mereka sudah sampai di hotel. Greyson
mengantarkan Olivia ke kamarnya, saat di depan kamanya Greyson berdiri gugup.
“umm,
thanks for this day” ucap Greyson senyum kikuk.
“Greyson...”
panggil Olivia pelan.
“hmmm?”
balas Greyson.
“is
this a date?” tanya Olivia ragu, Greyson terdiam, melihat mata coklat itu. lalu
tersenyum kecil.
“yeah,
maybe this is a date” ucap Greyson, sambil tersenyum, lalu dengan pelan menarik
tubuh Olivia, dan mengecup pelan dahinya. Olivia dengan ragu, melingkarkan
tangannya di leher Greyson.
“thank
you, for this wonderful date, Greyson” ucap Olivia, bersemu. Greyson menatap
wanita itu, dalam pandangangan yang dekat, dimana dahinya tertempel di dahi
Olivia. Greyson tersenyum dengan lembut.
“your
welcome, good night, sweet dream, Olivia” ucap Greyson tersenyum lalu mengusap
pelan rambut Olivia.
“gue
harap lo bukan seorang php di hidup gue Greyson, gue gak mau jadi pelarian lo
terhadap August” ucap Olivia, menatap siluet Greyson di lorong hotel itu, lalu
mengehla nafasnya, dan masuk ke kamarnya. Membuka hpnya dan menulis.
“thanks
for this wonderful night, thanks @Greysonchance” tulisnya itu. Olivia segera
membersihkan tubuhnya, dan bersiap menyeret dirinya ke dunia mimpi...
***
Greyson selesai membersihkan
badannya, dan melihat hpnya, terlihat mention Olivia, lalu dia me-reply mention
Olivia, meninggalkan twitter, Greyson kembali melihat e-mail nya, e-mail dari August.
Greyson terdiam melihat itu, lalu ada rasa apa, Greyson ingin membuka
laptopnya, dan melihat sekitar timeline twitternya, membaca tweet-tweet random
dari twitternya. Hingga satu tweet menyitanya.
“good
morning, Las Vegas” satu tweet simpel,
tapi dia lebih tertarik ke avatarnya, terlihat, foto wanita dengan baju sweater
gombrong panjangnya bergambar love –yang-sering-Greyson-lihat-karena-itu-baju-tidur-favorite-wanita-itu-
dengan celana yang sependek sebatas sweater itu, berdiri sambil tertawa, dan
memeluk samping lelaki yang menggunakan baju putih polos, dan celana santai,
disampinya yang sedang mengecupnya pipi wanita itu. Itu... August... dan... Cody
Foto August, dengan rambut
gelombangnya yang berantakan sepertinya sehabis bangun tidur, di bus turnya,
dan dengan Cody, mengecup pelan pipi August, Greyson seperti terpukul, jika
seperti itu, sama saja... Cody, dan August sudah memplubikasikan pacarannya
itu, Greyson terdiam, lalu meminimize browsernya, dan segera membuka satu
folder yang dia beri kunci pasword, satu kata pasword yang manis
“ourbirthdayis16” satu pasword, yang isinya, tidak ada orang yang bisa mengira,
seluruh koleksi yang bisa Greyson simpan, saat momennya bersama August, saat
ulang tahunnya, bahkan ada fotonya yang difoto oleh fans saat mereka berdua
bernyanyi saat showcase tempo hari. Greyson melihat foto lagi, dan stuck,
disatu foto yang Alexa ambil saat itu.
***
January,
1st ‘09
Edmond,
Oklahoma
01.10
a.m
“you
guys really look so cute” ucap Alexa tertawa, August bersemu merah, dan tertawa
kecil.
“no
way!” ucap August tertawa kecil.
“but
you are, in this new years eve, you just miss your new year eve party with your
friends, and come here, accompany Greyson, when he is sick” ucap Alexa, tertawa
renyah.
“oh,
sister, go out, enjoy the party by yourself, don’t distrub us” ucap Greyson
protes, dengan suara sereknya itu.
“okay,
bye, love birds” ucap Alexa, tertawa renyah.
“we’re
not” ucap serempak. lalu disertai tawa Alexa “see?” balasnya sambil keluar. August
melihat lagi ke Greyson, dan menyentuh badan Greyson.
