Wednesday, May 30, 2012

Remember August ( Part 26 : The Fight )


***

June 20th ‘12
Dallas, USA

            Semua penonton berteriak memanggil nama mereka berdua dengan elu-eluan yang menggema, konser di Dallas ditutup, seperti biasa. Kiss Me menjadi penutup di konser malam itu. August dan Greyson langsung keluar dari bawah panggung, dan menuju back stage untuk bertepuk riah dengan suksesnya konser itu. saat semua heboh ber high five, lagi-lagi Greyson menghindari August. Semenjak pelukan itu, semua rasanya begitu dingin, tidak ada gelak tawa antara Greyson. setelah konser Greyson akan bilang berterima kasih ke crewnya lalu langsung meninggalkan kerumunan, dan kembali ke ruangannya dan entahlah apa yang dia lakukan hingga ibunya memanggil dirinya untuk balik ke bus, atau tidak ke hotel.

            August sendiri sudah mati-matian mengajak Greyson mengobrol tetapi tetap saja, anggapannya selalu dingin, dan meninggalkannya, semenjak pelukan itu, pelukan di ruangan artis itu. tetapi, alih memikirkan lebih jauh. August langsung sibuk dengan hp nya dan berbicara masalah betapa serunya konsernya dan jonserpacarnya itu. August sendiri tidak hampir pusing, selama August masih bisa melihat Greyson respect ke fansnya August akan diam saja. Berlagak tidak peduli.

***

            Untuk malam satu lagi, Greyson sengaja tidak mengabaikan kebaikan August, ini... Greyson sengaja lakukan, akan lebih mudah untuk menjaga wanita itu dalam seperti ini, akan lebih mudah, dan tidak akan ada gejolak aneh yang menari dengan seenaknya didalam tubuhnya, pelukan beberapa minggu lalu anggaplah pelukan terakhir yang Greyson rasakan, akan lebih susah untuk melepaskan wanita itu, jika wanita itu telah digenggam erat. Benar kata August, Olivia yang harus dia perhatikan lebih. Lalu seperti ini lah, setelah konser Greyson akan menelfon Olivia dan berbicara, hingga mungkin Olivia tertidur atau juga Greyson suruh kembali ke hotel. Tapi.. Greyson tidak memiliki sedikit penyesalan, dia sudah bisa merasakan. Olivia itu pacarnya, wanita yang patut mendapat perlindungannya, biarkan Cody melindungi August, dan Greyson melindungi Olivia. Ya, memang harusnya seperti ini.

***

 July 1st ‘12
Washington D.C , USA

            August berjalan memutar satu ruangan, dilihat lagi handphonenya, dan masih tidak memberikan salah satu notifikasi bahwa laki-laki itu membalas smsnya. Semua orang seketika panik. Dengan cepat August mengetik-ngetik nomor telfon, lalu menempelkan telefonnya di telinganya.

“where are you?!” ucap August setengah teriak, setelah telfonnya di jawab.

“i’m in my way to somewhere!” balas lelaki di sebrang sana.

“this place like a whole mess, why you’re not coming here now?!” protes August mendengar suara balasan itu.

“i can’t! I need to go back to L.A” ucap lelaki itu.

“for what?!” masih dengan nada ketus.

“my girlfriend is sick!” ucap Lelaki itu, dengan cepat. Cukup, ini membuat August naik pitam.

“what?! You left your signing season, just because your girlfriend is sick?! Like seriously GREYSON! what an earth you taking this risk! Why you don’t tell me, or at least the manager!” pekik August, mendengar suara August seperti itu, manajer August dan Greyson langsung mengahampiri August.

“she’s sick! I need to go back to L.A!” ucap Greyson lagi. August menutup matanya kesal, dan melihat manajenya dihadapannya, meminta telefon August. August memberikan telfonnya ke manajernya itu.

“Greyson, you need to go back here.  A.S.A.P or else i’ll turn that credit card off, and banned everything that you had in L.A. go back here, or else, you loose everything you have” ucap Managernya dengan tegas. Lalu memberikan telfonnya ke August yang setengah menganga.

“are you serious doing that” tanya August heran. “ofcourse not” ucap managernya lalu langsung kebur ke tempat yang entah August tidak tahu itu, masih speechless mendengarkan gertakan managernya. August menggidik, jangan sampe hal itu terjadi padanya.

