Sunday, May 6, 2012

Remember August ( Part 5 : Reunion )

***

Lagu demi lagu dilantunkan, histeria makin menaik. Europhia Hard Rock Cafe Jakarta rasanya diguncang, semua menyanyi, menari, dan berteriak, seindah apapun penata lampu itu, seindah apapun permainan piano itu. mata semua tertuju pada lelaki yang memainkan piano itu, lelaki yang disorot oleh lampu itu.

Jam 6 pun menyambut, secara terpaksa semua pagelaran Konser Greyson dan tetek bengek selesai. August bergegas pulang, karena janji jam 8 ini akan ada rekaman untuk merilis album pertamanya.

August menunggu di depan gerbang Hard Rock Cafe, sambil gelisah meliaht jamnya. Ada beberapa orang yang ingin foto bersamanya, dan tentu juga foto August dan Greyson secara bersamaan.

“August, where you want to go?” tanya seseorang, August menoleh, melihat wanita yang lebih tua darinya, dengan rambut coklatnya.

“aunt Lisa? I need to go back to studio, recording” ucap August tersenyum lelah.

“are you sure hunny? I just text you that we cancelled your schedule after Greyson’s Concert, cause i missed Lisa” ucap sesesorang lagi, August menengok kebelakang, dan Mamanya baru datang dengan blazer hitam, yang berdalaman putih, dan rok hitam. Serta heels hitam menemani kakinya.

“mom, you told me that you’ve some cases to control” ucap August, ya, mamanya itu adalah seorang pengacara. Sekaligus manajer dari August.

“well, it finished” ucap Mamanya dengan entang.

“bilang aja gak ada kasus” cibir August, mamanya hanya mencubit pinggang August pelan.

“aw, apa-apaan sih Ma, sakit tau” protes August, Lisa hanya bingung dengan percakapan anak-ibu satu ini.

“ye, udah mukanya jelek kalo gitu, ngenes tau gak liatnya” ledek mamanya sambil melewein August. August bergidik melihat mamanya yang kelewat gaul. “Mama terlalu cepat mengalami fase kangen muda, dari yang August kira” ucap August, Mamanya mencubit pipinya, karena letih berdebat dengan anaknya yang satu ini.

“at least, Ma, seenggaknya, kak Nina suruh dateng ke rumah aja. Biar August voice in yang belum di lagu kemaren” ucap August santai, lalu melenggang dengan seenaknya meninggalkan mamanya yang lagi ngobrol sama Mama Greyson.

“Greyson” ucap August ke Greyson yang anteng dengan hpnya, entah apa yang bikin dia addicted dengan benda itu.

“what?” tanya Greyson, menengok ke arah August.

“tell, Alexa, that you’ve get dinner with me, in my house” ucap August lalu terduduk di kursi yang kosong disamping Greyson, yang kembali sibuk dengan hpnya.

“what are you doing there? You seems so addicted with phone you know” ucap August, Greyson tertawa kecil, lalu menunjukkan apa yang dia lihat sedari tadi.

“i’m stalking you” ucap Greyson tertawa kecil, August mengerinyit, lalu melirik ke hpnya, dan dilihat beberapa account-account yang dibuat orang-orang sekitar Asia-Eropa. August menganga

“don’t you have anything to do except stalking your own bestfriend?” tanya August aneh menatap sahabatnya satu ini.

“ni, efek, putus sama Lauren kali ya” ucap August sekenanya, sambil menggelengkan kepalanya itu, dan mengecek hpnya.

“what? Lauren what?” tanya Greyson lagi. Bingung.

“nothing, everything is cool. Okay, there is Alexa, come on, here we go” jawab August sambil terkekeh, meninggalkan Greyson dengan muka bete. 

“August, you will die after this” ucap Greyson galak. August meledek dengan melewein Greyson dan kabur ke mobil Alphard Mamanya itu.

“kamu kenapa?” tanya Mamanya heran. August hanya masih ketawa-tawa gara-gara masalah tadi.

“hey Aunty Erin, may i here?” tanya Greyson dengan horornya muncul di pintu mobilnya itu.

“Greyson gue semakin yakin belakangan ini, lo itu setan idup yang jago nyanyi” guman August lagi, mamanya August menatap tatapan galaknya ke August.

“sssh, kamu ngomongnya” tegur Mamanya itu, August hanya cemberut.

“habisan, kulitnya putih kayak mayat idup terus suka muncul tiba-tiba, coba kalo botak, August bakal bikin film Greyson Tuyul” balas August enteng, dan memainkan Hpnya dengan tenang.

“you may” ucap Mamanya August dengan senyuman manis ke arah Greyson “MA” protes August, Greyson hanya meledek lalu menarik August yang ada di bangku depan ke belakang. Satu jam perjalanan dari daerah Hard Rock Cafe ke rumahnya, benar-benar dimanfaatkan Greyson untuk membully August, dengan menggelitiki August di sekitar leher dan pinggang. Mamanya malah dengan devilnya memfoto kejadian itu. August yang mukanya putih pucat, seketika beranjak merah, dan tidak bisa berhenti ketawa. Greyson tertawa besar diatas Bullyannya.

“okay i give up” ucap August teriak, lalu Greyson dengan puas menyudahi klitikannya. Saat August ingin mengambil Hpnya yang terjatuh dibawah liontin August copot dan terbuka. Greyson memungutnya, dan melihat foto Greyson dan August berdua saat mereka berumur 12 tahun. Ini kado ulang tahun Greyson untuk August.

“you still wear this necklace?” tanya Greyson dengan senyumnya yang lebar.

“yeah i still” ucap August dengan senyumannya yang manis itu, membuat pipi tembemnya membulat. Greyson gemas lalu langsung menyubit pasangan chubby cheecknya itu.

“you are sooo friggin cute” ucap Greyson gemas. “Greyson, it’s hurts!” teriak August, Greyson hanya tertawa kecil, August mengambil kalung yang bertengger di leher Greyson.

“this is my gift when you give me my necklace right?” tanya August, dengan senyumannya yang penuh arti menatap mata Greyson. “yeah it is” ucap Greyson lembut.

“you’re growing up, you look so perfect to me” ucap August serius sambil mengelus pelan pipi Greyson. Greyson tersenyum dan mengangkat kedua tangganya, menempatkannya di pipi August.

“and you look more beautiful than ever August, you really are” ucap Greyson manis. August tersenyum lebar, mereka berpelukan dalam mobil itu, memendam rasa yang entah apa yang mereka kubur, memunculkan aura baru dalam suasana indah. Ya, bisa saja mereka jatuh cinta, jatuh cinta dalam persahabatan. Seperti kata Jason Mraz. “i’m lucky i’m in love with my bestfriends”

***

>>> thank you for reading! and let me know what do you think! (: xx

(: :D

No comments:

Post a Comment