“why
you are so hot?” tanya August, heran
“i
am hot” ucapnya –dengan-jalur-lurus-yang-sedikit-menyimpang-ke-kiri- sambil
tersenyum ekhm, nakal.
“not
that way! You dork!” pukul August dengan bantal tidur Greyson
“i
don’t know you’re going to that way!” bantah Greyson. “or else you are too
cold” ucap Greyson lagi. “i’m not... hatchi!!” bersin August.
“you’re
cold” ucap Greyson dingin.
“i’m
not, you’re just too hot” ucap August, lagi. Greyson menggeleng.
“come
here stubborn” ucap Greyson lagi, lalu menarik August ke dalam selimutnya. Greyson
mendekap August.
“i’m
too hot, and you’re too cold, let’s warm our self, by cuddling each other” ucap
Greyson, sambil mukanya yang imut itu.
“great
idea” ucap August, merapatkan tubuhnya ke Greyson.
“happy
new year, August” ucap Greyson, tersenyum. August mengangguk, lalu mengerjapkan
matanya, August, jatuh tidur, dirinya,seakan sangat mudah untuk tidur, ketika
dia mencium wangi kue coklat di tubuh Greyson. dia merasa... tenang.
Tanpa mereka sadar, Alexa, kembali
masuk diam-diam, dan mengambil foto mereka berdua, tertidur sambil memeluk satu
sama lain, di tahun baru.
“you
are guys, you love each others, but why you don’t tell it? And keep those
feeling standing, wihtout anything make it clear, who you really like? Why you
guys keep pretending?” batin Alexa.
“alexa,
what are you doing?” bisik Tanner, memeluk saudara perempuannya itu dari
belakang.
“they
really look cute together” ucap Alexa, menunjuk August dan Greyson.
“they
are” ucap Tanner.
***
Entah, darimana, Greyson
mengeluarkan titik mata itu, Greyson menatap foto itu, menatap refleksi diri
mereka berdua sedang tertidur, lalu memeluk satu sama lain, menghangatkan satu
sama lain. Dengan tidak tau punya fikiran, di tahun berikutnya itu, adalah
tahun yang mereka alami tahun terbesar dalam hidupnya. Kehilangan August, dan
mulai merintis menjadi Artis populer. Greyson terdiam, dirinya terlarut, dalam
falshback-flashback manis yang dia lalui bersama August, dan pertengkaran
kecil, yang pasti akan selalu diakhiri dengan senyuman manis, di kedai kopi
sudut jalan Edmond, Oklahoma. Selalu seperti itu, seakan jiwa mereka telah
menyatu, mengenal satu sama lain, mengetahui kelemahan satu sama lain.
Greyson mereasakan hal yang beda
saat ini, energi yang sangat beda saat ini, rasa dirinya saat menyentuh August
3 tahun lalu, dengan sekarang sangat beda, dahulu tidak ada percikan, dan
gelitikan kupu-kupu di perutnya, tidak ada degupan jantung yang tak bisa
dikendalikan saat August membelai halus rambutnya itu, tidak ada aliran darah
yang sangat deras, saat Greyson mencium wangi madu di pipinya saat mencium pipi
itu, mencium wangi kue jahe di rambutnya, saat dia memeluk wanita itu, dengan
berbagai alasan, dan mencium harum wangi vanilla di tubuh itu...
Berbicara wangi tubuh, Greyson juga
merasakan itu, di diri.. Olivia, wangi kue jahe di rambut, wangi madu di
mukanya, dan wangi vanilla di tubuh, selain itu. August dan Olivia memiliki
hampir kesamaan, mereka berdua memiliki rambut yang sama panjang gelombang,
cara berbicara, dan jalan mereka sama, yang membedakan, hanya mata dan kulit, August
memiliki mata hitam legam, siapa yang menatapnya akan jatuh dengan cepat, dalam
pesona dirinya, sedangkan Olivia, coklat gelap, yang membuat orang susah
melupakan mata itu, dan kulit August mengikuti kulit Ibunya... kulit pucat.
Sedangkan Olivia lebih ke kulit orang indoensia... kuning langsat. Stress
memikirkan kemiripan mereka berdua Greyson terlarut dalam tidurnya...
***
>>> thank you for reading! and let me know what do you think! xx
(: :D
- @deeyahs
No comments:
Post a Comment