***
May,
30th ‘12
Los
Angeles.
Eleven
Eleven Studios
“you
make me fly like no others, tell me love that’s what you offer, your smile is
nothing but is the better, the way you call me, you made me so high” suara
August, terekan di studio, pelatih vokalnya, menari kecil, mendengar rekaman August,
yang sangat bisa dibilang cepat, hanya butuh beberapa kali take, semua part
bagiannya selesai, ini yang pelatih vokalnya suka dari August, dia bisa
bercanda, tapi disaat serius, dia membuat semua orang terpukau.
“that’s
a wrap girl, come on, change the seat, Greyson, come in” ucap Steve yang sedang
mengedit sedikit suara August.
“is
that so fast, ahhh” ucap Greyson komplain.
“wait
for a moment, i made it quick” ucap Greyson sambil tersenyum. Greyson, mengecup pipi cewek itu,
cewek itu hanya tersenyum melihat, ekhm, pacarnya.
“it’s
okay, if you take a long time, i wait for you” ucap wanita itu, yang tidak lain
tidak bukan Olivia. August hanya tersenyum melihat itu, dan duduk dibangkunya.
“you’re
good” ucap seorang lelaki, August mengerinyit dan menengok kebelakang. August
tersenyum.
“hey
babee, you’re here? I thought you had a rehearsal for your tour” ucap August
lagi. Cody tersenyum kecil.
“this
is the last time, i’m here, maybe i need to hang out with my girlfriend, and
enjoy the rest of the day” ucap Cody sambil memberikan kecupan singkat yang
sangat manis di bibir August, August hanya tertawa.
“thank
you, but you need to rehearsal, or else you’ll disappointed your fans” ucap
August serius.
“if
you come, i’ll” ucap Cody.
“kay,
just for a minute, i wanna hear, Greyson’s recording” ucap August, Cody
mengangguk lalu duduk di sofa. Melihat August berdiri ke arah alat-alat perekam
musik, dan mendengar pengisian suara Greyson, menggunakan cest top merah biru
putih itu, dan serena denim pants blacknya, beserta ankle bootsnya terlihat
menarik untuk dilihat oleh Cody, sebagian tubuh August... indah untuk
dipandang.
.jpg)
Cody mengedarkan matanya, dan
melihat wanita yang sekilas mirip August, dan kabarnya sudah menjadi pacar Greyson.
Cody, tersenyum kecil ke wanita itu, dan dibalas snyuman kaku. Cody membuang
matanya, dan berjalan ke dekat August, sambil merangkul pinggangnya.
“you
dance in that floor make me higher, the way you move thats hips for the first
time, you made rebel carelessman, carefull daughter, the way you call me, you
make so high” ucap Greyson mengisi bagian reff dua. August mengerinyit,
mengstop lagunya.
“you
had a pitchy voice” ucap August, sambil memencet tombol talk.
“what?”
tanya Greyson.
“that’s
part, not that’s so high, you neeed to make it lil bit down” ucap August, Greyson
menggerutu.
“you’re
not the producer August” ucap Greyson lagi.
“but
i know this song, we made it together, i make the instrument” ucap August lagi
masih keuhkeuh sama pendiriannya.
“she’s
right Greyson, your voice is pitchy, you never like this before? What’s going
on with you?” tanya steve, Greyson mendengus, lalu meminta untuk memutar
lagunya sekarang.Steve memulai lagi, Greyson langsung mengisinya.
Berkali-kali take tapi itu tetap
gagal. Greyson frustasi, dateline nya sudah dekat lagi, tapi dia belum selesai,
dan wanita yang duduk di sofa itu termenung bosan. Greyson terganggu.
“umm,
Steve maybe we can finish this later, i need to go somewehre” ucap Greyson
lagi.
“what?
the tour will start in few more weeks again” ucap August protes, hey dia sudah bekerja
keras disini, dengan semena-menanya Greyson menyudahi rekaman mereka.
“shut
up August” ucap Greyson, yang keluar dari studio, Greyson berlari, dan
menghampiri Olivia dengan senyuman.
“come,
we gotta go” ucap Cody cepat, melihat seamuk marah dari muka August.
“i
don’t believe that you’re not much proffessional than me” sindir August, lalu
berjalan bersama Cody keluar dari Studio.
“oh
yeah, once again, Olivia, you should not here, if Greyson recording, cause just
of you, we’re not finish this song, and this song it should be finish today!”
ucap August ketus, lalu meninggalkan Greyson dan Olivia, diam bisu.
“August,
shut up, i never protest, that everytime you bring Cody here” ucap Greyson,
marah, menahan August.
“at
least, i’m proffessional than you, i choose my job first, than my love life,
got it? now get off” ucap August sambil memeiringkan mukanya, tidak sepenuhnya menatap Greyson, kata-kata pedas yang kelaur dari mulut
August, seperti layaknya tamparan keras yang menghujami Greyson, Greyson ingin
berkelit, tapi bibirnya terkatup keras, dengan tatapan sinis August, yang sedihnya
tatapan sahabatnya sendiri. Greyson masih melihat, gerakan rambut hitam itu,
disaat dia pergi menjauh.
“come
on Cody” ucap August, teriak, melihat Cody terdiam beku di sofa.
“sorry
for that Greyson, and sorry for that too mm, Olivia, she’s in underpreasure,
about this whole tour things, once again i’m sorry, and i’m gone” ucap Cody,
melihat anggukan pelan Olivia, Cody pun berjalan kikuk.
“don’t
say sorry, as her name Cody, who do you think you are?” tanya Greyson skeptis,
Cody melihat aneh ke arah Greyson.
“well,
i’m her boyfriend, and i just wanna say sorry to you, cause she’s rude to you”
balas Cody lagi, skeptis, lalu meninggalkan studio.
“so
sorry to say, but what she said, it’s true Greyson” ucap Steve, yang berbisik
dari belakang, lalu menepuk pundak Greyson.
“i’m
leaving” ucap Steve. Menepuk bahu Greyson sekali lagi, dan meninggalkan Greyson
sendirian di studionya. Greyson menutup matanya, dan menghelaskan nafas.
“i’m
sorry” ucap seseorang, sambil memegang tangannya, Greyson membuka matanya, dan
menatap wanita yang memegang tangannya itu.
“no
don’t be, it’s ok, Cody’s right, we’re in underpreasure, so August just act
like that, it’s normal” ucap Greyson tersenyum lemah, sambil mengusap pelan
rambut wanita itu.
“come
on, we’re leaving” ucap Greyson, menarik wanita itu, ke dalam rangkulannya.
Meninggalkan studio itu, dengan helaan nafas yang berat. Dia mencoba meyakini,
yang dikatakan August, dan Steve itu salah, mencoba meyakinkan dirinya.
***
No comments:
Post a Comment