***

“damn it!” frustasi Greyson, lalu langsung menaruh hpnya di bangku sebelah, dan meminta supir taxi untuk kembali ke gedung tempat signing seasonnya itu. Greyson mengacak rambutnya, Greyson baru tau, kalau misalnya pacarnya itu sakit, demam, Greyson langsung cemas, dan rasanya pingin pulang ke L.A dan menanyakan apa kabar wanita itu. lalu menjaganya. Ya tuhan, ini kenapa managernya harus mengancam dia, kalau memang seseorang yang harus disalahkan adalah August. Ya, August seorang.

***

            Semua orang berteriak terimakasih tuhan, saat melihat batang hidung Greyson di gedung. August memicingkan matanya, akhir-akhir ini Greyson memang agak kelewatan egoisnya, melupakan fans nya dan mengurusi pacarnya itu. Bukan. Bukannya August tidak suka, tapi itu sangatlah berlebihan. Hampir-hampir meninggalkan tournya dengan sepihak, tanpa memberitahu apapun ke crewnya. Tingkah laku yang idiot. Batin August.

“masih mau ninggalin fans lo? Cih, artis apaan lo?” sindir August, sambil menatap dingin Greyson, dan langsung ke luar dari gedung, memasang senyumnya dan duduk di bangku.

            Greyson menatap August dingin yang berjalan keluar, lalu ikut jalan keluar, tanpa senyum sama sekali, dan mulai menandatangani satu-satu cover albumnya. Greyson sangat dingin hari ini. August bisa melihat dari mata ekornya, hingga baru tiga puluh menit signing season berlalu. Greyson langsung berdiri tanpa kata meninggalkan signing season, semua orang terdiam. August langsung heran melihat itu, dan pamit sebentar ke fansnya.

“Greyson, wait up!” teriak August dari belakang. Greyson berhenti, dan menoleh kebalakang, dan berhenti.

“what?” tanya Greyson dingin. August terdiam, lalu menatap dingin mata coklat itu. “you want to leave your fans outside?” tanya August. Greyson menghela nafas.

“okay, i’m sorry, but i can’t focus on anything, when i know my girlfriend, right across the land, is sick, and maybe no one take care of her” ucap Greyson, sambil menatap August.

“so, you leave your fans, to your sick girlfriend, maybe no one take care of her” ucap August, Greyson menghela nafas berat.

“yes, i am” ucap Greyson pelan. August menutup matanya, bola matanya saat ini sangat... panas.

“i’m sorry okay?” bujuk Greyson. August masih menutup matanya pelan.

“you can leave” ucap August, setelah menghela nafas berat dan membuka matanya.

“what?” tanya Greyson. “you can leave” ulang August. “you can leave, and go straight to L.A and take care of your stupid girlfriend, or even you need to kiss her, rape her, or evrything that you can do with her, and leave this place, leave your fans, maybe who dying to see you right to with their face. Seriously Greyson, what did Olivia do to you, and change you in to a person who doesn’t have any heart? What did that bi—“ ucap August terpotong dengan tamparan keras di mukanya. August terdiam lalu menatap mata Greyson dengan penuh kedinginan.

“GREYSON!” teriak seseorang, August menoleh kebelakang dan melihat tante Lisa disana, mengahampiri August dan Greyson. August mengangkat tangannya, memberi tahu tante Lisa untuk tidak ikut campur.

“thank you” ucap August langsung ke mata Greyson, August mungkin sudah tidak peduli dengan air mata sudah menggenang  di matanya.

“thank you, to remind me how hurt it is, when your idol, can’t see you, just because his girlfriend sick. Or maybe they’ll hurt more than this slap. Thank you” ucap August, tersenyum lalu berputar, dan meninggalkan Greyson, berbicara ke tante Lisa.

            Greyson terdiam, setelah tamparan itu, melihat tangisan August disebabkan oleh dirinya membuat Greyson dihantam kaca tajam, sekarang Greyson melihat senyuman August yang sedang dihadapan ibunya sendiri, Ibunya memegang pipi August yang bekas dia tampar. Greyson terdiam, lalu berbalik, sudah. Greyson tidak peduli lagi dengan urusan wanita Indonesia itu, sudah, ini sudah selesai.

***

No comments:

Post a Comment